Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Laba: Metrik Keuangan Overrated dalam Mengevaluasi Kinerja Perusahaan

Laba: Metrik Keuangan Overrated dalam Mengevaluasi Kinerja Perusahaan

Dalam dunia keuangan dan investasi, laba seringkali dianggap sebagai metrik paling signifikan untuk menentukan kesuksesan sebuah perusahaan. 

Namun, hanya mengandalkan laba sebagai tolak ukur keberhasilan bisa memberikan hasil yang menyesatkan, karena laba memberikan sudut pandang yang terbatas dan sering kali dimanipulasi.

Keterbatasan Laba Per Saham (EPS)

Laba per saham (EPS) adalah metrik yang paling umum digunakan untuk mengukur kinerja laba perusahaan dalam kaitannya dengan jumlah saham perusahaan yang beredar.

Metrik ini tampak memberikan gambaran yang kuat atas keseluruhan kinerja perusahaan, namun kenyataannya laba dapat dapat dengan mudah dimanipulasi melalui teknik akuntansi dan peristiwa yang tak berulang (pendapatan non-operasional).

Misalnya, perusahaan dapat melakukan pembelian kembali saham (stock buyback) untuk meningkatkan EPS-nya, atau mungkin saja perusahaan mengakui keuntungan dari penjualan anak perusahaan, yang menyebabkan peningkatan laba perusahaan, yang mana hal ini belum tentu berulang di masa depan.

Pentingnya Metrik Keuangan di Luar Laba

Meskipun laba itu penting, namun hal tersebut tak boleh menjadi satu-satunya fokus penilaian saat mengevaluasi kinerja dan kesehatan keuangan perusahaan.

Metrik lain seperti pertumbuhan pendapatan, arus kas, dan laba atas investasi (ROI) dapat memberikan sudut pandang yang lebih menyeluruh mengenai stabilitas dan keberlanjutan perusahaan. Tingkat utang, marjin operasi, dan marjin laba juga penting dalam menentukan stabilitas dan risiko keuangan perusahaan.

Selain Laba, Pertimbangkan Konteks dan Kondisi Pasar

Penting juga mempertimbangkan konteks atau periode di mana laba dilaporkan serta juga kondisi pasar secara keseluruhan. Hal ini tak lain karena perusahaan mungkin saja melaporkan laba yang mengesankan pada kuartal tertentu, namun belum tentu berlanjut dalam jangka panjang.

Di sisi lain, perusahaan mungkin saja melaporkan laba yang tak mengesankan, namun sedang melakukan investasi besar-besaran pada aset tetap. Hal ini, nantinya, akan menjamin keberlangsungan pertumbuhan perusahaan di masa depan.

Dengan demikian, intinya, laba perlu dipertimbangkan bersama metrik keuangan lainnya, serta konteks pasar secara keseluruhan.

Laba Tidak Selalu Mencerminkan Nilai Perusahaan

Laba tidak selalu mencerminkan nilai sebenarnya dari suatu perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan di bidang teknologi seringkali memiliki valuasi yang tinggi, meskipun memiliki laba yang rendah atau negatif. Ini karena perusahaan-perusahaan tersebut berinvestasi pada peluang pertumbuhan di masa depan yang membuahkan hasil dalam jangka panjang.

Dalam kasus tersebut, laba mungkin tidak secara akurat mencerminkan nilai perusahaan yang sebenarnya, sehingga metrik lainnya, seperti pertumbuhan pendapatan (sales) dan pangsa pasar, harus dipertimbangkan.

Manipulasi Laba dan Teknik Akuntansi Kreatif

Beberapa perusahaan, menggunakan teknik akuntansi kreatif, dapat memanipulasi labanya, sehingga memberikan kesan yang salah tentang kinerja keuangannya.

Misalnya, perusahaan dapat mengakui keuntungan dari peristiwa tak berulang (yang mana hal ini tidak menyalahi aturan sama sekali) seperti penjualan anak perusahaan atau aset tetap-nya, atau juga menggunakan teknik lainnya seperti pembelian kembali saham dalam rangka meningkatkan EPS-nya.

Praktik tersebut dapat menyebabkan keputusan investasi yang kurang akurat dan berbahaya bagi pasar secara keseluruhan.

Penutup

Laba jelas merupakan suatu metrik keuangan yang penting untuk dipertimbangkan saat mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan, namun demikian laba juga tak seharusnya menjadi satu-satunya fokus.

Investor dan analis harus mempertimbangkan berbagai metrik keuangan, termasuk pertumbuhan pendapatan, arus kas, dan ROI, untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih menyeluruh tentang kinerja dan kesehatan keuangan perusahaan.

Terkait arus kas sendiri, laba tak mencerminkan arus kas yang diterima oleh perusahaan. Perbedaan antara laba dan arus kas dapat terjadi karena akuntansi berbasis akrual.

Dengan pendekatan holistik serta pertimbangan konteks mengenai priode pelaporan laba dan juga kondisi pasar secara keseluruhan, keputusan yang tepat dapat dibuat dan efek berbahaya dari manipulasi laba dapat diminimalisir.

Ardya

Get in touch with me for accounting and financial discussion, training, and services: