Menghitung Biaya Modal Perusahaan (WACC)
Biaya modal rata-rata tertimbang atau weighted average cost of capital (WACC) itu biaya yang perlu perusahaan bayar ke orang-orang yang ngasih modal (investor sama kreditur).
Kalau struktur modal perusahaan cuma dari saham biasa aja, berarti pemegang saham punya semua aset perusahaan dan berhak dapet semua arus kasnya.
Kalau kasusnya gitu, biaya modal perusahaan gampang ditentuinnya, yaitu sebesar tingkat balik modal yang diharapkan investor.
Tapi kenyataannya, hampir semua perusahaan atau proyek yang dikerjain perusahaan itu nggak cuma dibiayain sama saham biasa aja, tapi juga pakai obligasi sama saham preferen.
Ini bikin biaya modal perusahaan jadi nggak sama dengan tingkat balik modal yang diharapkan dari saham biasa doang.
Artinya, nentuin biaya modal perusahaan jadi lebih ribet, makanya biaya modal rata-rata tertimbang atau weighted average cost of capital (WACC) perlu dihitung.
1. Rumus Ngitung WACC
Ini dia rumus yang dipakai buat ngitung biaya modal rata-rata tertimbang (WACC):
Di mana:
E | = | Nilai pasar saham biasa | |
P | = | Nilai pasar saham preferen | |
D | = | Nilai pasar utang | |
V | = | E + P + D, Nilai pasar total dari struktur modal perusahaan atau proyek | |
RE, RP | = | Biaya modal saham biasa dan saham preferen setelah pajak | |
RD | = | Biaya utang sebelum pajak | |
TC | = | Rate pajak penghasilan |
Biar gampang ngerti soal struktur modal, coba perhatiin format standar neraca ini, di mana sisi kanan (kewajiban dan ekuitas) itu struktur modal perusahaan:
ASET | KEWAJIBAN & EKUITAS | ||
Nilai Pasar Aset | xxx | Nilai Pasar Utang (D) | xxx |
Nilai Pasar Ekuitas (E+P) | xxx | ||
Total Aset | xxx | Total Utang & Ekuitas | xxx |
2. Contoh Kasus Perhitungan WACC
Anggap aja PT XYZ mau biayain perluasan bisnisnya pakai campuran modal: 45 persen utang, 45 persen saham biasa, sama 10 persen saham preferen. Tarif pajaknya 25 persen.
Nah, buat ngitung WACC buat proyek PT XYZ itu, kamu perlu ngitung biaya modal dari saham biasa, saham preferen, sama utang.
2.1. Ngitung Biaya Modal Saham Biasa
Langkah pertama ngitung WACC itu ya ngitung biaya modal dari saham biasa (common stock).
Buat ngitung biaya modal saham biasa, kamu bisa pakai model valuasi saham pertumbuhan tidak tetap ataupun capital asset pricing model (CAPM).
Di tulisan ini, buat ngitung biaya modal saham biasa, saya pakai CAPM.
Rumus buat ngitung CAPM itu:
RE \(= \text{Suku bunga bebas risiko} + (\text{Beta saham} \times \text{Premi risiko})\)
\(= R_f + \beta (R_m - R_f)\)
Suku Bunga Bebas Risiko
Buat suku bunga bebas risiko, kamu bisa pakai suku bunga obligasi negara atau suku bunga deposito BPR yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Saat ini, suku bunga penjaminan LPS buat simpanan deposito di BPR itu sekitar 7,5 persen.
Premi Risiko
Pas seorang investor mutusin buat investasi di pasar saham, dia pasti minta tingkat balik modal minimal buat investasinya itu.
Misalnya, investor mau nanem duitnya di instrumen saham karena bisa ngasih return 14 persen per tahun (rata-rata return IHSG per tahun).
Artinya, investor mau nanem duitnya di saham karena bisa ngasih balik modal 6,5 persen lebih tinggi dari investasi yang bebas risiko (deposito BPR).
Nah, 6,5 persen atau selisih antara tingkat balik modal yang diharapkan (14 persen) sama suku bunga bebas risiko (7,5 persen) itulah yang disebut premi risiko.
Beta Saham
Beta saham itu nunjukkin seberapa sensitif sebuah saham sama pergerakan harga pasar saham.
Pergerakan harga pasar saham bisa diwakilin sama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Jadi, kalau beta saham PT XYZ itu 1,5, berarti tingkat naik turunnya itu 150 persen dari IHSG.
Misalnya, IHSG turun 3 persen, artinya saham PT XYZ dengan beta 1,5 bakal turun 4,5 persen (1,5 x 3 persen). Begitu juga sebaliknya, kalau IHSG naik 3 persen, saham PT XYZ bakal naik 4,5 persen.
