Mengupas Teori Dividend Irrelevance dengan Analisis Keuangan MORA

Table of Contents
Teori Dividend Irrelevance

Teori Dividend Irrelevance itu teori yang bilang kalau bayar dividen itu nggak ngaruh ke nilai perusahaan.

Awalnya sih gara-gara penasaran sama provider internet yang saya pakai tiga bulan terakhir, si oxygen, eh malah jadi gali-gali kinerja keuangan perusahaan induknya, PT Mora Telematika Indonesia (MORA).

Dari berita Kontan[1], saya dapet info kalau MORA nggak bagi dividen buat tahun buku 2023. Ternyata, setelah saya telisik lebih jauh, di 2022 dan 2021 pun nggak bagi dividen juga.

Keputusan ini bikin saya penasaran, pengen tahu gimana sih kebijakannya itu ngaruh ke kinerja keuangan perusahaan dan hubungannya sama Teori Dividend Irrelevance.

Apa Itu Teori Dividend Irrelevance?

Dari Investopedia[2], Teori Dividend Irrelevance itu teori yang dibikin sama Merton Miller dan Franco Modigliani tahun 1961. Teori ini bilang kalau bayar dividen itu nggak punya efek yang signifikan ke nilai perusahaan.

Menurut Teori Dividend Irrelevance, nilai perusahaan itu lebih dipengaruhin sama kemampuan perusahaan buat bikin labanya tumbuh, bukan dari bayar dividen ke pemegang saham.

Kata teori ini, kebanyakan dividen itu malah ngerugiin perusahaan, soalnya duit yang dibayar buat dividen jadi nggak bisa diputerin lagi buat cari untung yang lebih gede.

Jadi intinya, kata teori ini, investor harusnya nggak nganggep bayar dividen itu sebagai penentu nilai saham perusahaan.

MORA dan Kebijakan Dividen

MORA, lewat keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 13 Juni 2024, mutusin buat nggak bagi dividen dari laba bersih 2023 yang sebesar Rp 679,171 miliar.

Sekretaris Perusahaan, Henry R. Rumopa, ngejelasin kalau laba itu bakal dipakai buat perluasan jaringan telekomunikasi di tahun 2024.

Keputusan MORA ini nunjukin penerapan langsung prinsip Teori Dividend Irrelevance, di mana laba ditahan dipakai buat nguat-in posisi saing perusahaan dengan nambahin belanja modal (CAPEX).

Perlu kamu tahu, hal ini (nggak bagi dividen) udah jalan dari tahun 2021 dengan tujuan yang sama, yaitu naikin CAPEX.

Analisis Kinerja Keuangan MORA

Buat ngertiin dampak keputusan MORA soal dividen di 2022, kita bisa lihat beberapa aspek kinerja keuangan MORA di tahun 2023.

Ini saya coba kupas singkat ya kinerjanya, mulai dari aset, utang, modal, sampai kinerja laba sama arus kasnya. Data keuangannya saya ambil dari laporan tahunan MORA[3].

Peningkatan Kinerja MORA dari 2022 ke 2023

Kategori 2022 2023 Perubahan
Laba Bersih (Rp miliar) 673 679 Peningkatan 1%
Net Profit Margin (%) 14% 16% Peningkatan 2 poin persentase
EBITDA (Rp triliun) 2,19 2,23 Peningkatan 2%
EBITDA Margin (%) 47% 52% Peningkatan 5 poin persentase
Ekuitas (Rp triliun) 6,24 6,92 Peningkatan 11%
Debt to Equity Ratio 139,14% 115,18% Perbaikan sebesar 24,96 poin persentase

MORA nunjukkin ada peningkatan kinerja keuangan dari 2022 ke 2023.

Laba bersih perusahaan naik dari Rp 673 miliar di 2022 jadi Rp 679 miliar di 2023, ini artinya Net Profit Margin-nya naik dari 14% jadi 16%.

EBITDA perusahaan juga naik, dari Rp 2,19 triliun di 2022 jadi Rp 2,23 triliun di 2023, dengan EBITDA margin yang naik dari 47% jadi 52%.

Ekuitas perusahaan naik 11%, dari Rp 6,24 triliun di 2022 jadi Rp 6,92 triliun di 2023.

Selain itu, Debt to Equity Ratio (DER) jadi lebih baik, dari 139,14% di 2022 jadi 115,18% di 2023. Ini nunjukkin pengelolaan utangnya lebih bagus dan struktur modalnya lebih sehat.

Pendapatan, Biaya Pokok, dan Biaya Operasi MORA

Kategori 2022 2023 Perubahan
Total Pendapatan (Rp triliun) 4,647 4,306 Penurunan 7,34%
Laba Kotor (Rp triliun) 2,330 2,285 Penurunan 1,93%
Biaya Pokok (Rp triliun) 2,317 2,021 Penurunan 12,79%
Total Biaya Operasi (Rp triliun) 3,077 2,796 Penurunan 9,12%

Total pendapatan MORA turun dikit dari Rp 4,647 triliun di 2022 jadi Rp 4,306 triliun di 2023. Tapi, walaupun pendapatannya turun, laba bersihnya tetep naik (seperti tabel pertama), ini nunjukkin operasionalnya lebih efisien.

Biaya pokok turun dari Rp 2,317 triliun di 2022 jadi Rp 2,021 triliun di 2023. Ini bantu naikin laba kotor, walaupun turun dikit dari Rp 2,330 triliun di 2022 jadi Rp 2,285 triliun di 2023.

Total biaya operasi juga turun lumayan, dari Rp 3,077 triliun di 2022 jadi Rp 2,796 triliun di 2023. Turunnya biaya operasi ini ikut bantu naikin untung perusahaan.

Arus Kas MORA

Kategori 2021 2022 2023
Kas dari Aktivitas Operasi (Rp juta) 1.615.844,13 2.229.615,37 1.629.007,59
Arus Kas dari Aktivitas Investasi (Rp juta) -1.430.828,44 -1.875.316,58 -1.238.587,36
Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan (Rp juta) 378.516,24 -187.317,18 -469.104,11
Perubahan Bersih Kas (Rp juta) 564.417,96 170.894,48 -75.367,01
Arus Kas Bebas (Rp juta) 363.432,51 -873.305,31 -35.261,99

Kas dari aktivitas operasi itu naik turun, puncaknya di tahun 2022. Di 2021, kasnya Rp 1.615.844,13 juta, naik jadi Rp 2.229.615,37 juta di 2022, tapi turun lagi jadi Rp 1.629.007,59 juta di 2023. Walaupun turun di 2023, angkanya masih nunjukin kalau perusahaan bisa ngasilin arus kas operasional yang lumayan.

Arus kas dari aktivitas investasi terus negatif, ini nunjukin kalau mereka terus investasi di aset tetap sama perluasan jaringan. Di 2021, arus kasnya Rp -1.430.828,44 juta, makin negatif di 2022 jadi Rp -1.875.316,58 juta, terus berkurang negatifnya di 2023 jadi Rp -1.238.587,36 juta. Turunnya angka negatif di 2023 nunjukin belanja modalnya dikurangin dibanding tahun sebelumnya.

Arus kas dari aktivitas pembiayaan trennya negatif, apalagi di 2023, di mana perusahaan lebih banyak bayar utang daripada nerbitin utang baru. Di 2021, arus kasnya Rp 378.516,24 juta, turun jadi Rp -187.317,18 juta di 2022, dan makin negatif jadi Rp -469.104,11 juta di 2023. Ini cocok sama strategi ngurangin beban utang.

Perubahan bersih kas nunjukkin penurunan di 2023, tapi saldo kas akhirnya masih cukup buat dukung operasi jangka pendek. Di 2021, perubahan kasnya Rp 564.417,96 juta, turun jadi Rp 170.894,48 juta di 2022, dan jadi negatif Rp -75.367,01 juta di 2023.

Arus kas bebas turun drastis di 2022, tapi membaik di 2023 walaupun masih negatif. Di 2021, arus kas bebasnya Rp 363.432,51 juta, jadi negatif Rp -873.305,31 juta di 2022, dan membaik dikit jadi negatif Rp -35.261,99 juta di 2023. Ini nunjukkin investasi terus tinggi tapi pengelolaannya lebih baik.

