Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Beberapa Tugas Auditor dalam Audit Laporan Keuangan

Beberapa Tugas Auditor Laporan Keuangan

Beberapa tugas auditor dalam rangka audit laporan keuangan adalah menilai relevansi dan reliabilitas bukti, menguji asersi manajemen, dan memberikan sebuah opini.

Tujuan dari audit laporan keuangan adalah untuk memberikan opini mengenai apakah suatu laporan keuangan terbebas dari kesalahan atau tidak.

Dalam memberikan opini, auditor menggunakan penilaian profesionalnya saat menilai informasi dan pernyataan dari klien.

Setiap perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda, namun demikian, beberapa prosedur umum dapat dijalankan untuk melakukan audit.

Tugas auditor untuk menilai relevansi dan reliabilitas bukti

Auditor memberikan opini berdasarkan bukti yang memadai dan kompeten.

Artinya, bukti yang didapat, baik itu tertulis maupun lisan, dapat menjadi dasar untuk memberikan opini atas laporan keuangan yang diaudit.

Suatu bukti dapat dikatakan baik, bila bukti tersebut relevan dan reliabel.

Relevansi

Relevansi mengacu pada informasi yang disediakan oleh suatu bukti, secara langsung, berkaitan dengan fakta yang coba untuk dibuktikan.

Sebagai contoh, ketika auditor ingin membuktikan bahwa suatu penjualan benar-benar terjadi, maka, auditor mengonfimasi piutang ke pelanggan yang bersangkutan.

Informasi ini dapat membuktikan bahwa akun penjualan tersebut sah.

Reliabilitas

Reliabilitas berarti kamu dapat mengandalkan suatu bukti untuk mengarahkan ke arah yang tepat.

Misalnya, bukti yang dibuat oleh pihak eksternal di luar perusahaan jauh lebih andal daripada bukti yang dibuat oleh pihak internal perusahaan.

Lebih jauh lagi, bukti yang dibuat oleh pihak eksternal di luar perusahaan akan jauh lebih andal bila diterima langsung dari sumbernya dibandingkan jika bukti tersebut diterima melalui perantara pihak internal perusahaan.

Tugas auditor untuk menguji asersi manajemen

Perlu dipahami bahwa auditor tidak bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan keuangan kliennya.

Tugas auditor hanyalah memeriksa bahwa laporan keuangan klien telah disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Bila auditor membantu menyiapkan laporan keuangan, artinya auditor tersebut telah melanggar konsep independensi.

Oleh sebab itu, laporan keuangan yang diaudit merupakan tanggung jawab dari pihak manajemen perusahaan.

Atas hal tersebut, laporan keuangan berisi asersi manajemen, yaitu berupa jaminan dari pihak manajemen bahwa laporan telah disajikan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Beberapa contoh asersi manajemen yaitu mengenai keterjadian, kelengkapan, penyajian & pengungkapan, cutoff, dan hak & kewajiban.

Keterjadian (Existence)

Asersi keterjadian menegaskan bahwa setiap peristiwa dan transaksi yang dilaporkan di laporan laba rugi benar-benar terjadi.

Selain itu, asersi keterjadian juga menyataan bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas yang dilaporkan di neraca benar-benar ada.

Sebagai contoh, apabila perusahaan mencatat penjualan sebesar 100 juta, maka tugas auditor adalah memastikan bahwa penjualan senilai 100 juta tersebut benar-benar terjadi kepada pelanggan nyata (tidak fiktif).

Kelengkapan (completeness)

Pada laporan keuangan, manajemen menyatakan bahwa seluruh transaksi yang seharusnya tercatat, sudah dicatat.

Selain itu, manajemen juga menyatakan bahwa semua pengungkapan yang perlu diungkapkan pada catatan kaki, telah disajikan.

Terkait hal tersebut, tugas auditor adalah memastikan bahwa manajemen telah mencatat seluruh transaksi yang terjadi dan juga mengungkapan seluruh kejadian yang tak dapat disajikan di laporan keuangan, seperti misalnya kewajiban kontijensi.

Sebagai contoh, auditor perlu memastikan bahwa beban pokok penjualan (HPP) sebesar 50 juta, telah dilaporkan di laba rugi sebesar 50 juta dan bukan dilaporkan dalam jumlah yang lebih kecil dari jumlah tersebut, sebagai upaya manajemen untuk memperbesar laba.

Penyajian & pengungkapan (presentation & disclosure)

Pertama, manajemen menyatakan bahwa laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan PSAK dan semua informasi yang relevan telah diungkapkan.

Kedua, manajemen menegaskan bahwa seluruh transaksi telah diklasifikasikan ke akun yang benar.

Terkait klasifikasi, tugas auditor adalah memastikan bahwa manajemen telah mengkapitalisasi pembelian aset tetap dan tidak membebankan seluruh bianyanya pada satu periode laporan saja.

Cutoff

Cutoff mengacu pada periode yang tepat dalam hal pencatatan pendapatan, beban, dan transaksi lainnya.

