Piutang Tak Tertagih Bikin Pusing? Kenali 2 Metode Pencatatannya di Sini!

Table of Contents
Perlakuan Piutang Tak Tertagih dalam Akuntansi

Akuntansi buat piutang tak tertagih itu ngatur cara nyatet penghapusan piutang yang kayaknya nggak bakal dibayar sama pelanggan, entah itu di awal penjualan atau setelah beberapa waktu.

Piutang usaha itu jumlah tagihan perusahaan ke pelanggan atau klien-nya buat barang atau jasa yang udah dikasih.

Piutang itu muncul karena perusahaan jualnya kredit. Transaksi kredit itu hal biasa di transaksi business-to-business.

Kalau bisnis lagi lancar jaya, kebayang kan berapa banyak pelanggan perusahaan. Ini otomatis juga bakal naikin jumlah piutang usaha.

Makanya, buat nangani transaksi yang sering kejadian dan berulang-ulang, di akuntansi itu ada yang namanya jurnal khusus (special journal) sama buku besar pembantu (subsidiary ledger). Soal ini, saya sudah jelasin di tulisan yang judulnya "Jurnal Khusus untuk Transaksi Berulang".

Terus, gimana kalau pelanggannya nggak bayar?

Anggap aja pelanggannya bangkrut atau nggak bayar lebih dari tiga tahun gara-gara sesuatu. Cepat atau lambat, perusahaan harus sadar kalau piutang ini nggak bakal kebayar dan perlu buru-buru dikeluarin dari neraca perusahaan.

Ada dua cara di akuntansi buat ngeluarin atau ngehapus piutang tak tertagih dari neraca perusahaan: metode penghapusan langsung (direct write off method) sama metode penyisihan (allowance method).

Metode Penghapusan Langsung Piutang Tak Tertagih

Metode penghapusan langsung piutang tak tertagih (direct write off method), ya sesuai namanya, langsung ngehapus piutang yang kayaknya nggak bakal ketagih.

Pakai metode ini, pas perusahaan ngehapus piutang usaha dari satu akun atau pelanggan, di jurnal yang dibikin bisa dicantumin nama pelanggannya, terus di buku besar pembantu pelanggan itu juga perlu disesuain.

Anggap aja pelanggan perusahaan namanya Indah Hapsari, gara-gara masalah yang ribet, nggak bayar utangnya 100 juta. Terus, perusahaan mutusin buat ngehapus piutang itu.

Kalau pakai metode penghapusan langsung, jurnal buat ngehapus piutang itu gini:

Tanggal Akun Debit Kredit
xx/xx/xx Beban Piutang Tak Tertagih 100 juta
Piutang Usaha - Indah Hapsari
100 juta

Kurangnya metode ini, kamu perlu nunggu lama buat sadar kalau pelanggan itu emang bermasalah.

Intinya, kamu baru bisa ngehapus piutang kalau pelanggannya udah nunjukkin tanda-tanda nggak bakal atau nggak sanggup bayar tagihannya.

Ini nih yang bikin metode penghapusan langsung jadi kayak ngabaikan prinsip laporan yang bagus, yaitu matching principle. Di prinsip ini, beban penghapusan piutang harusnya diakuin di periode yang sama pas penjualannya kejadian.

Makanya, metode penyisihan piutang (allowance method) itu lebih diterima di akuntansi.


Metode Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Di metode penyisihan (allowance method), perusahaan ngakuin piutang tak tertagih di periode yang sama pas pendapatannya kejadian. Artinya, perusahaan sebenernya nggak tahu pasti pelanggan mana yang bakal bermasalah.

Lho, terus gimana ngitung beban piutang tak tertagih kalau kejadiannya belum ada?

Jadi, ada dua cara buat nyadangin piutang yang kayaknya nggak bakal ketagih, atau biasa disebut cadangan piutang ragu-ragu (allowance for doubtful account). Caranya pakai persentase dari penjualan atau pakai umur piutang (aging for accounts receivable).

Penyisihan Piutang Tak Tertagih Berdasarkan Persentase Penjualan

Pakai cara ini, perusahaan pakai pengalamannya dulu buat nyadangin piutang yang kayaknya nggak bakal ketagih, dengan ngira-ngira persentase piutang tak tertagih dari total penjualan kredit di satu periode.

Misalnya, berdasarkan pengalaman perusahaan selama tiga tahun terakhir, perusahaan ngira-ngira kalau sekitar 1 persen dari total penjualan kredit di periode ini nggak bakal ketagih. Jadi, kalau total penjualan kredit di periode ini 2 miliar, nilai yang perlu disisihin sebagai cadangan piutang ragu-ragu itu 20 juta (1% x 2 miliar). Entri jurnal buat nyadanginnya gini:

Tanggal Akun Debit Kredit
xx/xx/xx Beban Piutang Tak Tertagih 20 juta
Cadangan Piutang Ragu -Ragu
20 juta

Cadangan piutang ragu-ragu itu aset lancar dan jadi akun lawan dari piutang usaha. Di neraca perusahaan, akun cadangan piutang ragu-ragu ditaruh pas setelah akun piutang usaha dan gunanya buat ngurangin nilai piutang usaha.

Kira-kira gini nih tampilan akun cadangan piutang ragu-ragu di neraca:

Akun Saldo
Piutang Usaha 2 miliar
Dikurang: Cadangan Piutang Ragu - ragu 20 juta
Piutang Usaha Bersih 1,98 miliar

Umur Piutang Tak Tertagih

Pakai umur piutang (aging of account receivable), piutang dari tiap pelanggan dikelompokin berdasarkan umurnya. Biasanya, umur piutang dikelompokin jadi 1-30 hari, 31-60 hari, 61-90 hari, 91-120 hari, sama 120 hari lebih.

Makin tua umur piutang, makin gede persentase yang dipakai buat nyadanginnya. Misalnya, 10 persen buat umur piutang di atas 120 hari, 5 persen buat umur piutang 91-120 hari, dan 1 persen buat umur piutang 61-90 hari.

Biar gampang ngertinya, anggap aja tanggal 31 Desember 2020, PT XYZ punya tiga pelanggan yang transaksinya kredit, yaitu PT Jouska, H. Aakar, sama Indah Hapsari, dengan rincian umur piutang kayak gini:

Pelanggan Total 1-30 31-60 61-90 91-120 120+
Jouska 130 juta 30 juta 30 juta 30 juta 40 juta -
H. Aakar 85 juta - - 45 juta 20 juta 20 juta
Indah Hapsari 35 juta 35 juta - - - -
Total 250 juta 65 juta 30 juta 75 juta 60 juta 20 juta
Cadangan % 1% 5% 10%
Cadangan 5,75 juta 750 ribu 3 juta 2 juta

Dari umur piutang itu, cadangan piutang yang harus dibentuk itu 5,75 juta dan sekarang, anggap aja nilai cadangan piutang ragu-ragu di buku besar itu 3 juta.

Gara-gara itu, PT XYZ perlu ngredit cadangan piutang ragu-ragu 2,75 juta biar nilainya jadi 5,75 juta. Entri jurnalnya kayak gini:

Tanggal Akun Debit Kredit
31/12/2020 Beban Piutang Tak Tertagih 2,750,000
Cadangan Piutang Ragu - Ragu 2,750,000

Ini nih yang kejadian di buku besar cadangan piutang ragu-ragu setelah dibikin jurnal penyesuaian:

Cadangan Piutang Ragu-Ragu D K
Saldo saat ini 3 juta
Penyesuaian 2,75 juta
Saldo setelah penyesuaian 5,75 juta

Kalau suatu saat PT XYZ mutusin salah satu pelanggannya udah nggak bisa ditagih lagi, pas ngehapus piutang tak tertagih pelanggan itu, PT XYZ cukup nge-debit cadangan piutang itu, bukan beban piutang tak tertagih yang udah diakuin di periode yang sama pas penjualannya kejadian.

Jadi, metode penyisihan ini udah sesuai sama matching concept.

Nah, entri jurnal buat ngehapusnya kayak gini:

Tanggal Akun Debit Kredit
xx/xx/xx Cadangan Piutang Ragu-Ragu xxx
Piutang Usaha xxx

Terus gimana kalau ternyata pelanggan yang piutangnya udah dihapus, eh malah bayar utangnya?

Pertama-tama, balik dulu jurnal yang udah dibikin pas ngehapus piutang:

Tanggal Akun Debit Kredit
xx/xx/xx Piutang Usaha xxx

Cadangan Piutang Ragu-Ragu xxx

Terus, bikin jurnal buat nerima kasnya kayak biasa:

Tanggal Akun Debit Kredit
xx/xx/xx Kas xxx

Piutang Usaha xxx

Ikuti Petualangan Si Piutang: Dari Faktur Sampai Jadi Duit (atau Nggak)!

Wih, udah panjang lebar ya kita ngebahas seluk-beluk piutang tak tertagih, dari metode penghapusan langsung yang kelihatannya simpel tapi punya 'catatan', sampai metode penyisihan yang lebih disukai karena patuh sama matching principle. Udah lihat juga kan berbagai contoh jurnalnya yang kadang bikin kita mikir keras?

Nah, biar ilmunya makin meresap dan nggak cuma jadi teori di awang-awang, gimana kalau kita ikuti langsung 'petualangan' sebuah piutang usaha dari awal dia lahir sampai akhir nasibnya? Lewat cerita interaktif di bawah ini, kamu bisa lihat langkah demi langkah gimana sebuah piutang dicatat, dihadapi risikonya, sampai (semoga) akhirnya cair jadi duit – atau malah jadi kenangan pahit. Klik tombol di bawah buat mulai petualangannya, Bos!

🌟 Petualangan Si Piutang Dimulai! 🌟

Pernah penasaran gimana nasib piutang dicatat dari awal sampai akhir di buku akuntansi? Ikuti cerita ini dan temukan jawabannya!

Penutup

Di akuntansi, ada dua cara nyatet piutang tak tertagih, yaitu metode langsung sama metode penyisihan.

Metode langsung, ya sesuai namanya, ngehapus piutang yang nggak ketagih pas pelanggannya emang udah nggak bayar utangnya lagi.

Kurangnya metode langsung itu, ngakuin bebannya bisa di periode yang beda sama pas penjualannya kejadian, jadi metode ini kayak ngabaikan prinsip penandingan.

Makanya, akuntansi ngenalin cara lain buat ngehapus piutang tak tertagih, yaitu metode penyisihan, yang langsung mbebanin piutang tak tertagih di periode yang sama pas penjualannya.

Nilai penyisihannya bisa ditentuin berdasarkan pengalaman perusahaan dulu atau pakai umur piutang.

Di beberapa industri, contohnya perbankan, nyadangin piutang itu diatur ketat banget, tarifnya aja udah diatur di peraturan OJK (POJK) dan pastinya PSAK.

Segitu dulu ya penjelasan saya soal piutang tak tertagih di akuntansi.

Stay safe and stay healthy. Take care!
Ardya
Ardya Accountant. Financial Consultant. Blogger
Ad
📚 This Week's Must-Reads! Cekidot, Guys! 📚

Advertisement

Advertisement

Promosi

🧠 Buka Rahasia Uang di The Psychology of Money!

Kaya bukan soal pintar, tapi soal perilaku. Buku fenomenal ini bongkar cara berpikir orang sukses soal uang—dan bisa jadi game-changer hidupmu.
Eksklusif dari Gramedia Official Store!