Klasifikasi Perusahaan Berdasarkan Bentuk dan Operasi Bisnisnya
Nge-grup-in perusahaan berdasarkan bentuk sama operasi bisnisnya itu penting banget buat dimengerti sama para akuntan.
Ini nggak lebay lho, soalnya laporan keuangan buat masing-masing bentuk atau operasi bisnis itu beda banget, baik dari akun-akun yang dipakai sampai komponen-komponen yang nentuin laba.
Jadi, pas akuntan ngerti ini, info keuangan yang dikasih ke pihak-pihak yang butuh, mau itu soal kinerja atau status perusahaan, bakal berguna dan bisa diandelin.
Klasifikasi Perusahaan Berdasarkan Bentuknya
Dasarnya sih, bisnis itu ada buat nyediain barang atau jasa ke pelanggannya, ngeluarin biaya, sama nanggung risiko pas ngelakuin itu.
Sebagai gantinya, konsumen ngasih bayaran, bisa tunai atau janji bayar nanti.
Akuntan itu tanggung jawabnya nyatet transaksi keuangan itu.

Bentuk perusahaan itu sendiri nggak semuanya sama. Paling nggak, ada tiga bentuk yang sering ditemuin di contoh kasus di textbooks akuntansi.
Tiga bentuk itu adalah perusahaan perseorangan, kemitraan, dan korporasi.
Perusahaan Perseorangan: Kenalan Sama Bentuk Bisnis yang Dipunya Satu Orang
Sesuai namanya, perusahaan perseorangan (sole proprietorship) itu perusahaan yang dipunya sama satu orang aja.
Kalau cara kerjanya sih, perusahaan perseorangan sama aja kayak bentuk perusahaan lain. Perusahaan ini dapet aset sama jasa dari pihak lain buat diubah jadi produk ataupun layanan buat konsumen.
Di perusahaan perseorangan, tanggung jawab sama kewajibannya itu nggak kepisah dari yang punya. Artinya, pemiliknya tanggung jawab penuh buat semua risiko yang nyangkut bisnisnya, termasuk utang dan kewajiban-kewajiban lainnya.
Perusahaan Kemitraan: Bisnis Bareng, Tanggung Jawab Bareng
Perusahaan kemitraan itu perusahaan yang dipunya sama dua orang atau lebih.
Sama kayak perusahaan perseorangan, aktivitas bisnisnya itu ngubah aset-aset sama layanan-layanan dari pemasok jadi produk atau jasa buat konsumen akhir.
Soal tanggung jawab bisnis juga, perusahaan kemitraan sama aja kayak perusahaan perseorangan. Para mitra, secara pribadi, tanggung jawab buat semua utang dan kewajiban yang ada.
Tapi, seberapa gede tanggung jawab masing-masing mitra, terus juga bagi hasil atau kerjaannya gimana, semuanya diatur di dokumen hukum yang namanya perjanjian kemitraan.
Korporasi: Bentuk Perusahaan dengan Tanggung Jawab Kepisah
Korporasi itu bentuk perusahaan yang paling beda dibanding bentuk-bentuk lain kayak perusahaan perseorangan atau kemitraan.
Di perusahaan yang bentuknya korporasi, tanggung jawab keuangan sama hukumnya itu kepisah dari yang punya.
Artinya, pemilik nggak tanggung jawab secara hukum buat semua utang atau kewajiban korporasi.
Kalau soal cari untung, korporasi bisa jadi perusahaan yang cari laba atau yang nirlaba. Porsi kepemilikan atau bagi hasil ke pemilik ditentuin sama banyaknya saham biasa (common stock) yang dipunya masing-masing pemilik.
Klasifikasi Perusahaan Berdasarkan Operasi Bisnisnya
Setelah tadi saya jelasin nge-grup-in perusahaan berdasarkan bentuknya, sekarang saya mau jelasin nge-grup-in perusahaan berdasarkan operasi bisnisnya.
Berdasarkan operasi bisnisnya, perusahaan itu dibagi jadi perusahaan jasa, perusahaan dagang, sama perusahaan manufaktur.
Ngertiin ini penting banget soalnya tiap kategori butuh akun yang beda-beda.
Perusahaan jasa contohnya. Perusahaan ini nggak punya persediaan barang dagang kayak perusahaan dagang.
Begitu juga perusahaan dagang, nggak punya akun-akun barang mentah, barang setengah jadi, sama barang jadi kayak di perusahaan manufaktur.
Perusahaan Jasa: Nyediain Layanan buat Pelanggan
Perusahaan jasa (service company) itu perusahaan yang kerjaan utamanya jual layanan ke pelanggannya.
Beberapa contoh perusahaan jasa itu firma hukum, firma akuntansi, firma audit, firma teknik, dan bisnis-bisnis sejenis lainnya.
Ciri khas perusahaan jasa yang bedain sama perusahaan lain itu ya nggak adanya persediaan yang mau dijual ke pelanggannya.
Tapi ya pastinya, perusahaan-perusahaan jasa ini punya beberapa aset tetap buat dukung kegiatan bisnisnya.
Aset utama perusahaan jasa itu ya sumber daya manusia (SDM) yang bisa ngasih layanan ke klien-nya.
Perusahaan Dagang: Beli, Jual, dan Distribusiin
Perusahaan dagang (merchandising company) itu perusahaan yang kegiatan utamanya beli produk jadi dari pemasoknya terus dijual lagi ke pelanggannya dengan harga lebih tinggi.
Contoh perusahaan dagang itu perusahaan-perusahaan ritel kayak Alfamart, Indomaret, sama Super Indo.
Perusahaan-perusahaan itu punya persediaan yang dicatetnya di neraca bagian aset lancar seharga perolehannya.
Nantinya, nilai perolehan persediaan yang udah kejual itu bakal diakuin perusahaan sebagai harga pokok penjualan di laporan laba rugi.

Perusahaan Manufaktur: Bikin Produk dari Nol
Perusahaan manufaktur (manufacturing company) kegiatan utamanya itu beli bahan mentah, bayar tenaga kerja langsung, sama biaya overhead buat diubah jadi barang jadi yang siap dijual.
Kalau sistem akuntansinya, perusahaan manufaktur itu jauh lebih ribet dibanding perusahaan jasa sama perusahaan dagang.
Kenapa gitu?
Jadi, perlu kamu tahu ya, dalam proses produksi itu perusahaan butuh waktu buat ngolah barang mentah jadi barang jadi.
Itu pastinya bikin perusahaan manufaktur harus ngitung nilai tiap persediaannya pas masih jadi bahan mentah, barang setengah jadi, sampai jadi barang jadi.
Ini pastinya nggak ditemuin di perusahaan dagang yang langsung nyantumin nilai perolehan persediaan yang dapet dari pemasoknya.
Perusahaan Keuangan: Layanan Finansial dan Investasi
Secara teknis sih, perusahaan yang gerak di bidang keuangan (financial company) itu ya perusahaan jasa yang pastinya nyediain layanan keuangan, bisa bentuknya simpanan atau pinjaman.
Tapi, di tulisan ini, saya kelompokin dia kepisah dari perusahaan jasa biasa. Soalnya kegiatan mereka unik, yaitu layanan yang nyangkut produk berwujud (uang).
Contoh perusahaan layanan keuangan yang umum itu bank, leasing, sampai perusahaan-perusahaan asuransi.
Penutup
Kayak yang udah saya singgung di awal tulisan, ngertiin nge-grup-in perusahaan, mau itu berdasarkan bentuknya atau operasi bisnisnya, itu penting banget.
Akuntan yang nggak ngerti hal itu bisa bikin kesalahan fatal lho, bahkan pas tahap awal nyusun laporan keuangan kayak pas bikin chart of accounts (COA).
Bayangin deh pas akuntan bikin COA buat perusahaan dagang tapi pakai template punya dia yang harusnya buat perusahaan jasa. Pasti ini bakal bikin kacau karena nggak ada akun yang bisa dipakai buat nyatet nilai persediaan.
Begitu juga pas akuntan nyusun laporan keuangan korporasi tapi pendekatannya kayak perusahaan perseorangan. Bisa jadi, nantinya akuntan itu malah ngumpulin laba rugi di akun modal, bukannya di akun laba ditahan.
Jadi, sekarang udah jelas kan kalau ngertiin pengelompokan perusahaan itu penting banget buat nyusun laporan keuangan yang bisa diandelin dan berguna.