Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Arus Kas Operasi (Operating Cash Flow): Definisi dan Cara Menghitungnya

Arus Kas Operasi (Operating Cash Flow): Definisi dan Cara Menghitungnya

Arus kas dari aktivitas operasi atau arus kas operasi merupakan salah satu metrik terpenting yang perlu kamu pertimbangkan saat menganalisis kinerja keuangan perusahaan.

Arus kas operasi adalah jumlah uang tunai yang dihasilkan oleh kegiatan bisnis utama perusahaan. Informasi ini memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang tunai, membayar utang, dan menginvestasikan kas operasional ke dalam bisnis.

Memahami dan menganalisis arus kas operasi perusahaan dapat membantu investor dalam membuat keputusan investasi yang cerdas. Selain itu, informasi ini juga memberikan wawasan berharga mengenai kesehatan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan di masa depan.

Apa itu Arus Kas Operasi?

Arus kas operasi adalah uang tunai yang dihasilkan dari kegiatan bisnis sehari-hari perusahaan. Hal ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak uang tunai yang dihasilkan oleh operasi normal perusahaan, apakah perlu menggunakan uang tunai dari sumber lain untuk mengembangkan bisnis.

Cara menghitungnya adalah dengan menggabungkan tiga komponen, yaitu Laba Operasional Bersih Setelah Pajak (NOPAT), Depresiasi & Amortisasi, dan perubahan Modal Kerja.

Komponen Arus Kas Operasi I: Laba Operasi Bersih Setelah Pajak (NOPAT)

NOPAT merupakan laba yang dihasilkan oleh operasi perusahaan setelah memperhitungkan seluruh beban operasi perusahaan (beban penjualan dan administrasi), pajak, dan beban bunga.

NOPAT dapat memberikan gambaran mengenai kinerja operasional perusahaan dan membantu analis menentukan jumlah kas yang dihasilkan oleh operasi utama perusahaan.

Rumus untuk menghitung NOPAT adalah:

NOPAT = Laba Kotor - Biaya Operasional - Beban Bunga - Pajak

Ini artinya, NOPAT = EBIT x (1 - Rate Pajak)

Jadi, misalkan PT XYZ memiliki EBIT sebesar 150 juta dan tarif pajak adalah 22%, maka NOPAT adalah sebesar 117 juta.

NOPAT = 150 juta x (1 - 22%) = 117 juta

Berikut akan saya jelaskan perhitungan tersebut.

Laba kotor adalah pendapatan operasional perusahaan setelah dikurangi dengan harga pokok penjualan (HPP). Biaya operasional dan administrasi mencakup semua biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menjalankan bisnis, seperti gaji, sewa, dan perlengkapan. Pembayaran bunga dan pajak juga dikurangkan dari laba kotor untuk mengetahui jumlah uang tunai yang sebenarnya dihasilkan oleh operasi perusahaan.

Dengan mengurangi semua biaya operasional, pembayaran bunga, dan pajak dari laba kotor, NOPAT memberikan gambaran yang jelas tentang kinerja operasional perusahaan dan membantu menentukan jumlah uang tunai yang dihasilkan oleh bisnis. Informasi ini penting ketika mengevaluasi kinerja dan kestabilan keuangan perusahaan.

Komponen Arus Kas Operasi II: Depresiasi

Depresiasi adalah metode akuntansi yang mengalokasikan biaya perolehan aset tetap selama masa manfaatnya. Depresiasi juga mencerminkan penurunan nilai aset karena keausan atau keusangan.

Penting untuk mempertimbangkan depresiasi saat mengevaluasi arus kas operasi perusahaan karena hal ini memengaruhi kinerja keuangan perusahaan dan mengurangi jumlah uang tunai yang dihasilkan oleh operasi bisnis, meskipun itu bukan uang tunai.

Komponen Arus Kas III: Amortisasi

Amortisasi adalah metode yang mengalokasikan biaya perolehan aset tidak berwujud, seperti paten atau merek dagang, selama masa manfaatnya.

Seperti depresiasi, amortisasi mengurangi jumlah uang tunai yang dihasilkan oleh operasi perusahaan dan harus dipertimbangkan saat mengevaluasi arus kas operasi perusahaan.

