Pelajaran dari Skandal Akuntansi Sunbeam

Table of Contents
Pelajaran dari Skandal Akuntansi Sunbeam

Skandal akuntansi Sunbeam tahun 2001 itu kasus yang bisa ngasih gambaran soal bahayanya kalau main curang di praktik akuntansi.

Di tulisan ini, saya mau coba jelasin teknik akuntansi yang dipakai Sunbeam buat ngegedein pendapatannya dan nipu investor.

Skandal Akuntansi: Taktik Bill-and-Hold Sunbeam

Sunbeam itu pakai metode bill-and-hold buat nyatet penjualan yang belum kelar atau sebenernya belum bisa diakuin. Tujuannya buat ngegedein pendapatannya dan nipu investor.

Transaksi bill-and-hold itu nyatet pendapatan buat barang yang belum dikirim ke pelanggan.

Teknik ini bikin perusahaan bisa ngakuin pendapatan sebelum waktunya, yang bisa naikin pendapatan dalam jangka pendek.

Metode Bill-and-Hold GAAP
Pendapatan dicatat sebelum barang dikirim ke pelanggan. Pendapatan dicatat hanya saat risiko dan manfaat kepemilikan telah dialihkan ke pembeli.
Barang tetap menjadi milik perusahaan atau disimpan di pihak ketiga. Barang telah dikirim ke pelanggan.
Pelanggan tak diharuskan membayar barang sampai di kemudian hari. Pelanggan telah membayar atau memiliki kewajiban yang mengikat secara hukum untuk membayar barang.

Menurut Prinsip Akuntansi yang Diterima Secara Umum (GAAP), pendapatan itu cuma boleh diakuin kalau risiko sama manfaat kepemilikannya udah pindah ke pembeli. Sunbeam ngelanggar prinsip ini dengan nyatet pendapatan sebelum pembeli nerima produknya.

Skandal Sunbeam: Channel Stuffing dan Pendapatan

Teknik lain yang dipakai di skandal akuntansi Sunbeam itu channel stuffing. Ini teknik yang dipakai perusahaan buat ngegedein penjualan dengan cara ngirim stok barang kebanyakan ke distributor atau pengecernya.

Dengan gitu, perusahaan bisa nyatet pengiriman ini sebagai penjualan, yang bisa naikin pendapatan yang dilaporin. Tapi, kenyataannya, produk itu mungkin aja nggak bener-bener kejual ke pelanggan akhir. Akibatnya, distributor jadi punya stok berlebih yang nggak mereka mau atau butuhin.

Di kasus Sunbeam, mereka ngirim stok barang kebanyakan ke distributornya, ngerekayasa permintaan, dan ngegedein laba.

Jadi, perusahaan awalnya nyatet pendapatan sama biaya yang sesuai sama stok barang yang dikirim kebanyakan ke distributornya. Hal ini ningkatin potensi barang dibalikin di masa depan, yang ujung-ujungnya bikin laba dikoreksi di periode berikutnya. Akhirnya, trik ini bikin laporan keuangan jadi nggak bener dan nyesatin investor.

Skandal Akuntansi Sunbeam: Penyalahgunaan Biaya Restrukturisasi

Nyalahgunain biaya restrukturisasi di sini maksudnya nyajiinnya nggak bener atau nggak ngungkapin biaya yang ada hubungannya sama aktivitas restrukturisasi di laporan keuangan.

Teknik Akuntansi Sunbeam Dampak pada Laporan Keuangan
Sunbeam masukin biaya restrukturisasi ke macem-macem biaya nggak berulang sama belanja modal (CAPEX), bukannya nyatet itu sebagai biaya restrukturisasi. Sunbeam bisa ngegedein labanya dan nipu investor soal kesehatan keuangannya.
Sunbeam nggak nyajiin biaya restrukturisasi dengan bener di laporan keuangannya, yang bikin posisi keuangan sama hasil operasinya salah saji. Posisi keuangan dan hasil operasi Sunbeam jadi salah saji, yang bikin diselidikin sama badan pengatur, kena masalah hukum, dan investor jadi nggak percaya.

Di kasus Sunbeam, perusahaan udah ngelakuin usaha restrukturisasi gede-gedean, kayak nutup beberapa pabrik dan mecat banyak banget karyawan. Tapi, perusahaan nggak nyajiin biaya-biaya ini dengan bener di laporan keuangannya, makanya posisi keuangan sama hasil operasinya jadi salah saji.

Sunbeam malah masukin biaya restrukturisasi ke macem-macem biaya nggak berulang sama belanja modal (CAPEX), bukannya nyatet itu sebagai biaya restrukturisasi. Dengan gitu, Sunbeam bisa ngegedein labanya dan nipu investor soal kesehatan keuangannya. Soal ngegedein laba ini, ini salah satu alasan kenapa saya bilang laba itu metrik yang overrated.

Pas ngitung biaya restrukturisasi, perusahaan harusnya langsung ngakuin itu di periode pas kejadian. Maksudnya, perusahaan bakal nyatet beban di laporan laba rugi sebesar biaya restrukturisasi yang bakal ngurangin laba bersih perusahaan di periode itu.

Biaya restrukturisasi juga biasanya dikelompokin sebagai pos luar biasa di laporan laba rugi, yang nunjukkin kalau biaya itu gede dan nggak biasa, serta nggak nyambung sama kegiatan operasional biasa perusahaan.

Kesimpulan

Skandal akuntansi Sunbeam bisa jadi pengingat penting soal transparansi, etika, sama tanggung jawab pas ngelaporin keuangan. Bisnis itu harus mentingin pihak-pihak yang berkepentingan dan mastiin praktik bisnisnya etis biar nggak kejadian skandal kayak gitu.

Peran auditor di pelaporan keuangan juga penting banget, dan mereka perlu tanggung jawab biar laporan keuangannya akurat. Auditor harus mastiin kalau perusahaan itu ngikutin prinsip GAAP.

Terus, dengan ngertiin teknik akuntansi yang dipakai Sunbeam, bisnis bisa ngambil langkah biar praktik laporan keuangannya transparan, etis, dan bisa dipertanggungjawabkan. Ini penting buat jaga kepercayaan investor sama pihak lain dan ngehindarin skandal akuntansi.

Terakhir, dengan ngikutin prinsip GAAP dan mastiin laporan keuangannya lengkap dan akurat, bisnis bisa ngehindarin jebakan yang bikin ada skandal akuntansi kayak Sunbeam.

Ardya
Ardya Accountant. Financial Consultant. Blogger
Ad
📚 This Week's Must-Reads! Cekidot, Guys! 📚

Advertisement

Advertisement

Promosi

🧠 Buka Rahasia Uang di The Psychology of Money!

Kaya bukan soal pintar, tapi soal perilaku. Buku fenomenal ini bongkar cara berpikir orang sukses soal uang—dan bisa jadi game-changer hidupmu.
Eksklusif dari Gramedia Official Store!