Interpretasi Lewat Teori Dividend Irrelevance

Teori Dividend Irrelevance bilang kalau keputusan nggak bagi dividen itu harusnya nggak ngaruh ke nilai perusahaan.

Yuk, kita lihat gimana data keuangan MORA dukung atau nggak dukung teori ini.

Peningkatan Laba Ditahan

Karena nggak bayar dividen, laba ditahan perusahaan naik lumayan.

Tahun Laba Ditahan (Rp juta) Peningkatan
2021 1.706.104,85 -
2022 2.370.771,14 +664.666,29
2023 2.998.298,31 +627.527,17

Di 2021, laba ditahan ada di Rp 1.706.104,85 juta, terus naik jadi Rp 2.370.771,14 juta di 2022, dan nyampe Rp 2.998.298,31 juta di 2023.

Naiknya laba ditahan ini bikin perusahaan punya lebih banyak duit yang bisa dipakai buat investasi lagi di bisnis, kayak bangun aset tetap atau perluas jaringan, yang akhirnya bisa naikin nilai perusahaan.

Pengurangan Utang

Pakai laba ditahan buat bayar utang jadi strategi yang jitu buat MORA.

Tahun Utang Jangka Panjang (Rp juta) Penurunan
2022 4.793.827,6 -
2023 3.771.646,19 -1.022.181,41

Di 2022, utang jangka panjangnya Rp 4.793.827,6 juta. Terus di 2023 turun jadi Rp 3.771.646,19 juta.

Ngurangin utang ini bakal ngurangin beban bunga yang harus dibayar perusahaan, jadi bisa naikin untung sama stabilitas keuangan jangka panjang.

Peningkatan Ekuitas

Kebijakan MORA nggak bayar dividen juga bantu naikin ekuitas perusahaan.

Tahun Total Ekuitas (Rp juta) Peningkatan
2021 4.558.377,71 -
2022 6.238.591,32 +1.680.213,61
2023 6.923.968,01 +685.376,69

Total ekuitas naik dari Rp 4.558.377,71 juta di 2021 jadi Rp 6.238.591,32 juta di 2022, dan nyampe Rp 6.923.968,01 juta di 2023.

Naiknya ekuitas ini bikin perusahaan punya fondasi keuangan yang lebih kuat, yang bisa dipakai buat dukung pertumbuhan sama ekspansi ke depannya.

Peningkatan Likuiditas

Likuiditas perusahaan juga jadi lebih baik.

Tahun Aset Lancar (Rp juta) Peningkatan
2021 3.442.650,09 -
2022 3.606.826,44 +164.176,35
2023 3.833.451,84 +226.625,40

Aset lancar naik dari Rp 3.442.650,09 juta di 2021 jadi Rp 3.606.826,44 juta di 2022, dan nyampe Rp 3.833.451,84 juta di 2023.

Naiknya aset lancar ini nunjukkin kalau perusahaan punya lebih banyak duit yang siap dipakai buat bayar utang jangka pendek sama dukung operasi sehari-hari.

Pengelolaan Arus Kas

Kalau dilihat dari Teori Dividend Irrelevance, keputusan MORA nggak bayar dividen di 2021 dan 2022 itu sejalan sama strategi ngelola modal perusahaan.

Ini kelihatan di arus kas dari aktivitas investasi sama pembiayaan yang nunjukkin komitmen MORA buat manfaatin laba ditahan.

Tahun Kas dari Aktivitas Operasi (Rp juta) Arus Kas dari Aktivitas Investasi (Rp juta) Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan (Rp juta) Perubahan Bersih Kas (Rp juta) Arus Kas Bebas (Rp juta)
2021 1.615.844,13 -1.430.828,44 378.516,24 564.417,96 363.432,51
2022 2.229.615,37 -1.875.316,58 -187.317,18 170.894,48 -873.305,31
2023 1.629.007,59 -1.238.587,36 -469.104,11 -75.367,01 -35.261,99

Kas dari Aktivitas Operasi

Dengan lebih banyak laba ditahan, perusahaan punya lebih banyak duit yang bisa dipakai buat kegiatan operasional.

