Akuntansi atas Obligasi yang Dipensiunkan Sebelum Jatuh Tempo
Obligasi itu bisa 'dipensiunin' sama yang nerbitin sebelum jatuh tempo. Salah satu syaratnya, perusahaan yang nerbitin itu harus nyantumin hal itu di kontrak obligasinya (bond indenture).
Intinya sih, di kontrak obligasi itu ada aturan yang bilang kalau perusahaan yang nerbitin obligasi boleh bayar utang pokok obligasi sebelum jatuh tempo, di harga tertentu.
Sebelum baca lebih jauh, kamu perlu ngerti dulu perlakuan akuntansi buat obligasi, mulai dari pas nerbitin, amortisasi, sampai ngakuin beban bunga obligasinya.
Memahami Akuntansi Obligasi yang 'Dipensiunin' Sebelum Jatuh Tempo
Pas nyatet obligasi yang 'dipensiunin' sebelum jatuh tempo, kamu perlu nentuin ada untung (gain) atau rugi (loss) nggak dari transaksi ini.
Kalau perusahaan yang nerbitin bayarnya lebih mahal dari nilai bukunya, nah selisihnya itu diakuin perusahaan sebagai rugi.
Sebaliknya, kalau perusahaan bayarnya lebih murah dari nilai bukunya, selisihnya itu diakuin sebagai untung.
Nilai buku obligasi itu maksudnya nilai utang obligasi dikurang disagio (discount) yang belum diamortisasi, atau nilai utang obligasi ditambah agio (premium) yang belum diamortisasi.
Perusahaan perlu bikin entri jurnal buat nilai utang obligasi yang 'dipensiunin', agio atau disagionya, duit kas yang dibayar buat 'pensiun'-in, plus untung atau ruginya juga.
Pencatatan 'Pensiun' Obligasi Premium Sebelum Jatuh Tempo
Tanggal 1 Januari 2022 PT XYZ nerbitin obligasi nilainya 1 miliar, jangka waktunya 10 tahun, harganya 105. Setelah 5 tahun PT XYZ 'pensiunin' obligasi itu di harga 107.
Soal harga obligasi nih, kalau obligasi dijual di harga 100, artinya obligasi itu dijual pas sama harga pokoknya. Sedangkan kalau di atas 100, berarti obligasi dijual premium atau di atas nilai wajar obligasi itu, begitu juga sebaliknya kalau di bawah 100.
Sekarang, di tahun ke-5, posisi akun utang obligasi sama premium obligasi yang diamortisasi pakai metode garis lurus itu kayak gini:
Jadi, nilai buku obligasinya itu 1,025 miliar (nilai pokok obligasi 1 miliar + nilai premium obligasi sekarang 25 juta). Terus, karena harga buat 'pensiun'-in obligasinya itu 1,07 miliar (1,07 x 1 miliar), selisihnya yang 45 juta itu jadi rugi.
Entri jurnal buat 'pensiun'-in obligasi itu kayak gini:
Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Utang Obligasi | 1 miliar | |
Agio / Premium Obligasi | 25 juta | |
Kerugian dari Pemensiunan Obligasi | 45 juta | |
Kas | 1,07 miliar |
Pencatatan 'Pensiun' Obligasi Diskon Sebelum Jatuh Tempo
Tanggal 1 Januari 2022 PT XYZ nerbitin obligasi nilainya 500 juta, jangka waktunya 5 tahun, harganya 95. Di tahun ke-3 obligasi itu 'dipensiunin' di harga 93.
Anggap juga, kali ini ada biaya yang keluar pas nerbitin obligasi itu, nilainya 5 juta. Biaya penerbitan ini juga diamortisasi sama perusahaan. Pas 'dipensiunin', sisanya yang belum diamortisasi perlu dihapus buku.
Efek dari ngehapus biaya penerbitan obligasi itu, kalau pas 'pensiun'-in ada rugi, ruginya jadi makin gede. Kalau ada untung, untungnya jadi berkurang.
Posisi akun utang obligasi PT XYZ sama diskon dan biaya penerbitannya yang diamortisasi pakai metode garis lurus itu gini nih:
Jadi, di tahun ke-3, nilai buku obligasi PT XYZ itu 490 juta, yaitu nilai pokok obligasi 500 juta dikurang diskon obligasi yang belum diamortisasi 10 juta.
Harga buat 'pensiun'-in obligasi itu 0,93 x 500 juta, yaitu sama dengan 465 juta.
Nah, dari situ, ada selisih nilai buku obligasi sama harga 'pensiun'-nya sebesar 25 juta, yang diakuin PT XYZ sebagai untung dari 'pensiun'-in obligasi.
Tapi, karena ada biaya penerbitan obligasi yang belum diamortisasi nilainya 2 juta, PT XYZ perlu ngehapusnya dengan ngurangin nilai untung dari 'pensiun'-in obligasi itu. Jadi setelah dihapus, nilai untungnya jadi 23 juta (25 juta - 2 juta).
Entri jurnal buat transaksi itu kayak gini:
Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Utang Obligasi | 500 juta | |
Disagio / Diskon Obligasi | 10 juta | |
Biaya Penerbitan yang Belum Teramortisasi | 2 juta | |
Keuntungan dari Pemensiunan Obligasi | 23 juta | |
Kas | 465 juta |
Penutup
Akuntansi buat 'pensiun'-in obligasi sebelum jatuh tempo itu, intinya, perlu bikin nilai pokok obligasinya jadi nol dengan cara didebit, terus kas yang dibayar perusahaan buat lunasin itu dikredit.
Tapi, perlu kamu tahu ya, nggak semua obligasi itu diterbitin pas sama nilai nominalnya. Tergantung grade obligasinya sama kondisi makro kayak tingkat suku bunga atau inflasi, obligasi itu seringnya diterbitin di atas atau di bawah nilai pokoknya.
Kalau di atas nilai pokoknya, muncul premium / agio. Nah, kalau di bawah nilai pokoknya, muncul diskon / disagio obligasi. Mau itu premium atau diskon, perusahaan yang nerbitin perlu ngamortisasinya.
Nilai premium atau diskon yang belum diamortisasi pas obligasi 'dipensiunin' itu dihitung sebagai nilai buku obligasi buat nentuin untung atau rugi yang muncul dari 'pensiun'-in itu.
Terakhir, buat biaya yang ada hubungannya sama nerbitin obligasi yang belum diamortisasi, perusahaan yang nerbitin itu ngitungnya sebagai penambah rugi kalau 'pensiun'-in obligasinya rugi (loss), atau sebagai pengurang untung kalau 'pensiun'-in obligasinya untung (gain).
Segitu dulu ya tulisan saya soal akuntansi buat obligasi yang 'dipensiunin' sebelum jatuh tempo.
Stay safe and stay healthy. Take care!