Komponen Arus Kas IV: Perubahan Modal Kerja

Modal kerja mengacu pada selisih antara aset lancar dan kewajiban lancar, dan ini adalah indikator penting kesehatan keuangan jangka pendek perusahaan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban.

Perubahan modal kerja adalah selisih antara modal kerja tahun ini dengan modal kerja tahun sebelumnya. Ini mencerminkan aliran kas masuk dan keluar dari operasi harian perusahaan, dan oleh karena itu merupakan komponen penting dalam perhitungan arus kas operasi (OCF).

Peningkatan modal kerja menunjukkan aliran kas masuk dari operasi, sedangkan penurunan modal kerja menunjukkan aliran kas keluar.

Perubahan positif dalam modal kerja umumnya dilihat sebagai tanda positif, karena menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan cukup uang tunai dari operasi untuk membayar utang jangka pendek dan mendanai operasi yang berlangsung.

Di sisi lain, perubahan negatif dalam modal kerja dapat menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yang dapat menyebabkan masalah keuangan.

Penting untuk dicatat bahwa perubahan dalam modal kerja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perubahan tingkat penjualan, perubahan saldo piutang dan utang dagang, dan perubahan tingkat persediaan.

Dalam beberapa kasus, perubahan dalam modal kerja juga dapat dipengaruhi oleh efisiensi operasional perusahaan, kebijakan kredit, atau penggunaan pembiayaan.

Mengapa Memasukkan Depresiasi dan Amortisasi dalam Perhitungan Arus Kas Operasi?

Kombinasi NOPAT, Depresiasi, dan Amortisasi memberikan gambaran menyeluruh tentang kas yang dihasilkan oleh operasi normal perusahaan. Dengan memasukkan biaya-biaya ini ke dalam perhitungan arus kas operasi, investor dan pemangku kepentingan dapat memperoleh gambaran yang akurat mengenai kinerja dan stabilitas keuangan perusahaan.

Memasukkan penyusutan ke perhitungan arus kas operasi

NOPAT memberikan pemahaman tentang kinerja operasional perusahaan, sedangkan Depresiasi dan Amortisasi mencerminkan penurunan nilai aset dan aset tidak berwujud karena keausan atau keusangan. Dengan menambahkan biaya-biaya ini ke NOPAT, arus kas operasi menunjukkan jumlah sebenarnya yang dihasilkan oleh operasi perusahaan, yang nantinya dapat digunakan untuk membayar utang, menginvestasikan kembali dalam bisnis (laba ditahan), atau membagikannya kepada pemegang saham (dividen).

Mengecualikan Depresiasi dan Amortisasi dari perhitungan arus kas operasi akan memberikan gambaran yang sesat mengenai kinerja dan stabilitas keuangan perusahaan, yang mengarah pada kesimpulan yang salah dan keputusan investasi yang buruk.

Mengapa Memasukkan Perubahan Modal Kerja dalam Perhitungan Arus Kas Operasi?

Perubahan modal kerja memiliki peran yang penting dalam perhitungan arus kas operasi (OCF). Hal ini karena perubahan modal kerja mencerminkan aliran kas masuk dan keluar dari kegiatan operasional sehari-hari perusahaan. Dalam perhitungan OCF, memasukkan perubahan modal kerja memberikan gambaran yang lebih akurat tentang keuangan jangka pendek perusahaan dan kemampuannya dalam memenuhi kewajiban.

Ketika modal kerja meningkat, ini menunjukkan adanya aliran kas masuk dari operasi perusahaan. Sebaliknya, penurunan modal kerja menandakan adanya aliran kas keluar. Dengan memperhitungkan perubahan modal kerja, arus kas operasi memberikan informasi yang lebih lengkap tentang jumlah kas yang sebenarnya dihasilkan oleh operasi perusahaan, terlepas dari aliran kas dari aktivitas investasi dan pendanaan. Informasi ini penting bagi investor dan pemangku kepentingan karena membantu mereka memahami sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan uang tunai dari operasinya dan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Jika perubahan modal kerja dikecualikan dari perhitungan arus kas operasi, gambaran tentang kinerja dan stabilitas keuangan perusahaan akan menjadi tidak lengkap. Hal ini dapat mengakibatkan kesimpulan yang salah dan keputusan investasi yang kurang tepat. Oleh karena itu, mempertimbangkan perubahan modal kerja dalam perhitungan arus kas operasi sangat penting untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kinerja keuangan perusahaan.

