Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Investasi pada Saham Preferen vs. Obligasi

Investasi pada Saham Preferen vs. Obligasi

Ketika kamu berpikir mengenai surat berharga perusahaan, ada dua pilihan yang populer di luar saham biasa, yaitu saham preferen dan obligasi. Keduanya dapat memberikan penghasilan tetap. Namun, penting untuk kamu ketahui perbedaan dan kesamaannya supaya kamu bisa membuat keputusan investasi yang bijaksana.

Pada tulisan ini, saya akan membahas mengenai saham preferen dan obligasi, serta membandingkan risikonya, cara kedua instrumen memberikan pengembalian, dan preferensi investor dalam memilih kedua instrumen tersebut. Dengan memahami hal-hal tersebut, kamu bisa menentukan mana yang lebih pas untuk kamu koleksi ke dalam portofoliomu.

Kesamaan antara Saham Preferen dan Obligasi

  • Keduanya menawarkan penghasilan tetap, memberikan potensi pembayaran pendapatan secara berkala.

  • Keduanya memiliki posisi prioritas dalam struktur perusahaan.

  • Harga kedua instrumen dipengaruhi oleh perubahan suku bunga.

Saham preferen dan obligasi memiliki beberapa kesamaan yang menarik bagi para investor.

Pertama-tama, baik saham preferen maupun obligasi menawarkan penghasilan tetap. Ini artinya, kamu bisa mendapatkan pendapatan secara teratur dari investasi. Saham preferen memberikan pembayaran dividen yang bisa kamu terima secara berkala, sementara obligasi memberikan pembayaran kupon yang tetap. Dengan memiliki instrumen investasi seperti ini, kamu bisa menghasilkan pendapatan pasif.

Selain itu, baik saham preferen maupun obligasi memiliki posisi prioritas dalam struktur perusahaan. Keduanya ditempatkan di posisi yang lebih diutamakan dibandingkan dengan saham biasa. Jadi, jika perusahaan mengalami masalah keuangan dan harus dijual, kamu memiliki klaim yang lebih tinggi atas aset perusahaan. Ini artinya, kamu memiliki peluang yang lebih baik untuk mendapatkan kembali uangmu jika sesuatu tak berjalan sesuai rencana.

Terakhir, perubahan suku bunga dapat memengaruhi harga kedua instrumen ini. Ketika suku bunga naik, harga saham preferen dan obligasi cenderung turun. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, harga keduanya cenderung naik. Ini penting untuk dipahami karena jika kamu ingin menjual investasimu di masa depan, kamu perlu memperhatikan perubahan suku bunga yang mungkin memengaruhi nilai investasimu.

Meskipun saham preferen dan obligasi memiliki beberapa kesamaan, keduanya juga memiliki perbedaan. Berikutnya, saya akan menjelaskan perbedaan-perbedaan tersebut agar kamu dapat memahami pilihan investasi yang lebih cocok untukmu.

Perbedaan antara Saham Preferen dan Obligasi

  • Saham preferen mewakili kepemilikan saham dalam perusahaan dan memiliki karakteristik mirip dengan saham biasa, sementara obligasi adalah instrumen utang.

  • Pemegang saham preferen biasanya tidak memiliki hak suara, sama dengan pemegang obligasi, namun dengan konteks yang berbeda.

  • Dalam situasi kebangkrutan atau likuidasi, obligasi memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan saham preferen.

  • Pembayaran pendapatan pada saham preferen dapat bervariasi, sementara obligasi biasanya menawarkan pembayaran kupon tetap.
Saham Preferen vs. Obligasi

Saham preferen dan obligasi memiliki fitur-fitur yang membedakan keduanya.

