Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Memahami ROIC dan Cara Menghitungnya

Memahami ROIC dan Cara Menghitungnya

Dalam dunia bisnis, penting bagi perusahaan mengevaluasi penggunaan modal yang diinvestasikan dan seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba.

Salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan untuk hal tersebut adalah ROIC atau Return on Invested Capital.

Pada tulisan ini, saya akan menjelaskan mengenai ROIC, mengapa rasio ini penting, dan bagaimana cara menghitungnya.

Pengertian ROIC

Return on Invested Capital (ROIC) adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan pengembalian atas modal yang telah diinvestasikan.

Modal yang diinvestasikan mencakup modal saham biasa, utang jangka panjang, dan modal kerja bersih.

Jadi, ROIC berfungsi untuk memberikan gambaran mengenai sejauh mana perusahaan mampu memaksimalkan penggunaan modal untuk menghasilkan laba.

Mengapa ROIC Penting

ROIC penting karena membantu, baik perusahaan maupun investor, mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.

ROIC yang tinggi menunjukkan efisiensi dalam penggunaan modal dan potensi keuntungan yang baik bagi pemegang saham.

Cara Menghitung ROIC

Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung ROIC:

Langkah Deskripsi
1. Tentukan Laba Operasi Setelah Pajak: Hitung jumlah laba operasi perusahaan setelah dikurangi pajak.
2. Tentukan Modal yang Diinvestasikan: Jumlahkan modal saham biasa, utang jangka panjang, dan modal kerja bersih.
3. Gunakan rumus ROIC: ROIC = Laba Operasi Setelah Pajak / Modal yang Diinvestasikan.

Contoh Kasus Perhitungan ROIC

Asumsikan pada awal tahun 2023 ekuitas PT XYZ adalah sebesar Rp 7 miliar dan utang jangka panjangnya sebesar Rp 6 miliar. Pada akhir tahun, PT XYZ mencatatkan laba operasi setelah pajak sebesar Rp 3,12 miliar.

Neraca PT XYZ:

Neraca
Aset Jumlah (dalam miliar) Keterangan
Aset Lancar 7
Aset Tetap 10
Total Aset 17
Kewajiban dan Ekuitas Jumlah (dalam miliar) Keterangan
Utang Lancar 4
Utang Jangka Panjang 6
Ekuitas 7
Total Kewajiban dan Ekuitas 17
Modal Kerja Bersih Aset Lancar - Utang Lancar
3

Laba Rugi PT XYZ:

Laporan Laba Rugi
Deskripsi Jumlah (dalam miliar) Keterangan
Pendapatan 15
HPP (Harga Pokok Penjualan) 8
Laba Kotor 7 Pendapatan - HPP
Beban Penjualan dan Administrasi 3
Pendapatan Operasional (EBIT) 4 Laba Kotor - Beban Penjualan dan Administrasi
Bunga 1
Depresiasi 0,5
Pajak 22%
NOPAT (Laba Operasi Setelah Pajak) 3,12 EBIT * (1 - Pajak)

Langkah-langkah perhitungan ROIC untuk PT XYZ berdasarkan neraca dan laba ruginya adalah sebagai berikut:

  1. Laba Operasi Setelah Pajak (NOPAT) = Rp 3.12 miliar
  2. Modal yang Diinvestasikan = Ekuitas + Utang Jangka Panjang + Modal Kerja Bersih
    Ekuitas = Rp 7 miliar
    Utang Jangka Panjang = Rp 6 miliar
    Modal Kerja Bersih = Rp 3 miliar
    Modal yang Diinvestasikan = Rp 7 miliar + Rp 6 miliar + Rp 3 miliar = Rp 16 miliar
  3. ROIC = Laba Operasi Setelah Pajak / Modal yang Diinvestasikan
    ROIC = Rp 3.12 miliar / Rp 16 miliar ≈ 0.195 atau 19.5%

Hasil perhitungan ROIC untuk PT XYZ berdasarkan data yang disajikan adalah sebesar 19.5%.

Pentingnya Membandingkan ROIC dengan Standar Industri

ROIC mengukur seberapa baik sebuah perusahaan menggunakan modal yang diinvestasikan. Namun, untuk memahami seberapa baik ROIC perusahaan, penting untuk membandingkannya dengan standar industri di mana perusahaan berada.

Mengapa penting untuk membandingkan ROIC dengan standar industri? Setidaknya ada tiga alasan mengapa perbandingan itu penting.

Melihat Perbandingan dengan Perusahaan Lain

Dengan membandingkan ROIC perusahaan dengan standar industri, kamu dapat melihat seberapa baik perusahaan tersebut dibandingkan pesaingnya di industri yang sama.

Jika ROIC perusahaan lebih tinggi dari standar industri, itu artinya perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik dan lebih unggul dari pesaingnya.

Mencari Cara untuk Meningkatkan Kinerja

Perbandingan ROIC dengan standar industri dapat membantu perusahaan mencari cara untuk meningkatkan kinerjanya.

Jika ROIC perusahaan lebih rendah dari standar industri, hal tersebut dapat menjadi pertanda bahwa ada ruang untuk meningkatkan penggunaan modal, mengurangi biaya, atau meningkatkan pendapatan.

Dengan membandingkan dengan standar industri, kamu bisa menemukan area di mana perusahaan perlu melakukan perbaikan untuk menjadi lebih baik dari pesaingnya.

Melihat Tren dan Analisis Industri

Perbandingan ROIC dengan standar industri juga dapat membantu untuk melihat tren dan analisis di industri secara keseluruhan.

Jika ROIC perusahaan secara konsisten berada di bawah standar industri, mungkin saja ada faktor-faktor yang memengaruhi kinerja perusahaan atau ada perubahan di industri yang perlu diperhatikan. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk menyesuaikan strategi bisnisnya agar tetap kompetitif.

Penutup

ROIC merupakan rasio penting untuk mengevaluasi efisiensi perusahaan dalam menghasilkan pengembalian atas modal yang diinvestasikan.

Contoh kasus PT XYZ di atas menunjukkan ROIC sebesar 19.5%, yang meskipun perlu perbandingan dengan standar industri, menandakan efisiensi yang baik dalam penggunaan modal oleh PT XYZ.

Memahami dan menghitung ROIC dengan benar dapat membantu perusahaan memantau kinerja keuangannya, sementara investor dapat menggunakan rasio ini untuk pengambilan keputusan investasi yang lebih baik.

Penting juga untuk membandingkan ROIC dengan standar industri yang relevan agar mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kinerja perusahaan.

Sebelum menutup tulisan ini, saya ingin mengajak kamu untuk mengunjungi kalkulator WACC yang telah saya buat. Kalkulator ini dapat membantu menghitung Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC) perusahaan dengan cepat dan akurat.

Sekian tulisan saya mengenai ROIC dan cara menghitungnya.

Terima kasih telah membaca.

Ardya

Get in touch with me for accounting and financial discussion, training, and services: