Akuntansi atas Saham Preferen

Saham preferen itu instrumen yang dikeluarin perusahaan buat cari duit buat ngebiayain aktivitas bisnisnya.
Intinya sih, kalau mau cari dana lewat ekuitas, perusahaan bisa nerbitin dua jenis saham: saham biasa sama saham preferen.
Buat investor, dibanding saham biasa, saham preferen itu lebih untung soalnya dapet duluan bagi dividen (jumlahnya tetep) sama aset perusahaan pas perusahaan bangkrut (likuidasi). Tapi, saham preferen ini nggak ngasih hak ke investornya buat ikut mutusin kebijakan perusahaan (voting).
Dari sisi perusahaan yang nerbitin, salah satu alesan utama nerbitin saham preferen itu buat nambahin ekuitas tanpa harus nyerahin kendali ke orang luar.
Di Indonesia, pas tulisan ini saya bikin, perusahaan tbk yang nerbitin saham preferen itu Mas Murni Tbk.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), sahamnya dijual dengan kode MAMI-P. Kode "P" itu nunjukkin kalau saham tersebut itu saham preferen.
Penerbitan Saham Preferen
Sama kayak saham biasa, saham preferen juga punya nilai nominal dan bisa dijual di atas atau di bawah nilai nominalnya itu.
Di neraca, saham preferen itu ditampilin kepisah dari saham biasa, nama akunnya ya saham preferen.
Kalau ada selisih lebih pas jual dibanding nilai nominalnya, dicatetnya sebagai agio saham preferen.
Anggap aja tanggal 1 Juni 2021 PT XYZ nerbitin 5 ribu lembar saham preferen, nilai nominal per lembarnya 10 ribu (par value), buat dapet duit 75 juta.
Entri buat penerbitan itu jadinya gini:
Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Kas | 75 juta | |
Saham Preferen, 10 ribu par value | 50 juta | |
Agio Saham Preferen | 25 juta |
Dividen Saham Preferen
Di awal tadi, udah saya jelasin kalau investor saham preferen itu dapet prioritas buat nerima bagi dividen dibanding investor saham biasa.
Tapi, prioritas itu nggak langsung ngejamin investor saham preferen pasti dapet dividen lho.
Kalau direksi nggak ngumumin bagi dividen, ya pemegang saham biasa sama saham preferen sama-sama nggak bakal dapet bayaran dividen.
Dividen saham preferen itu disebutin dalam jumlah rupiah per lembar saham atau persentase dari nilai nominalnya.
Saham Preferen Kumulatif dan Non-kumulatif
Saham preferen kumulatif itu ngasih hak ke investornya buat nerima dividen, baik buat sekarang atau buat periode-periode yang udah lewat.
Artinya, pas di satu periode direksi ngumumin bagi dividen, tapi nggak cukup buat semua dividen saham preferen yang seharusnya dibayar, perusahaan jadi punya utang ke pemegang saham preferen kumulatif, yang perlu dilunasin pas bagi dividen di periode berikutnya.
Nah, kalau saham preferen non-kumulatif, nggak punya keistimewaan kayak saham preferen kumulatif tadi.
Anggap aja saham PT XYZ yang ada itu terdiri dari 10 ribu saham preferen dengan nilai nominal 100 ribu, 10 persen, jadi total dividen tetapnya 100 juta (10 ribu lembar x 100 ribu x 10%).
Terus, di PT XYZ saham biasa yang beredar itu ada 1 juta lembar dengan nilai nominal per lembarnya 10 ribu.
Di tahun 2020, direksi ngumumin bayar dividen tunai 70 juta.
Terus, di tahun 2021, direksi ngumumin bayar dividen tunai 300 juta.
Pembagian dividen di tahun 2021 itu tergantung saham preferen yang ada itu sifatnya kumulatif atau non-kumulatif.