Saham preferen merupakan instrumen investasi yang memberikanmu kepemilikan dalam suatu perusahaan. Seolah-olah kamu memiliki sepotong kue dari perusahaan itu. Saham preferen memiliki karakteristik yang mirip dengan saham biasa, tetapi ada beberapa perbedaan penting. Di sisi lain, obligasi adalah seperti memberikan pinjaman kepada perusahaan atau pemerintah. Kamu menjadi pemberi pinjaman dan akan menerima pembayaran kupon dengan nilai tetap dari perusahaan yang menerbitkan obligasi.

Perbedaan penting antara saham preferen dan obligasi adalah hak suara yang dimiliki oleh pemegangnya. Saat kamu memiliki saham preferen, kamu biasanya tidak memiliki hak suara dalam keputusan-keputusan penting perusahaan. Kamu tidak dapat ikut serta dalam memilih kebijakan perusahaan atau mengambil keputusan strategis. Sebaliknya, pemegang obligasi juga tidak memiliki hak suara karena mereka berperan lebih seperti pemberi pinjaman daripada pemilik saham perusahaan.

Sebenarnya hal tersebut lebih merupakan kesamaan, namun dalam konteks yang berbeda. Dengan saham preferen, kamu lebih seperti seorang pemegang "sepotong kue" perusahaan, yang memberimu manfaat finansial tetapi tidak memberi kekuasaan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Sementara dalam obligasi, kamu berperan sebagai pemberi pinjaman yang memiliki hak atas pembayaran bunga dan pengembalian pokok, tetapi tidak memiliki kekuasaan dalam mengatur arah perusahaan.

Perbedaan penting lainnya adalah prioritas pembayaran ketika terjadi kebangkrutan atau likuidasi. Jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan harus dilikuidasi, pemegang obligasi akan memiliki prioritas pembayaran yang lebih tinggi daripada pemegang saham preferen. Artinya, pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran terlebih dahulu sebelum pemegang saham preferen. Ini memberikan jaminan bahwa kamu memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan kembali uangmu jika perusahaan mengalami masalah keuangan.

Selain itu, cara pembayaran pendapatan juga berbeda antara saham preferen dan obligasi. Saham preferen membayar dividen yang bisa berfluktuasi, tergantung pada jenis saham preferen yang diterbitkan, kebijakan perusahaan, dan kinerja keuangannya. Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham preferen dapat bervariasi seiring dengan perubahan laba perusahaan. Misalnya, jika perusahaan memperoleh laba yang baik, dividen yang diterima pemegang saham preferen mungkin meningkat. Namun, jika perusahaan menghadapi masa-masa sulit, dividen bisa turun atau bahkan tidak dibayarkan. Di sisi lain, obligasi menawarkan pembayaran bunga tetap yang telah ditetapkan sebelumnya. Kamu tahu persis berapa jumlah pendapatan yang akan kamu terima dari obligasi.

Risiko Saham Preferen dan Obligasi

  • Kedua instrumen rentan terhadap risiko suku bunga, di mana perubahan suku bunga dapat memengaruhi nilai pasar keduanya.

  • Risiko kredit berbeda antara keduanya, dengan obligasi terkena risiko gagal bayar, sementara saham preferen menghadapi risiko penangguhan dividen.

  • Saham preferen dan obligasi dapat memiliki risiko call, di mana perusahaan dapat menebus saham atau obligasi sebelum jatuh tempo.

  • Risiko likuiditas bervariasi, dengan obligasi biasanya memiliki likuiditas yang lebih tinggi dibandingkan saham preferen.

Penting bagi kamu untuk memahami risiko yang terkait dengan saham preferen dan obligasi agar dapat menilai kecocokan keduanya sebagai investasi.

Kedua instrumen memiliki risiko terkait dengan perubahan suku bunga. Artinya, ketika suku bunga berubah, nilai pasar dari saham preferen dan obligasi juga dapat berubah. Perubahan ini dapat memengaruhi jumlah uang yang kamu dapatkan dari investasimu.

Risiko kredit juga berbeda antara saham preferen dan obligasi. Obligasi rentan terhadap risiko gagal bayar, yang berarti ada kemungkinan perusahaan atau pemerintah yang menerbitkan obligasi tidak dapat membayar kembali pinjamannya. Di sisi lain, saham preferen menghadapi risiko penangguhan dividen, di mana perusahaan mungkin tidak membayarkan dividen kepada pemegang saham preferen jika kinerja keuangannya buruk.

Selain itu, baik saham preferen maupun obligasi, mungkin saja memiliki risiko call. Ini artinya, perusahaan dapat membeli kembali saham preferen atau obligasi sewaktu-waktu, yang akan mengubah arah investasimu dan membawa risiko kehilangan potensi penghasilan.

Terakhir, risiko likuiditas juga perlu kamu perhatikan. Obligasi cenderung memiliki likuiditas yang lebih tinggi dibanding saham preferen. Artinya, kamu lebih mungkin menjual obligasi dengan cepat jika kamu ingin mengubah portofolio investasimu, sedangkan menjual saham preferen mungkin lebih sulit dan membutuhkan waktu lebih lama.

Cara Saham Preferen dan Obligasi Memberikan Pengembalian

  • Perhitungan yield dan potensi valuasi berbeda antara keduanya.

  • Saham preferen menawarkan dividen, sementara obligasi memberikan pembayaran kupon tetap.

  • Implikasi pajak terhadap pendapatan yang diterima.

Pengembalian Saham Preveren vs Obligasi

Perhitungan yield dan potensi kenaikan valuasi berbeda antara saham preferen dan obligasi. Yield adalah persentase pendapatan yang kamu peroleh dari investasi yang dihitung berdasarkan harga saat ini. Yield saham preferen dihitung dengan membagi dividen yang diterima dengan harga saham preferen saat ini, sementara yield obligasi dihitung dengan membagi pembayaran kupon dengan harga obligasi saat ini.

Kenaikan valuasi, di sisi lain, mengacu pada peningkatan nilai investasi dari waktu ke waktu. Saham preferen memiliki potensi peningkatan jika harganya naik di pasar sekunder, yang memungkinkanmu menjual saham preferen dengan harga yang lebih tinggi dibanding saat kamu membelinya. Obligasi, pada umumnya, juga memiliki potensi kenaikan valuasi, namun lebih terbatas, karena biasanya diperjualbelikan dengan nilai nominalnya.

Untuk contoh perhitungan valuasi obligasi, kamu dapat mempelajarinya pada tulisan saya yang berjudul "Menghitung Harga Wajar Obligasi'.

Selanjutnya, ketika berbicara mengenai pengembalian (return), saham preferen dan obligasi memiliki perbedaan dalam cara menghasilkan uang untukmu. Saham preferen menawarkan dividen, yang merupakan pembayaran periodik kepada pemegang saham preferen. Jumlah dividen yang diterima dapat berbeda-beda tergantung pada jenis saham preferen, kinerja perusahaan, dan kebijakan dividen perusahaan. Di sisi lain, obligasi memberikan pembayaran kupon tetap. Jadi, jika kamu memiliki obligasi, kamu akan menerima pembayaran bunga yang telah ditetapkan sebelumnya.

Namun, penting juga untuk mempertimbangkan implikasi pajak terhadap pendapatan yang kamu terima. Pajak yang dikenakan pada dividen dan bunga yang kamu dapatkan tarifnya bervariasi. Misalnya, sesuai dengan peraturan yang diatur dalam Pasal ayat (2) PP No. 91 Tahun 2021, tarif Pajak Penghasilan (PPh) atas bunga obligasi adalah 10% dari dasar pengenaan pajak. Di sisi lain, dividen merupakan objek PPh 23. Jika kamu adalah Wajib Pajak Badan dalam negeri atau memiliki Bentuk Usaha Tetap (BUT), kamu akan dikenakan pajak sebesar 15% dari jumlah dividen yang kamu terima.

Preferensi Investor dalam Memilih Saham Preferen dan Obligasi

  • Toleransi risiko dan tujuan investasi memengaruhi pengambilan keputusan.