CAPM
Jadi, setelah dapet nilai suku bunga bebas risiko, premi risiko, sama beta saham, biaya modal saham biasa PT XYZ yang diitung pakai CAPM itu sebesar:
RE \(= R_f + \beta (R_m - R_f)\)
\(= 7,5\% + 1,5 (14\% - 7,5\%)\)
\(= 7,5\% + 1,5 (6,5\%)\)
\(= 17,25\%\)
2.2. Ngitung Biaya Modal Saham Preferen
Buat biayain perluasannya, PT XYZ juga nyari dana dengan nerbitin saham preferen. Jadi, buat ngitung WACC, biaya modal buat saham preferen ini perlu diitung juga.
Beda sama saham biasa, pemegang saham preferen itu nerima dividennya tetap terus.
Dividen saham preferen itu dividen yang tumbuhnya nol, jadi buat ngitung nilai sekarangnya (present value) cukup pakai rumus ini:
PV \(= \frac{D}{RP}\)
Di mana:
PV | = | Nilai sekarang saham preferen |
D | = | Dividen saham preferen |
RP | = | Tingkat balik modal |
Nah, karena itu, buat nentuin biaya modal (tingkat balik modal) dari saham preferen, tinggal balik aja rumus di atas jadi:
RP \(= \frac{D}{PV}\)
Selanjutnya, anggap aja PT XYZ nerbitin saham preferen yang dijual dengan harga 100 ribu per lembar, terus ngasih dividen 9 ribu per lembar tiap tahunnya.
Jadi, RP nya itu senilai:
RP \(= \frac{9 \, \text{ribu}}{100 \, \text{ribu}} = 0,09\) atau \(9\%\)
2.3. Ngitung Biaya Modal Utang Sebelum Pajak
Terakhir, buat ngitung WACC, kamu perlu ngitung biaya modal utang, yang di kasus PT XYZ ini asalnya dari nerbitin obligasi.
Biaya modal utang itu tingkat balik modal yang diminta kreditur kalau perusahaan ngajuin pinjaman sekarang. Dalam bahasa keuangan, tingkat balik modal ini disebut yield to maturity (YTM).
Kamu perlu hati-hati ya pas bedain antara YTM sama rate kupon obligasi.
Rate kupon obligasi itu tingkat bunga dari obligasi yang diterbitin, yang ditulis di bond indenture. Nah, YTM itu biaya utang saat ini (tingkat suku bunga pasar buat instrumen utang).
Anggap aja PT XYZ punya obligasi dengan tenor 5 tahun, rate kupon tahunannya 10 persen, yang dijual pada harga 105.
Nah, YTM obligasi PT XYZ, yang di kasus ini saya itung pakai Ms. Excel, itu senilai 8,72%.
2.4. Ngitung WACC
Setelah kamu dapet biaya modal buat saham biasa, saham preferen, sama utang, baru deh kamu bisa ngitung WACC buat sumber modal dari proyek PT XYZ itu. Gini nih itungannya:
WACC \(= (45\% \times 17,25\%) + (10\% \times 9\%) + (45\% \times 8,72\% \times (1 - 0,25))\)
\(= 7,76\% + 0,9\% + 2,94\%\)
\(= 11,6\%\)
Hasil hitungan WACC buat proyek PT XYZ sebesar 11,6% itu tingkat balik modal keseluruhan yang harus diusahain perusahaan dari aset yang diinvestasiin.
Dengan kata lain, WACC 11,6% itu tingkat diskonto yang harus dipakai pas ngitung capital budgeting, misalnya buat ngitung net present value (NPV) buat proyek perluasan PT XYZ itu.
3. Penutup
Kalau sumber dana perusahaan cuma dari satu sumber aja, misalnya dari nerbitin saham biasa, ya tingkat balik modalnya cuma sebesar balik modal yang diharapkan investor.
Begitu juga kalau perusahaan cuma pakai sumber dana dari utang, tingkat balik modalnya ya sebesar tingkat balik modal pasar dari obligasi sejenis pas saat itu.
Masalahnya jadi ribet kalau perusahaan pakai campuran sumber dana dari utang, saham biasa, sama saham preferen juga.
Nah, karena itu, buat nentuin biaya modalnya, perusahaan perlu ngitung pakai biaya modal rata-rata tertimbang atau weighted average cost of capital (WACC).
Segitu dulu ya tulisan saya soal cara ngitung biaya modal perusahaan pakai rumus WACC.
Stay safe and stay healthy. Take care!