Kalau saham preferennya non-kumulatif, para pemegang saham preferen nggak bakal pernah dapet kekurangan bayaran dividen di 2020 yang 30 juta itu (100 juta - 70 juta).
Tapi, kalau saham preferennya kumulatif, kekurangan bayaran di 2020 yang 30 juta itu bakal dibayar dulu sama perusahaan, sebelum dividen saham preferen sama saham biasa tahun 2021 dibayar.
Ini gambaran bedanya kalau saham preferen PT XYZ itu kumulatif atau non-kumulatif di tahun 2020 sama 2021:
Saham Preferen | Saham Biasa | |
---|---|---|
Saham Preferen Non-Kumulatif | ||
2020 | 70 juta | 0 |
2021 | ||
1. Dividen saham preferen 2021 | 100 juta | |
2. Distribusi dividen ke saham biasa | 200 juta | |
Total Dividen 2020-2021 | 170 juta | 200 juta |
Saham Preferen | Saham Biasa | |
---|---|---|
Saham Preferen Kumulatif | ||
2020 | 70 juta | 0 |
2021 | ||
1. Tunggakan dividen preferen 2020 | 30 juta | |
2. Dividen saham preferen 2021 | 100 juta | |
3. Distribusi dividen ke saham biasa | 170 juta | |
Total Dividen 2020-2021 | 200 juta | 170 juta |
Soal dividen, kamu perlu ngerti kalau sebelum direksi ngumumin bayar dividen, dividen itu bukan utang perusahaan.
Artinya, walaupun saham preferennya kumulatif, tapi selama direksi nggak ngumumin bayar dividen, perusahaan nggak punya utang buat bayar dividen saham preferen kumulatif itu.
Tapi, kalau direksi ngumumin bayar dividen dan nggak bisa menuhi semua kewajibannya ke pemegang saham preferen kumulatif, nah baru perusahaan punya utang yang harus dilunasin di periode berikutnya.
Saham Preferen Partisipasi dan Non-partisipasi
Saham preferen partisipasi itu fitur di saham preferen yang bikin dia bisa dapet dividen lebih dari jumlah rupiah atau persentase yang udah ditetapin.
Fitur ini baru jalan kalau pemegang saham biasa udah nerima dividen sebesar yang diterima sama pemegang saham preferen.
Nah, kalau saham preferen non-partisipasi, nggak punya fitur itu dan cuma dapet dividen sebanyak yang udah ditetapin aja.
Soal fitur, beberapa saham preferen yang dikeluarin perusahaan, punya fitur yang bikin dia bisa diubah jadi saham biasa. Saham preferen yang kayak gini namanya saham preferen konversi.
Kalau perusahaan punya sekuritas konversi kayak saham preferen konversi, perusahaan perlu nyajiin laba per lembar saham dilusian.
Terus, ada juga saham preferen callable, yang bisa 'dipensiunin' sama perusahaan yang nerbitin di harga sama tanggal yang udah ditentuin nanti.
Harga beli dari pemegang saham itu, biasanya sebesar nilai nominal saham preferen ditambah nilai agionya plus dividen yang belum dibayar (kalau ada).
Penutup
Akuntansi buat saham preferen itu sebenernya mirip sama akuntansi buat saham biasa. Pas saham preferen dikeluarin dan harganya dijual di atas nilai nominal, perusahaan ngakuin selisihnya sebagai agio saham preferen.
Hal yang sama juga berlaku buat nyatet dividen yang dibagiin ke pemegang saham preferen. Dividen ini diakuin sebagai utang dividen pas diumumin dan dibayar di tanggal yang ditentuin.
Tapi, pas bagi dividen saham preferen, akuntan perlu perhatiin fitur kumulatif yang ada di saham itu. Di saham preferen kumulatif, perlu diinget kalau ada utang dividen dari periode sebelumnya yang harus dilunasin.
Segitu dulu ya tulisan saya soal akuntansi buat saham preferen.
Stay safe and stay healthy. Take care!