Menghitung Arus Kas Operasi (OCF)

Arus Kas Operasi atau Operating Cash Flow (OCF) dihitung dengan menggunakan rumus:

OCF = NOPAT + Depresiasi + Amortisasi + Perubahan Modal Kerja

NOPAT, Depresiasi, Amortisasi, dan Perubahan Modal Kerja adalah metrik yang mencerminkan kinerja dan stabilitas keuangan perusahaan. NOPAT menggambarkan kinerja operasional perusahaan, sedangkan Depresiasi dan Amortisasi mencerminkan penurunan nilai aset karena keausan atau keusangan. Perubahan Modal Kerja, di sisi lain, mencerminkan perubahan dalam aset dan kewajiban lancar perusahaan.

Dengan memasukkan komponen-komponen ini dalam perhitungan, Arus Kas Operasi (OCF) memberikan gambaran menyeluruh tentang uang tunai yang dihasilkan oleh operasi normal perusahaan. Informasi ini sangat penting dalam menentukan apakah perusahaan membutuhkan sumber dana eksternal (seperti penerbitan obligasi atau saham) untuk pertumbuhan dan dalam membuat keputusan investasi yang tepat.

Misalnya, jika sebelumnya telah dihitung bahwa NOPAT adalah 117 juta, dengan beban depresiasi sebesar 5 juta dan beban amortisasi sebesar 1 juta, serta perubahan modal kerja sebesar 10 juta, maka Arus Kas Operasi (OCF) adalah sebesar 133 juta.

OCF = 117 juta + 5 juta +1 juta + 10 juta = 133 juta

Jadi, jika PT XYZ menghitung bahwa mereka memerlukan belanja modal atau operasional untuk pertumbuhan di masa depan sebesar 150 juta, maka PT XYZ dapat memperkirakan kebutuhan pendanaan eksternal (penerbitan obligasi atau saham) adalah sekitar 17 juta.

Perlu kamu pahami bahwa Arus Kas Operasi (OCF) berbeda dengan Arus Kas Bebas (FCF), yang memperhitungkan semua pengeluaran modal dan investasi di perusahaan. Sementara Arus Kas Operasi (OCF) memberikan informasi tentang kinerja dan stabilitas keuangan perusahaan, Arus Kas Bebas (FCF) memberikan gambaran lengkap tentang kesehatan keuangan perusahaan secara keseluruhan dan prospek pertumbuhan di masa depan.

Pentingnya Arus Kas Operasi

Arus kas operasi yang positif merupakan indikator positif mengenai kesehatan dan stabilitas keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan uang tunai yang cukup dari operasinya untuk menutupi pengeluaran dan berinvestasi kembali dalam bisnis.

Di sisi lain, arus kas operasi yang negatif dapat mengindikasikan bahwa perusahaan tidak menghasilkan cukup uang tunai dari operasinya dan memerlukan pendanaan dari luar (seperti penerbitan obligasi atau saham baru) atau perlu mengurangi biaya (meningkatkan efisiensi).

Investor dan pemangku kepentingan menggunakan arus kas operasi untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan membayar utang, berinvestasi kembali dalam bisnis, dan mendistribusikan laba kepada pemegang saham. Perusahaan dengan arus kas operasi yang positif memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memenuhi kewajiban keuangan dan melakukan investasi dalam bisnis, yang pada akhirnya akan membawa pertumbuhan dan peningkatan profitabilitas.

Kesimpulan

Arus kas operasi merupakan metrik penting untuk mengevaluasi kinerja dan stabilitas keuangan perusahaan.

Dengan mempertimbangkan arus kas yang dihasilkan dari operasi normal, investor dan pemangku kepentingan dapat memperoleh informasi berharga tentang kemampuan perusahaan membayar utang, berinvestasi kembali dalam bisnis, dan mendistribusikan laba kepada pemegang saham.

Memahami dan menganalisis arus kas operasi perusahaan dapat membantu investor membuat keputusan investasi yang tepat dan memberikan wawasan berharga tentang kesehatan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan di masa depan.

Ardya

Get in touch with me for accounting and financial discussion, training, and services: