3 Kesalahan Umum dalam Menginterpretasi ROE

Return on Equity (ROE) itu rasio penting buat nilai kinerja keuangan sebuah perusahaan.
ROE ini nunjukkin seberapa besar sih 'balik modal' yang dihasilin perusahaan berdasarkan duit pemegang saham. Tapi, banyak lho yang salah ngartiin ROE, dan ini bisa bikin keputusan investasinya jadi keliru.
Di tulisan ini, saya mau bahas tiga kesalahan umum pas ngartiin ROE buat ngambil keputusan investasi.
1. Nggak Ngebandingin sama Industri/ Kompetitor
Kesalahan pertama itu, fokus ke angka ROE perusahaan aja tanpa ngebandingin sama ROE perusahaan lain yang sejenis atau saingannya di industri yang sama.
Angka ROE yang tinggi mungkin kelihatan keren, tapi kalau ROE rata-rata industrinya lebih tinggi, ya ROE perusahaan itu jadi nggak spesial-spesial amat. Sebaliknya, ROE yang rendah bisa aja bagus kalau ternyata lebih tinggi dibanding saingannya di industri yang sama.
Contoh Perbandingan ROE dengan Industri:
Perusahaan | ROE (%) | ROE Industri (%) | Kesimpulan |
---|---|---|---|
Perusahaan A | 25 | 20 | ROE di atas rata-rata industri, menarik. |
Perusahaan B | 18 | 20 | ROE di bawah rata-rata industri, perlu dianalisis lagi. |
Perusahaan C | 15 | 10 | ROE di atas rata-rata industri, bagus. |
Selalu bandingin ROE perusahaan sama rata-rata industrinya ya, biar evaluasinya lebih pas.
2. Nggak Peduli sama Struktur Modal
Kesalahan kedua, lihat angka ROE tapi nggak ngeliat struktur modal perusahaan.
Struktur modal itu ngaruh banget lho ke ROE. Contohnya, perusahaan yang utangnya banyak mungkin ROE-nya tinggi, soalnya utang itu nambahin aset buat ngasilin pendapatan. Tapi, utang banyak juga risikonya lebih tinggi karena harus bayar bunga.
Soal ini, saya udah pernah jelasin di tulisan tentang faktor-faktor yang ngaruh ke nilai ROE pakai analisis Dupont.
Contoh Pengaruh Struktur Modal pada ROE:
Perusahaan | Struktur Modal | ROE (%) | Kesimpulan |
---|---|---|---|
Perusahaan X | Utang Tinggi, Ekuitas Kecil | 25 | ROE tinggi karena leverage, tapi risikonya tinggi juga. |
Perusahaan Y | Mayoritas Ekuitas | 10 | ROE lebih rendah, tapi risiko lebih kecil dan stabil. |
Perusahaan Z | Utang Sedang, Ekuitas Menengah | 18 | ROE menengah, risiko seimbang sama pertumbuhan. |
Kamu perlu ngerti gimana struktur modal ngaruh ke ROE sama risiko investasi.
3. Nggak Ngeliat Tren ROE dari Waktu ke Waktu
Kesalahan ketiga, cuma ngeliat angka ROE sekarang aja tanpa merhatiin perubahannya dari waktu ke waktu.
ROE tinggi setahun ini mungkin kelihatan bagus, tapi kalau ROE-nya turun dari tahun lalu, kamu perlu cari tahu kenapa bisa turun.
Lihat deh tren ROE selama beberapa tahun biar ngerti seberapa konsisten kinerja perusahaan itu.
Contoh Analisis Tren ROE:

ROE PT XYZ itu naik turunnya lumayan jauh, sementara rata-rata industrinya lebih stabil. Perlu dianalisis lagi nih buat ngerti kenapa bisa naik turun gitu.
Perusahaan | ROE (%) | Keterangan |
---|---|---|
PT XYZ | 19, 16, 12, 18.5, 16.5 | Fluktuatif, perlu analisis lebih lanjut |
Industri Rata-rata | 16, 17, 14, 17, 17 | Stabil dengan fluktuasi yang wajar |
Kesimpulan
ROE itu indikator penting buat analisis keuangan perusahaan. Tapi, biar keputusan investasimu lebih oke, hindarin deh kesalahan-kesalahan pas ngartiin ROE.
Bandingin ROE sama industri atau saingan, pahamin struktur modal perusahaan, dan perhatiin juga tren sama perubahannya. Dengan gitu, ROE bisa jadi alat yang berguna buat ngebantu kamu capai tujuan investasimu.