Cara Gampang Bikin Laporan Neraca di Excel (Plus Tes Paham Akun!)
Neraca itu laporan yang ngasih tahu posisi aset, kewajiban, sama ekuitas perusahaan.
Di tulisan sebelumnya, saya udah nulis soal cara nyiapin laporan laba rugi pakai Microsoft Excel. Nah, di tulisan ini saya mau jelasin gimana caranya nyiapin laporan neraca atau balance sheet pakai Microsoft Excel.
Pertama-tama, biar ingatan kamu seger lagi soal neraca, saya mau jelasin dikit nih soal laporan neraca perusahaan.
Kayak yang udah saya singgung di awal tulisan, neraca itu laporan keuangan yang ngasih info soal aset, kewajiban, sama ekuitas perusahaan di satu periode.
Aset, mau yang kelihatan atau nggak kelihatan, kewajiban, sama ekuitas, itu punya nilai yang diukur pakai nilai moneter, bisa rupiah, dolar, atau mata uang lain, tergantung kebutuhan yang pakai info keuangan itu.
Format Umum Laporan Neraca
Neraca itu biasanya disajiin dalam dua bentuk.
Bentuk pertama neraca itu bentuk staffel, di mana asetnya ditaruh di sisi kiri, terus kewajiban & ekuitasnya di sisi kanan.
Terus, bentuk kedua neraca itu bentuk skontro, di mana akun-akun neracanya disusun ke bawah, urutannya paling atas itu aset, terus diikutin sama kewajiban, dan ekuitas di bagian paling bawah.
Di tulisan ini saya bakal nyajiin neraca dalam bentuk skontro.
![]() |
Gambar 1 |
Gambar 1 ini ngasih liat posisi keuangan PT XYZ di akhir tahun 2019 dan 2018.
Aset dikelompokin di bagian atas neraca, terus diikutin sama kewajiban dan ekuitas di bawahnya. Total aset itu harus sama dengan total kewajiban ditambah ekuitas.
Pas bikin laporan neraca, kamu butuh beberapa angka dari laporan laba rugi. Makanya, saya bakal nampilin laporan laba rugi dari tulisan sebelumnya yang judulnya "Menyiapkan Laporan Laba Rugi dengan Excel 2016".
![]() |
Gambar 2 |
Neraca Bagian Aset
Aset itu sendiri, umumnya, dibagi jadi dua: aset lancar sama aset tetap. Dasar nge-grup-innya di neraca itu tingkat likuiditas dari aset-aset itu.
Aset Lancar
Di neraca, aset yang bisa masuk kategori aset lancar itu kas sama surat-surat berharga.
Di sini, yang dimaksud kas itu duit tunai yang dipegang perusahaan atau duit perusahaan yang disimpen di bank. Sedangkan surat-surat berharga itu sertifikat saham atau surat utang yang dikeluarin sama pemerintah, perusahaan, atau lembaga keuangan.
Di akuntansi sendiri, chart of account (COA) buat kas sama surat-surat berharga itu biasanya dijadiin satu jadi kas dan setara kas.
Setelah kas dan setara kas, biasanya akun piutang usaha.
Piutang usaha itu tagihan perusahaan ke pelanggannya gara-gara penjualan kredit. Pas pelanggan nggak bayar piutang usaha lebih dari waktu tertentu, piutang itu bakal dikoreksi jadi piutang tak tertagih (bad debt).
Jadi, nilai akun piutang usaha itu selisih antara piutang usaha sama cadangan penghapusan piutang.
Akun selanjutnya itu persediaan. Persediaan, cuma ada di perusahaan dagang sama manufaktur.
Aset Tetap
Aset tetap itu aset perusahaan, mau yang kelihatan atau nggak, yang umurnya lebih dari setahun dan nggak bisa cepet diubah jadi duit.
Yang termasuk aset tetap berwujud itu tanah, bangunan, peralatan, furnitur, sama kendaraan. Sedangkan aset tetap nggak berwujud itu paten, merk dagang, sama goodwill.
Aset tetap berwujud ini disajiin di neraca sesuai nilai perolehannya di cell D14:E16 (lihat gambar 1).
Buat aset tetap tidak berwujud, nggak saya masukin di contoh neraca ini. Tapi, aset tetap nggak berwujud ini kenyataannya bakal banyak kamu temuin di perusahaan teknologi atau di bisnis startup yang lagi banyak banget sekarang.
Akumulasi penyusutan aset tetap buat tahun 2019 dan 2018 dimasukin di cell D17 dan E17.
Perlu kamu tahu nih, akumulasi penyusutan tahun 2019 itu jumlah dari akumulasi penyusutan tahun 2018 (dari neraca) ditambah beban penyusutan tahun 2019 (dari laba rugi). Jadi, buat nentuin akumulasi penyusutan 2019 di cell D17, kamu perlu masukin formula ini: =E17+'laba rugi'!B10. Di rumus ini ada nama 'laba rugi', soalnya laporan laba rugi saya taruh di sheet 'laba rugi', jadi kamu nggak usah bingung ya.
Jadi, nilai total aset tetap itu total dari tiga aset tetap di neraca dikurang akumulasi penyusutan, yang di contoh ini diitung pakai formula =sum(D14:D16)-D17 di cell D18.
Buat total aset lancar sendiri diitung dengan jumlahin semua akun-akunnya tanpa ada penyusutan, jadi di cell D12 dimasukin formula =sum(D8:D11).
Total aset itu total aset lancar ditambah total aset tetap, yang diitung di cell D19 pakai formula =D12+D18.
Neraca Bagian Kewajiban
Kewajiban itu disajiin di neraca urutannya sesuai kapan jatuh temponya. Artinya, kewajiban lancar disajiin duluan, di atas kewajiban jangka panjang.
Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar itu total utang perusahaan yang jatuh temponya kurang dari setahun. Kewajiban lancar biasanya isinya utang usaha, utang bank, sama utang lain-lain yang muncul gara-gara pencatatan akrual.
Utang usaha atau utang dagang itu utang perusahaan ke pemasok soal pembelian barang atau jasa secara kredit. Terus utang bank itu utang perusahaan ke bank, biasanya buat kebutuhan modal kerja (working capital). Dan yang terakhir utang lain-lain, kayak utang gaji, utang bunga, atau utang pajak.
Nilai dari kewajiban lancar dimasukin di cell D25 pakai formula ini: =sum(D22:D24).
Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang itu total utang perusahaan yang jangka waktu jatuh temponya lebih dari setahun.
Utang ini biasanya isinya utang yang didapet dari nerbitin obligasi atau utang ke bank jenis kredit investasi yang pakai agunan, yang jangka waktu jatuh temponya bisa sampai lima tahun atau lebih.
Nilai dari kewajiban jangka panjang dimasukin di cell D26.
Total kewajiban itu kewajiban jangka pendek ditambah kewajiban jangka panjang dan dimasukin di cell D27 pakai formula ini: =D25+D26
Neraca Bagian Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas pemegang saham itu nunjukkin klaim yang dipunya sama pemegang saham ke perusahaan. Di contoh neraca di atas, ekuitas itu isinya saham preferen, saham biasa, paid in capital in excess of par value, sama laba ditahan.
Saham preferen itu saham yang punya karakteristik kayak surat utang dan punya prioritas dibanding saham biasa soal pembayaran dividen.
Saham biasa itu nunjukkin kepemilikan pemilik ke perusahaan. Jumlah dividen yang dibayar atau porsi laba bersih yang bisa dibagiin sebagai dividen ke pemegang saham, tergantung hasil rapat umum pemegang saham (RUPS).
Paid in capital in excess of par itu kelebihan duit yang diterima perusahaan dari jualan saham biasa, atau gampangnya saham dijual lebih mahal dari nilai par-nya. Di contoh neraca di atas, harga sahamnya 10 ribu per lembar, jadi nilai total semua saham yang jumlahnya 100 ribu lembar itu 1 miliar (10 ribu x 100 ribu lembar). Nah, karena pas dijual, sahamnya laku 2 miliar, jadi kelebihan 1 miliar itu dicatet di paid in capital in excess of par.
Terus yang terakhir itu laba ditahan. Pas perusahaan punya laba bersih, laba itu bakal dibagiin ke pemilik dalam bentuk dividen sama laba ditahan. Laba ditahan di neraca itu akumulasi laba ditahan sejak awal perusahaan berdiri. Perusahaan banyak pakai laba ditahan buat jaga likuiditas, bayar utang, atau buat ekspansi. Pas perusahaan rugi, kerugian itu bakal ngurangin laba ditahan di neraca dan bisa aja bikin laba ditahan negatif. Buat ngitung laba ditahan di cell D32, kamu perlu masukin formula ini: =E32+'laba rugi'!B23.
Total ekuitas pemilik diitung dengan masukin formula =sum(D29:D32) di cell D33.
Menguji Neraca
Inget ya, neraca itu baru bisa dibilang bener kalau jumlah total asetnya seimbang sama total kewajiban dan ekuitas.
ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS
Artinya nilai di cell D19 harus sama dengan D34. Ada dua cara buat ngeceknya. Yang pertama, masukin =D19-D34 di cell D35, selisihnya harus nol. Kalau nggak nol, berarti ada yang salah karena neracanya nggak seimbang. Terus cara kedua itu pakai rumus if, value-nya terserah kamu, tapi di contoh ini, saya pakai true sama false. Kalau hasilnya true, berarti neracanya udah bener, begitu juga sebaliknya. Formula yang perlu dimasukin di kolom D35 itu =IF(ABS(D19-D34)<1,"TRUE","FALSE").
Buat kamu yang belajarnya lebih enak pakai gambar, neraca di bawah ini bisa bantu kamu ngertiin formula yang dipakai di tiap cell-nya.
![]() |
Gambar 3 |
Tes Pemahaman Neraca: Akun Ini Masuk Mana Ya?
Oke, sekarang kamu udah lihat kan contoh Laporan Neraca PT XYZ tadi dan tahu secara umum isinya apa aja. Nah, biar ilmunya makin lengket di otak dan proses belajarnya makin asyik, gimana kalau kita main tebak-tebakan kategori akun sebentar?
Di bawah ini ada 'game' interaktif simpel. Tugasmu adalah memasangkan beberapa akun yang sering muncul di Neraca ke dalam kelompoknya yang tepat: apakah itu Aset Lancar, Aset Tetap, Kewajiban Lancar, Kewajiban Jangka Panjang, atau Ekuitas Pemegang Saham. Nggak perlu ngitung-ngitung, cuma nunjukkin pemahamanmu aja. Yuk, langsung cobain!
Tantangan Klasifikasi Akun Neraca!
Pilih satu akun dari daftar di bawah, lalu klik kelompok neraca yang menurutmu paling pas buat akun tersebut.
Pilih Akun:
Penutup
Walaupun software akuntansi kayak Jurnal atau Accurate, atau bahkan Excel yang rumusnya udah nyambung antar-sheet, bisa nge-generate laporan keuangan otomatis, tapi, ada kalanya kamu nemuin kejadian yang maksa kamu buat bikin laporan laba rugi dan neraca dengan cara manual kayak gini ;).
Selain itu, buat kamu yang lagi belajar soal laba rugi dan neraca, ini salah satu cara paling bagus buat ngerti formatnya sama hubungan antar akun di neraca.
Segitu dulu ya penjelasan dari saya soal cara nyiapin laporan neraca pakai Microsoft Excel. Di tulisan selanjutnya soal Excel, saya bakal jelasin cara nyusun laporan arus kas.
Stay safe and stay healthy. Take care!