Paham Alur Jurnal PPh Pasal 23 Jadi Gampang! Coba Deh Simulasinya

Table of Contents
Penjurnalan Transaksi PPh Pasal 23 di Laporan Keuangan

Nyatet transaksi PPh Pasal 23 itu dilakuin pas pendapatan perusahaan dipotong PPh Pasal 23 sama klien, dan pas perusahaan motong pendapatan dari yang nyediain jasa.

Temen saya, yang lagi ngerjain laporan keuangan tahunan sebuah perusahaan, nanya ke saya soal PPh Pasal 23.

Yang dia tanyain itu bukan tarifnya atau gimana cara motongnya, tapi gimana cara munculin dan ngeluarinnya di laporan keuangan.

Pertanyaannya simpel banget sih, tapi kenyataannya emang masih banyak yang bingung soal ini.

Sekilas Tentang PPh Pasal 23

PPh Pasal 23 itu pajak buat penghasilan yang diterima wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, yang asalnya dari modal, ngasih jasa, atau kegiatan lain selain yang udah dipotong PPh Pasal 21.

Sifat PPh Pasal 23 itu motong, jadi pihak pembeli atau yang ngasih penghasilan itu motong dan ngelaporin PPh Pasal 23 buat pendapatan yang diterima sama penjual atau yang nerima penghasilan.

Balik lagi ke topik utama, gimana sih cara nyatet transaksi yang ada PPh Pasal 23 nya, atau gimana cara munculin dan ngeluarinnya di laporan keuangan?

Di tulisan ini, saya mau coba jelasin pakai contoh kasus yang kejadian di perusahaan temen saya, di mana perusahaannya itu jadi yang motong sekaligus yang dipotong PPh Pasal 23 ini.

Penjurnalan Transaksi PPh Pasal 23

Biar kebayang proses nyatet PPh Pasal 23 nya, kamu bisa lihat di studi kasus yang ada perusahaan yang motong dan dipotong PPh Pasal 23. Transaksi-transaksi yang kejadian itu kayak gini:

5 Oktober 2019

PT. XYZ yang geraknya di bidang event organizer ngirimin tagihan ke PT. ABC buat jasa yang udah selesai dikerjain sebesar 500 juta.

Jurnal PT. XYZ
Akun Debit Kredit
Piutang Usaha 550.000.000
Penjualan 500.000.000
PPN 50.000.000
Jurnal PT. ABC
Akun Debit Kredit
Pembelian 500.000.000
PPN 50.000.000
Utang Usaha 550.000.000

5 November 2019

PT. XYZ nerima pembayaran penuh dari PT ABC sebesar 540 juta plus bukti potong PPh Pasal 23 sebesar 2%.

Jurnal PT. XYZ
Akun Debit Kredit
Bank 540.000.000
PPh 23 10.000.000
Piutang Usaha 550.000.000
Jurnal PT. ABC
Akun Debit Kredit
Utang Usaha 550.000.000
PPh 23 10.000.000
Bank 540.000.000

Coba perhatiin deh jurnal-jurnal di atas pas PPh Pasal 23 muncul di laporan masing-masing perusahaan.

Buat PT. XYZ, PPh Pasal 23 itu pajak dibayar di muka yang bakal dicatet di neraca bagian aset. Nah, buat PT. ABC, PPh Pasal 23 itu utang pajak yang bakal dicatet di neraca bagian kewajiban dan harus disetor paling lambat tanggal 10 bulan depannya.

5 Desember 2019

PT. XYZ nggak bikin jurnal apa-apa soal PPh Pasal 23.

Sedangkan PT. ABC bakal ngejurnal:

Akun Debit Kredit
Utang PPh 23 10.000.000
Bank 10.000.000

Pas tanggal 5 Desember 2019, utang PPh Pasal 23 udah nggak ada lagi di neraca PT. ABC karena udah disetor. Tapi di PT. XYZ, PPh Pasal 23 dibayar di muka masih ada di sisi aset dan baru bakal jadi nol di akhir tahun pas dikreditin sama PPh badan.

31 Desember 2019

Di akhir tahun, anggap aja PPh badan PT. XYZ itu Rp 100 juta dan pajak dibayar di mukanya cuma ada PPh Pasal 23 Rp 10 juta dari transaksi sama PT. ABC tadi, nah jurnal PT. XYZ di akhir tahun jadinya gini:

Akun Debit Kredit
PPh Badan 100.000.000
PPh 23 10.000.000
PPh 29 90.000.000

Dari jurnal ini, PPh Pasal 23 dibayar di muka PT. XYZ udah jadi nol karena dipakai buat ngurangin PPh badan perusahaan di tahun 2019. Jadi, pajak yang harus dibayar di tahun itu jadi berkurang dari 100 juta jadi 90 juta.

Ikuti Jejak Jurnal PPh 23: Simulasi Interaktif!

Gimana? Udah mulai kebayang kan alur penjurnalan PPh Pasal 23 dari contoh kasus PT. XYZ dan PT. ABC yang udah kita bahas panjang lebar tadi? Biar makin mantap pemahamanmu dan nggak ada yang kelewat, gimana kalau kita coba 'telusuri ulang' jejak jurnalnya satu per satu dengan cara yang lebih interaktif?

Di bawah ini, kamu bisa pilih mau lihat dari sudut pandang PT. XYZ (sebagai pihak yang pendapatannya dipotong PPh Pasal 23) atau dari sudut pandang PT. ABC (sebagai pihak yang memotong PPh Pasal 23). Nanti, kita bakal 'jalan bareng' ngeliat tiap langkah transaksi dan jurnal yang mereka buat, persis kayak di contoh kasus. Siap buat ngulang pelajarannya dengan gaya yang lebih fokus?

Mau Lihat Jurnal dari Sisi Siapa?

Pilih peran perusahaan yang mau kamu ikuti alur jurnal PPh Pasal 23-nya:

Penutup

Walaupun praktiknya nggak sesimpel hitungan di atas, tapi ya gitu deh pergerakan PPh 23 atau pajak-pajak dibayar di muka lainnya di laporan keuangan. Cuma mampir di neraca sebagai pajak dibayar di muka atau sebagai utang pajak.

Ngertiin dan nyatet transaksi PPh Pasal 23 dengan bener itu penting banget buat jaga laporan keuangan tetep akurat. Di tulisan ini, saya udah ngasih gambaran soal PPh Pasal 23, ngejelasin proses nyatetnya pakai studi kasus, dan nunjukkin perlakuan buat PPh Pasal 23 di laporan keuangan.

Tapi, penting banget buat konsultasi sama ahlinya dan terus ikutin perkembangan aturan pajak biar nggak salah dan laporannya bener soal transaksi PPh Pasal 23 ini. Dengan gitu, perusahaanmu bisa jadi lebih transparan dan tepercaya soal keuangannya, sambil tetep nurut sama kewajiban pajaknya.

Segitu dulu ya tulisan saya soal nyatet transaksi PPh Pasal 23 di laporan keuangan.

Ardya
Ardya Accountant. Financial Consultant. Blogger
Ad
📚 This Week's Must-Reads! Cekidot, Guys! 📚

Advertisement

Advertisement

Promosi

🧠 Buka Rahasia Uang di The Psychology of Money!

Kaya bukan soal pintar, tapi soal perilaku. Buku fenomenal ini bongkar cara berpikir orang sukses soal uang—dan bisa jadi game-changer hidupmu.
Eksklusif dari Gramedia Official Store!