  • Investor yang mencari keseimbangan antara fitur mirip saham dan penghasilan tetap mungkin lebih condong pada saham preferen.

  • Investor yang mencari stabilitas dan pendapatan yang dapat diprediksi mungkin lebih cocok dengan obligasi.

Toleransi terhadap risiko dan tujuan investasi dapat memengaruhi keputusan yang diambil. Jika kamu suka mengejar peluang pertumbuhan dengan risiko yang lebih tinggi, maka saham preferen lebih cocok untukmu. Saham preferen memberikanmu kesempatan mendapatkan keuntungan dari kenaikan nilai saham perusahaan di masa depan. Namun, perlu diingat bahwa saham preferen juga dapat mengalami fluktuasi harga yang signifikan, sehingga risiko kerugian juga perlu diperhatikan.

Di sisi lain, jika kamu lebih tertarik pada pendapatan yang stabil dan dapat diprediksi, maka obligasi menjadi pilihan yang lebih baik. Obligasi memberikanmu pembayaran kupon sesuai dengan tingkat suku bunga yang telah ditetapkan di kontrak obligasi. Hal ini membuat obligasi menjadi instrumen yang lebih stabil dan dapat memberikan kepastian pendapatan.

Penutup

Penting bagi kamu untuk memahami persamaan dan perbedaan antara saham preferen dan obligasi agar dapat membuat keputusan investasi yang baik. Kedua jenis instrumen ini bisa memberikan pendapatan tetap dan memiliki posisi prioritas dalam struktur perusahaan. Terkait harga, keduanya juga sama-sama dipengaruhi oleh perubahan suku bunga. Namun demikian, di luar kesamaanya tersebut, ada beberapa perbedaan yang penting untuk diperhatikan.

Saham preferen adalah kepemilikan di perusahaan dan sedikit memiliki kesamaan dengan karakteristik saham biasa, sedangkan obligasi adalah instrumen utang. Pemegang saham preferen biasanya tidak memiliki hak suara, sama dengan pemegang obligasi, namun dalam konteks yang berbeda. Jika terjadi kebangkrutan atau likuidasi, obligasi akan mendapatkan prioritas pembayaran lebih tinggi dibandingkan saham preferen. Pendapatan dari saham preferen juga bisa berbeda-beda, sedangkan obligasi umumnya menawarkan pembayaran kupon tetap.

Kedua jenis investasi ini memiliki risiko, seperti risiko suku bunga, risiko kredit, risiko call, dan risiko likuiditas. Penting bagi kamu untuk memahami risiko-risiko ini agar dapat menilai apakah investasi tersebut cocok untukmu.

Cara saham preferen dan obligasi menghasilkan keuntungan juga berbeda. Saham preferen memberikan dividen yang bisa naik dan turun tergantung pada jenis saham preferen, kebijakan perusahaan, dan kinerja keuangannya. Sementara itu, obligasi memberikan pembayaran kupon tetap yang telah ditentukan sejak awal.

Setiap orang memiliki preferensi berbeda dalam berinvestasi, tergantung pada toleransi risiko dan tujuan investasinya. Jika kamu ingin mencari keseimbangan antara fitur saham dan pendapatan tetap, saham preferen bisa menjadi pilihan yang baik. Namun, jika kita menginginkan stabilitas dan pendapatan yang bisa diprediksi, obligasi mungkin lebih cocok.

Jadi, dalam membuat keputusan investasi, kamu perlu mempertimbangkan tujuan keuangan dan seberapa banyak risiko yang bisa kamu tanggung. Dengan memahami hal-hal ini, kamu dapat membuat pilihan yang bijaksana dan membangun portofolio investasi yang baik.

Sekian tulisan saya mengenai saham preferen vs. obligasi.

Terima kasih telah membaca.

Ardya

Get in touch with me for accounting and financial discussion, training, and services: