Belajar Jurnal Khusus Sambil Praktik! Coba Simulasinya Buat Transaksi Berulang

Table of Contents
Jurnal khusus untuk transaksi berulang

Jurnal khusus itu jurnal yang dipakai buat nyatet transaksi perusahaan yang sering banget kejadian dan berulang-ulang.

Beberapa transaksi di perusahaan itu dilakuin berulang-ulang, jumlahnya bisa ratusan atau bahkan ribuan transaksi tiap bulan.

Buat perusahaan yang nyatetnya udah pakai software akuntansi sih nggak bakal pusing, soalnya udah disediain menu khusus buat nyatet transaksi yang ada hubungannya sama pengeluaran dan penerimaan kas, penjualan, pembelian, aset tetap, ataupun jurnal umum.

Tapi, buat perusahaan yang masih nyatet manual, pasti jadi nggak efisien kalau ngejurnal transaksi yang berulang itu satu-satu.

Di akuntansi, ada yang namanya jurnal khusus. Gunanya buat ngejurnal secara kepisah transaksi-transaksi yang berulang kayak penjualan, pembelian, penerimaan kas, sama pengeluaran kas.

Nah, kalau catetan yang sifatnya nggak berulang kayak koreksi, penyesuaian, sama penutupan, itu bakal dijurnal lewat jurnal umum.

Perusahaan yang transaksi jual belinya pakai kredit, itu bakal butuh akun kepisah buat tiap pelanggan sama pemasok, biar gampang nge-control detail piutang sama utangnya.

Di sinilah dibutuhin buku besar pembantu (subsidiary ledger) yang ngasih rincian detail utang ke pemasok sama piutang ke pelanggan.

Penasaran Cara Kerjanya? Yuk, Coba Simulasi Jurnal Khusus!

Nah, udah kebayang kan kenapa jurnal khusus dan buku besar pembantu itu jadi 'penyelamat' buat yang masih nyatet manual, biar nggak capek ngejurnal transaksi yang tipenya sama berulang-ulang? Biar makin 'klik' gimana alur pencatatannya, saya udah siapin simulasi mini nih buat kamu.

Di aplikasi sederhana di bawah ini, kamu bisa coba pilih jenis transaksi, masukin contoh data simpel, terus liat deh gimana kira-kira bentuk pencatatannya di jurnal khusus dan buku besar pembantu versi mini. Anggap aja ini 'pemanasan' sebelum kita bedah satu per satu contoh jurnal khusus yang lebih lengkap di bawah. Yuk, dicoba biar makin mantap pemahamannya!

Langkah 1: Mau Coba Catat Transaksi Apa Nih?

Jurnal Khusus Penjualan

Pas ada penjualan kredit, perusahaan bakal ngedebit piutang dagang dan ngengkredit penjualan.

Di jurnal khusus penjualan, info yang dimasukin itu cuma nama pelanggannya aja. Terus, data tiap pelanggan itu dipisahin ke buku besar pembantu yang isinya info soal debit kredit piutang pelanggan itu.

Di akhir bulan, total penjualan di jurnal khusus penjualan dipindahin ke buku besar.

Biar lebih gampang ngertinya, saya mau jelasin pakai contoh transaksi penjualan kredit PT XYZ di Januari 2020 ini ya:

  • Tanggal 3, ngejual barang ke H. Naim senilai 3 juta.
  • Tanggal 9, ngejual barang ke Desta senilai 5 juta.
  • Tanggal 18, ngejual barang ke Vincent senilai 6 juta.
  • Tanggal 26, ngejual barang ke H. Naim senilai 2 juta.

Maka, jurnal khusus penjualannya adalah:

Jurnal Penjualan

Tanggal Akun yang Didebit Ref Jumlah
Jan 3H. Naim3,000,000
Jan 9Desta5,000,000
Jan 18Vincent6,000,000
Jan 26H. Naim2,000,000
16,000,000

Selanjutnya, kita bikin buku besar pembantu piutang pelanggan:

Buku Besar Pembantu - Piutang Pelanggan

H. Naim

Tanggal Debit Kredit Saldo
Jan 33,000,000
3,000,000
Jan 262,000,0005,000,000

Desta

Tanggal Debit Kredit Saldo
Jan 95,000,000
5,000,000

Vincent

Tanggal Debit Kredit Saldo
Jan 186,000,000
6,000,000

Di akhir bulan atau tanggal 31 Januari 2020, jumlah total di jurnal penjualan, di-posting ke buku besar piutang dagang sisi debit sama buku besar penjualan di sisi kredit:

Buku Besar Piutang Dagang

Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo Akhir
Jan 31Posting16,000,000-16,000,000

Buku Besar Penjualan

Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo Akhir
Jan 31Posting-16,000,00016,000,000

Buat ngecek, jumlah saldo akhir di buku besar piutang dagang itu harus sama dengan total piutang dagang di buku besar pembantu.

Jurnal Khusus Pembelian

Di bisnis, kegiatan beli barang dagang buat persediaan itu dilakuin rutin dan diakuin sama perusahaan pas pemasok nerbitin invoice.

Keterangan Debit Kredit
PembelianXXX
Utang Dagang
XXX

Pada perusahaan dagang, kebanyakan pembelian itu buat persediaan barang dagang sama perlengkapan pendukung.

Tapi, di luar itu, buat dukung operasinya, perusahaan mungkin aja beli aset tetap kayak peralatan, tanah, ataupun kendaraan.

Ini bikin perlu ada tambahan kolom di jurnal khusus pembelian, buat ngasih keterangan jenis barang yang dibeli selain persediaan barang dagang.

Biar lebih jelas, perhatiin transaksi pembelian kredit PT XYZ di Januari 2020 ini ya:

  • Tanggal 4, beli persediaan barang dagang dari PT Jouska senilai 20 juta.
  • Tanggal 9, beli perlengkapan dari PT Luck senilai 4 juta.
  • Tanggal 11, beli peralatan dari PT Mahesa senilai 35 juta.
  • Tanggal 18, beli tanah dari H. Aakar senilai 120 juta.
  • Tanggal 23, beli tambahan persediaan barang dagang dari PT Jouska senilai 8 juta.
  • Tanggal 27, beli tambahan perlengkapan dari PT Luck senilai 2 juta.

Jurnal khusus pembeliannya adalah sebagai berikut:

Tanggal Akun yang Dikredit Ref Utang Dagang Persediaan Perlengkapan Lain-lain
AkunJumlah
KDDD
Jan4PT Jouska20,000,00020,000,000
9PT Luck4,000,000 4,000,000
11PT Mahesa35,000,000 Peralatan35,000,000
18H. Aakar120,000,000 Tanah120,000,000
23PT Jouska8,000,0008,000,000
27PT Luck2,000,000 2,000,000
189,000,00028,000,0006,000,000 155,000,000

Selanjutnya, kita bikin buku besar pembantu utang:

PT Jouska

TanggalDebitKreditSaldo
Jan 420,000,00020,000,000
Jan 238,000,00028,000,000

PT Luck

TanggalDebitKreditSaldo
Jan 94,000,0004,000,000
Jan 272,000,0006,000,000

PT Mahesa

TanggalDebitKreditSaldo
Jan 1135,000,00035,000,000

H. Aakar

TanggalDebitKreditSaldo
Jan 11120,000,000120,000,000

Di akhir bulan, total dari utang dagang, persediaan, sama perlengkapan itu di-posting ke buku besar. Nah, buat akun lain-lain di-posting sesuai akun yang dibeli, bukan totalnya.

Buku Besar Utang

TanggalKeteranganDebitKreditSaldo
Jan 31Posting189,000,000189,000,000

Buku Besar Persediaan

TanggalKeteranganDebitKreditSaldo
Jan 31Posting28,000,00028,000,000

Buku Besar Perlengkapan

TanggalKeteranganDebitKreditSaldo
Jan 31Posting 6,000,000 6,000,000

Buku Besar Peralatan

TanggalKeteranganDebitKreditSaldo
Jan 31Posting35,000,00035,000,000

Buku Besar Tanah

TanggalKeteranganDebitKreditSaldo
Jan 31Posting120,000,000120,000,000

Biar yakin buku besar utangnya udah bener, jumlah saldo akhir di buku besar utang harus sama dengan total utang dari empat perusahaan di buku besar pembantu.

Jurnal Khusus Penerimaan Kas

Transaksi yang ada hubungannya sama kas itu cuma ada dua jenis jurnal, yaitu penerimaan sama pengeluaran kas.

Naiknya jumlah kas di neraca itu bisa dari penjualan tunai, nagih piutang pelanggan, retur pembelian, investasi, dapet pinjaman dari nerbitin surat utang kayak obligasi, atau setoran modal dari pemegang saham.

Cara buat nyatet sama nge-posting penerimaan kas di jurnal khusus penerimaan kas itu dengan ngedebit total kas yang diterima di kolom kas.

Setiap penerimaan kas yang asalnya dari nagih piutang pelanggan atau penjualan, dimasukin ke akun masing-masing pelanggan dengan ngengkreditnya di kolom piutang atau penjualan. Nah, kalau penerimaan kas yang sumbernya selain penjualan, dimasukin ke kolom lain-lain.

Terakhir, buat mastiin jurnalnya udah bener atau dengan kata lain debit sama kredit jumlahnya seimbang, tinggal samain aja jumlah antara kolom kas (debit) sama tiga kolom lainnya (kredit).

Biar lebih jelas, perhatiin transaksi PT XYZ di Februari 2020 ini ya:

  • Tanggal 4, nerima pembayaran sebagian tagihan dari H. Naim senilai 3 juta.
  • Tanggal 7, ngembaliin persediaan barang yang cacat ke PT Jouska dan nerima kas senilai 1 juta.
  • Tanggal 15, nerima kas dari penjualan tunai di pertengahan bulan senilai 20 juta.
  • Tanggal 21, nerima cek dari Vincent buat pembayaran penuh piutang senilai 6 juta.
  • Tanggal 28, nerima kas dari penjualan tunai di pertengahan bulan ke-2 senilai 18 juta.

Jurnal penerimaan kasnya adalah sebagai berikut:

TanggalAkun yang DikreditRefKasPiutangPenjualanLain-lain
DKKK
Feb4H. Naim3,000,0003,000,000
7Retur Pembelian1,000,0001,000,000
15Penjualan20,000,000   20,000,000
21Vincent6,000,0006,000,000
28Penjualan18,000,000   18,000,000
48,000,0009,000,000   38,000,0001,000,000

Terus, buat pembayaran piutang dari pelanggan, buku besar pembantu piutang di-update dengan transaksi baru:

H. Naim

TanggalDebitKreditSaldo
Feb Bal5,000,0005,000,000
Feb 43,000,000.002,000,000

Vincent

TanggalDebitKreditSaldo
Feb Bal6,000,0006,000,000
Feb 216,000,000.000

Kemudian, catetan di jurnal khusus penerimaan kas di-posting ke buku besar:

Buku Besar Kas

TanggalKeteranganDebitKreditSaldo
Feb 29Posting48,000,00048,000,000

Buku Besar Piutang

TanggalKeteranganDebitKreditSaldo
Feb 1Bal16,000,00016,000,000
Feb 29Posting9,000,0007,000,000

Buku Besar Penjualan

TanggalKeteranganDebitKreditSaldo
Feb 29Posting38,000,00038,000,000

Buku Besar Retur Pembelian

TanggalKeteranganDebitKreditSaldo
Feb 29Posting1,000,0001,000,000

Jurnal Khusus Pengeluaran Kas

Jurnal khusus pengeluaran kas itu dipakai buat nyatet semua transaksi yang ngurangin jumlah kas di neraca.

Transaksi ini bisa berupa bayar utang ke kreditur, ngeluarin kas buat beli persediaan barang dagang, perlengkapan, sama peralatan, bayar beban-beban, kayak beban gaji, beban sewa, beban asuransi, ataupun pengeluaran buat ngeganti retur penjualan.

Cara buat nyatet sama nge-posting pengeluaran kas di jurnal khusus pengeluaran kas itu dengan ngengkredit total kas yang dikeluarin di kolom kas.

Setiap pengeluaran kas yang dipakai buat bayar utang, dimasukin ke akun masing-masing pemasok dengan ngengkreditnya di kolom utang. Nah, kalau pengeluaran kas buat beli persediaan secara tunai ataupun buat bayar beban-beban, dimasukin ke kolom lain-lain.

Biar lebih jelas, perhatiin transaksi PT XYZ di Februari 2020 ini ya:

  • Tanggal 3, bayar utang ke PT Luck senilai 4 juta.
  • Tanggal 10, bayar beban sewa senilai 17 juta.
  • Tanggal 16, beli persediaan secara tunai senilai 5 juta.
  • Tanggal 25, bayar gaji karyawan senilai 18 juta.

Jurnal khusus pengeluaran kasnya adalah sebagai berikut:

TanggalAkun yang DidebitRefKasUtangLain-lain
KDD
Feb3PT Luck4,000,0004,000,000
10Beban Sewa17,000,00017,000,000
16Pembelian5,000,0005,000,000
25Beban Gaji18,000,00018,000,000
44,000,0004,000,00040,000,000

Terus, buat pembayaran utang ke PT Luck, buku besar pembantu utang di-update dengan transaksi baru:

PT Luck

TanggalKeteranganDebitKreditSaldo
Feb 1Bal6,000,0006,000,000
Feb 3
4,000,0002,000,000

Kemudian, catetan di jurnal khusus pengeluaran kas di-posting ke buku besar:

Buku Besar Kas

TanggalKeteranganDebitKreditSaldo
Feb 1Bal48,000,00048,000,000
Feb 29Posting44,000,0004,000,000

Buku Besar Utang

TanggalKeteranganDebitKreditSaldo
Feb 1Bal189,000,000189,000,000
Feb 29Posting4,000,000185,000,000

Buku Besar Pembelian

TanggalKeteranganDebitKreditSaldo
Feb 16Posting5,000,0005,000,000

Buku Besar Beban Sewa

TanggalKeteranganDebitKreditSaldo
Feb 10Posting17,000,00017,000,000

Buku Besar Beban Gaji

TanggalKeteranganDebitKreditSaldo
Feb 25Posting18,000,00018,000,000

Itulah jurnal-jurnal khusus yang dipakai buat nyatet transaksi berulang kayak penjualan, pembelian, penerimaan kas, sama pengeluaran kas.

