Hitung Payback Period & Discounted PP Gampang + Kalkulator!
Payback period atau periode pengembalian itu salah satu metode di capital budgeting, yang ngitung berapa tahun sih perusahaan butuh waktu buat balik modal atau break even dari investasinya.
Ngitung payback period itu lumayan penting lho buat ngeramal arus kas, bayar bunga, sama ngelola aktivitas investasi perusahaan.
Menurut saya sih, payback period itu metode capital budgeting yang paling gampang, soalnya nggak pake ngitung nilai waktu uang.
Tapi, ada juga versi lain dari payback period yang perlu ngitung nilai waktu uang, namanya metode discounted payback period. Ini juga bakal saya bahas di tulisan ini.
Di tulisan sebelumnya, saya udah pernah bahas soal metode paling penting di capital budgeting, yaitu net present value (NPV). Kalau kamu belum paham, silakan baca tulisan saya yang judulnya "Metode dalam Capital Budgeting: Net Present Value".
Payback Period
Buat ngitung payback period itu caranya gampang kok, tinggal kamu telusuri aja arus kas kumulatif dari satu periode ke periode berikutnya, sampai arus kas kumulatifnya jadi nol.
Anggap aja ada investasi nih, di tahun ke-0 butuh modal awal 100 juta. Di tahun ke-1, investasi itu udah bisa ngasilin arus kas masuk 30 juta, di tahun ke-2 sebesar 40 juta, dan di tahun ke-3 sebesar 60 juta.
Berapa lama sih payback period buat investasi itu?
Buat ngitungnya, kamu cuma perlu telusuri arus kas kumulatif dari investasi itu:
Periode ke- | Arus Kas | Arus Kas Kumulatif |
---|---|---|
0 | -100 juta | -100 juta |
1 | 30 juta | -70 juta |
2 | 40 juta | -30 juta |
3 | 60 juta | 30 juta |
Coba perhatiin deh hitungan di atas!
Pas arus kas kumulatifnya berubah dari minus jadi plus, nah di situlah kamu berhenti ngitungnya.
Artinya, antara periode ke-2 ke periode ke-3 itulah payback period dari investasi itu.
Buat nyari angka pasti payback period-nya, tinggal itung aja pakai rumus ini:
Payback period \(=\) Periode terakhir dengan arus kas kumulatif negatif \(+\) \(\frac{{\text{Arus kas yang diperlukan pada periode selanjutnya}}}{{\text{Arus kas yang dihasilkan pada periode selanjutnya}}}\)
Sekarang, tinggal masukin aja angka-angka dari hitungan tadi ke rumus itu:
Payback period \(=\) 2 \(+\) \(\frac{{30 \text{ juta}}}{{60 \text{ juta}}}\) \(=\) 2,5
Dari hitungan itu, kalau perusahaan netapin batas waktu balik modal investasi paling lama 2,9 tahun, berarti investasi ini oke buat diambil, soalnya cuma butuh 2,5 tahun buat balik modal.
Tapi, kalau perusahaan netapin batas waktu balik modal paling lama 2 tahun, ya investasi itu nggak layak buat diambil.
Biar gampang ngeceknya, kamu juga bisa ngitung payback period di excel dengan nyajiin data-data yang dibutuhin buat ngitung.
Discounted Payback Period
Metode discounted payback period itu hampir sama kayak payback period. Bedanya, di metode ini, semua duit kas yang diterima harus diubah dulu jadi nilai sekarang atau present value.
Aturannya sih masih sama kayak payback period, yaitu discounted payback period itu ada di antara arus kas kumulatif yang minus sama yang plus.
Pakai data dari contoh hitungan payback period tadi, anggap aja biaya modal atau cost of capital-nya itu 10%. Maka, kamu perlu ngitung present value dari masing-masing arus kas di tiap periodenya, jadi hasilnya kayak gini:
Periode ke- | Arus Kas | PV Arus Kas | Arus Kas Kumulatif |
---|---|---|---|
0 | -100 juta | -100 juta | -100 juta |
1 | 30 juta | 27,27 juta | -72,73 juta |
2 | 40 juta | 33,06 juta | -39,67 juta |
3 | 60 juta | 45,07 juta | 5,4 juta |
Dari hitungan di atas, discounted payback period-nya ada di antara periode ke-2 sama periode ke-3.
Angka pasti dari discounted payback period investasi itu adalah:
Discounted payback period \(=\) 2 \(+\) \(\frac{{39,67 \text{ juta}}}{{45,07 \text{ juta}}}\) \(=\) 2,88
Waktu yang dibutuhin di discounted payback period itu lebih lama dibanding payback period.
Secara logika sih, ini wajar banget, soalnya di metode discounted payback period semua arus kas masuknya di-diskon ke nilai sekarang.
Buat penjelasan lain soal discounted payback period, kamu juga bisa baca tulisan saya soal cara ngitung discounted payback period dengan excel.
Cobain Langsung: Kalkulator Payback Period & Discounted Payback Period Canggih!
Nah, setelah kita ngupas tuntas konsep Payback Period sama Discounted Payback Period, pasti udah pada gatel kan pengen langsung praktek ngitung sendiri? Biar ilmunya makin nempel dan nggak cuma ngawang-ngawang, saya udah bikinin nih aplikasi kalkulator interaktif yang bisa langsung kamu pake di sini.
Dengan kalkulator ini, kamu tinggal masukin aja berapa modal awal investasi, terus perkiraan duit kas masuk per tahunnya. Kalo mau ngitung Discounted Payback Period, masukin juga tingkat diskontonya. Gampang banget! Hasilnya langsung keluar, lengkap sama tabel perhitungannya biar kamu bisa liat detail arus kas kumulatifnya, baik yang biasa maupun yang udah di-discounted.
Kalkulator ini saya desain khusus buat pembaca finansialpost.com: tampilannya modern, gampang dipake, dan tentunya responsif di HP maupun desktop. Penasaran seberapa cepet investasi kamu bisa balik modal? Gak usah nunggu lama, langsung aja cobain kalkulatornya di bawah ini!
Kalkulator Payback Period
Penutup
Payback period dan discounted payback period itu salah satu metode penganggaran yang tujuannya ngitung waktu yang dibutuhin sebuah investasi buat nyampe titik impas.
Di metode payback period, yang diitung itu cuma pengembalian modal awal aja, nggak termasuk pengembalian bunga pinjaman.
Nah, kalau di metode discounted payback period, yang diitung itu bukan cuma pengembalian modal awal, tapi juga bunga yang harus dibayar buat pinjaman yang dipakai buat modal investasi itu.
Biar lebih gampang ngitung dan analisis investasi pakai metode payback period sama discounted payback period, kamu bisa pakai aplikasi yang disediain sama finansialpost di atas. Aplikasi tersebut bisa bantu kamu ngitung nilai-nilai itu dengan cepet dan efisien buat macem-macem investasi.
Segitu dulu ya tulisan saya soal metode capital budgeting payback period dan discounted payback period.
Stay safe and stay healthy. Take care!