Walaupun arus kas operasional naik turun tiap tahun, kemampuan perusahaan buat ngasilin arus kas yang lumayan tetep kejaga. Ini penting buat dukung operasi sehari-hari sama mastiin stabilitas keuangan.

Kas dari Aktivitas Investasi

MORA milih buat pakai duit yang ada dari laba ditahannya buat investasi di aset tetap sama perluasan jaringan.

Walaupun arus kas dari aktivitas investasi tetep negatif, ini sebenernya nunjukkin komitmen perusahaan buat tumbuh jangka panjang.

Ngurangin belanja modal di 2023 nunjukkin kalau MORA ngelolanya lebih efisien, fokus ke aset yang bisa naikin kemampuan operasional sama daya saing.

Kas dari Aktivitas Pembiayaan

Tren negatif di arus kas dari aktivitas pembiayaan di 2023 nunjukkin kalau MORA lebih milih bayar utang daripada bikin utang baru.

Keputusan ini pas sama usaha perusahaan buat benerin struktur modalnya dengan ngurangin beban utang.

Dengan ngelola utang yang bener, MORA bisa ngurangin risiko keuangan ke depannya, plus bikin keuangannya lebih fleksibel.

Perubahan Bersih Kas

Dampak nggak bayar dividen juga kelihatan di perubahan bersih kas perusahaan.

Walaupun ada penurunan di perubahan bersih kas di 2023, saldo kas akhir yang masih cukup gede nunjukkin kalau perusahaan punya likuiditas yang cukup buat dukung operasi jangka pendek sama bayar kewajiban finansialnya.

Arus Kas Bebas

Arus kas bebas yang turun drastis di 2022 tapi membaik di 2023, itu nunjukkin investasi yang terus tinggi tapi pengelolaannya lebih baik.

Ini nunjukkin kalau perusahaan bisa nyeimbangin antara kebutuhan investasi sama pengelolaan kas yang efektif.

Kesimpulan

Keputusan MORA nggak bayar dividen di 2021 dan 2022 ngasih dampak positif ke kinerja keuangan perusahaan di 2022 dan 2023. Ini sejalan sama prinsip Teori Dividend Irrelevance.

Data keuangan nunjukkin kalau langkah MORA udah nguat-in struktur keuangan perusahaan, naikin efisiensi operasional, dan ngasih fondasi yang kuat buat pertumbuhan ke depannya. Ini bisa kita lihat dari naiknya laba ditahan yang nguat-in ekuitas, ngurangin utang, dan naikin likuiditas.

Pengelolaan arus kas yang efektif juga bikin perusahaan bisa tetep kuat secara finansial dan dukung pertumbuhan jangka panjang.

Dengan strategi ini, MORA bisa mastiin stabilitas sama kelanjutan operasional yang lebih baik, plus jaga posisinya buat nangkep peluang pertumbuhan di masa depan.

Jadi, walaupun dividen bisa ngasih untung cepet buat pemegang saham, muterin lagi laba ke bisnis seringkali ngasih manfaat jangka panjang yang lebih gede.

SUMBER ARTIKEL

  1. Wandira, L. (2024, June 13). Moratelindo (MORA) Absen Bagi Dividen, Ini Alasannya. Diakses 14 Juni 2024, dari https://investasi.kontan.co.id/news/moratelindo-mora-absen-bagi-dividen-ini-alasannya
  2. Chen, J. (2023, July 9). Dividend Irrelevance Theory: Definition and Investing Strategies. Diakses 14 Juni 2024, dari https://www.investopedia.com/terms/d/dividendirrelevance.asp
  3. Moratelindo. (n.d.). Laporan Tahunan & Laporan Keberlanjutan. Diakses 14 Juni 2024, dari https://www.moratelindo.co.id/investor-annual-report.html
Ardya
Ardya Accountant. Financial Consultant. Blogger
Ad
📚 This Week's Must-Reads! Cekidot, Guys! 📚

Advertisement

Advertisement

Promosi

🧠 Buka Rahasia Uang di The Psychology of Money!

Kaya bukan soal pintar, tapi soal perilaku. Buku fenomenal ini bongkar cara berpikir orang sukses soal uang—dan bisa jadi game-changer hidupmu.
Eksklusif dari Gramedia Official Store!