Ini artinya, pencatatan atas suatu transaksi tidak ditunda ke periode berikutnya ataupun tidak mempercepat transaksi di masa depan ke periode sekarang.

Pelanggaran atas cutoff terjadi, misalnya, ketika perusahaan mengakui transaksi penjualan di bulan Desember untuk barang yang baru akan dikirim pada Januari tahun berikutnya. Hal ini sering dilakukan oleh manajemen dengan memanfaatkan fleksibilitas dari akuntansi akrual.   

Dalam istilah akuntansi di Indonesia, cutoff mengacu pada pada tanggal akhir laporan atau pada akhir tahun tanggal 31 Desember.

Hak & kewajiban (rights & obligations)

Dalam laporan keuangan, manajemen menyatakan bahwa perusahaan memiliki hak kepemilikan atas aset yang dilaporkan di neraca perusahaan dan bahwa kewajiban adalah kewajiban perusahaan itu sendiri.

Terkait kepemilikan aset, kamu harus memahami, hal tersebut juga mencakup aset yang sebenarnya tidak dimilki perusahaan, seperti properti atau kendaraan yang disewa.

Atas hal tersebut, tugas auditor adalah memperoleh bukti tentang jumlah properti ataupun kendaraan sewa, yang dikapitalisasi.

Tugas auditor untuk memberikan opini

Prinsip pelaporan audit mengharuskan auditor untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan perusahaan.

Namun demikian, dalam beberapa kasus, auditor dapat memilih untuk tidak menyatakan opininya dan perlu mengungkapkan hal tersebut.

Opini auditor merupakan pernyataan dari pakar yang kurang lebih berkata, "Menurut opini kami, laporan keuangan disajikan secara wajar, pada seluruh aspek material, ...". 

Pernyataan tersebut merupakan contoh dari opini wajar tanpa pengecualian, yang artinya laporan keuangan perusahaan telah menyajikan kondisi keuangan dan arus kas sesuai dengan yang ditentukan oleh PSAK.

Jenis opini lain yang dapat dinyatakan auditor adalah opini wajar dengan pengecualian, opini tidak wajar, dan opini tidak menyatakan pendapat.

Opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Opini ini merupakan opini terbaik yang bisa diperoleh oleh perusahaan yang diaudit (auditee).

Ini artinya, audit telah dilakukan sesuai dengan standar audit yang berlaku.

Juga, laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum pada seluruh aspek materialnya.

Opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

Opini ini diberikan oleh auditor ketika laporan keuangan klien telah disajikan sesuai dengan prinsip yang berlaku umum, namun, ada penyimpangan yang relatif terbatas.

Penyimpangan itu dapat berbentuk ketidakkonsistenan klien dalam menggunakan PSAK ataupun adanya halangan yang diterima auditor untuk mendapatkan bukti yang cukup.

Contoh dari halangan tersebut adalah ketika perusahaan tidak mengizinkan auditor untuk mengirim konfirmasi piutang ke pelanggan.

Ketika pengguna laporan keuangan, seperti misalnya investor, melihat opini yang demikian, kepercayaannya atas keandalan informasi di laporan keuangan dapat berkurang.

Opini tidak wajar (adverse)

Dari namanya terlihat jelas bahwa opini merupakan opini yang tidak baik bagi perusahaan.

Auditor mengeluarkan opini tidak wajar ketika suatu perusahaan, dalam menyajikan laporan keuangannya, tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.

Opini tidak wajar hanya diberikan saat laporan keuangan mengandung penyimpangan yang sangat material.

Opini tidak menyatakan pendapat (disclaimer)

Auditor dapat memilih untuk tidak menyatakan pendapatnya.

Hal ini dapat terjadi karena setidaknya tiga sebab berikut.

Pertama, auditor memiliki hubungan dengan klien atau dengan kata lain auditor tidak independen.

Kedua, adanya batasan ruang lingkup material. Hal ini dapat terjadi ketika, misalnya, perusahaan merevisi tanggal penyelesaian, yang menyebabkan auditor tidak dapat menyelesaikan seluruh program audit-nya.

Ketiga, auditor tidak mendapatkan bukti yang cukup untuk menyatakan pendapatnya.

Penutup

Tujuan audit laporan keuangan adalah memberikan opini mengenai kewajaran suatu laporan keuangan agar para pengguna laporan keuangan mendapatkan informasi yang andal.

Beberapa tugas yang perlu dilakukan auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan adalah dengan menilai relevansi dan reliabilitas bukti, menguji asersi manajemen, dan tentu saja memberikan sebuah opini.

Perlu dipahami, tulisan ini hanya menggambarkan tugas auditor secara umum dan tidak menjelaskan mengenai tahapan audit yang terdiri dari perikatan audit, perencanaan audit, penilaian risiko, pengumpulan bukti, dan pelaporan audit.

Sekian tulisan saya mengenai beberapa tugas yang auditor dalam audit laporan keuangan.

Stay safe and stay healthy. Take care!