Transaksi yang Biasa Muncul atas Penjualan dan Pembelian

Kalau kamu perhatiin transaksi-transaksi di atas, kamu bakal nemuin transaksi namanya retur. Retur, sama diskon itu bagian yang nggak bisa dipisahin dari transaksi penjualan sama pembelian.

Retur Penjualan dan Pembelian

Beberapa hal kayak barang rusak atau barang yang dikirim nggak sesuai sama pesenan itu sering bikin ada retur.

Kalau kamu posisinya pembeli, retur itu namanya retur pembelian. Nah, kalau kamu posisinya penjual, namanya retur penjualan.

Kalau di perusahaan sering ada transaksi retur pembelian atau retur penjualan, jurnal khusus buat transaksi retur itu perlu dibikin. Tapi, di tulisan ini, anggap aja retur nggak sering kejadian, jadi cukup dicatet pakai jurnal umum.

Buat retur pembelian, entri jurnalnya kayak gini:

KeteranganDebitKredit
Utang DagangXXX
Retur Pembelian, PT JouskaXXX

Jumlah utang di buku besar sama buku besar pembantu PT Jouska, harus di-update. Di kasus lain, pas retur berupa penerimaan kas, jurnal khusus penerimaan kas yang dipakai.

Nah, kalau buat retur penjualan, jurnalnya kayak gini:

KeteranganDebitKredit
Retur Penjualan, H.NaimXXX
Piutang DagangXXX

Jumlah piutang di buku besar sama buku besar pembantu H.Naim, harus di-update.

Di kasus lain, pas retur berupa pengembalian kas, jurnal khusus pengeluaran kas yang dipakai.

Diskon

Biar pembeli bayarnya lebih cepet, penjual biasanya ngasih 'bonus' berupa diskon tunai.

Seandainya jatuh tempo pembayaran itu 30 hari setelah invoice terbit, di akuntansi bakal ditulis n/30.

Nah, penjual biasanya ngasih diskon kalau pembayaran dilakuin dalam jangka waktu tertentu, misalnya kalau bayar dalam 10 hari setelah invoice terbit, bakal dapet diskon 2%. Di akuntansi, ini ditulis 2/10.

Jadi, kalau term pembayarannya 2/10, n/30, artinya pembeli bakal dapet diskon 2% kalau bayar dalam 10 hari setelah invoice terbit, dan jangka waktu jatuh temponya itu 30 hari setelah invoice terbit.

Meski biasanya jangka waktu diskon diitung sejak invoice terbit, ada juga term yang bilang kalau jangka waktu diskon diitung sejak barang diterima (receipt of the goods atau ROG) atau sejak akhir bulan (end of the month atau EOM).

Kalau invoice terbit tanggal 5 Agustus dan barang diterima tanggal 15 Agustus, terus term pembayarannya 2/10, n/30 ROG, maka tanggal terakhir buat dapet diskon itu tanggal 25 Agustus atau sepuluh hari sejak barang diterima.

Buat kasus yang sama, tapi term-nya 2/10, n/30 EOM, maka tanggal terakhir buat dapet diskon itu tanggal 10 September atau sepuluh hari setelah akhir bulan Agustus.

Penutup

Beberapa operator software akuntansi yang saya temuin di perusahaan-perusahaan yang pernah saya pegang laporan keuangannya, banyak yang nggak ngerti jurnal khusus di atas. Soalnya, mereka ketergantungan banget sama software akuntansi.

Software-software itu emang udah nyediain menu khusus buat masukin transaksi berulang dan otomatis ngasilin laporan keuangan tanpa perlu repot bikin entri jurnal manual, buku besar, buku besar pembantu, sama neraca saldo.

Sebenernya sih, ngertiin jurnal khusus itu emang lebih dibutuhin kalau perusahaan pakai pembukuan manual. Di perusahaan yang kayak gitu, jurnal khusus bisa ngurangin kerjaan yang ngebosenin pas bikin entri jurnal umum buat transaksi yang berulang-ulang.

Segitu dulu ya tulisan saya soal jurnal khusus buat transaksi berulang.

Stay safe and stay healthy. Take care!

Ardya
Ardya Accountant. Financial Consultant. Blogger
Ad
📚 This Week's Must-Reads! Cekidot, Guys! 📚

Advertisement

Advertisement

Promosi

🧠 Buka Rahasia Uang di The Psychology of Money!

Kaya bukan soal pintar, tapi soal perilaku. Buku fenomenal ini bongkar cara berpikir orang sukses soal uang—dan bisa jadi game-changer hidupmu.
Eksklusif dari Gramedia Official Store!