Klasifikasi Biaya dalam Akuntansi Manajemen
Di akuntansi keuangan, biaya itu diartikan sebagai ukuran, dalam bentuk duit, buat sumber daya perusahaan yang dipakai buat tujuan tertentu.
Nah, kalau di akuntansi manajemen, definisi biaya nggak sesimpel itu, soalnya dibagi-bagi lagi jadi beberapa definisi, tergantung sifat atau tujuan pakainya.
Ada biaya yang definisinya berdasarkan fungsi manajemennya, ada juga yang berdasarkan gampang atau nggaknya dilacak, atau sifat biayanya pas ada perubahan kegiatan perusahaan.
Biaya Berdasarkan Fungsi Manajemen
Di perusahaan manufaktur, kalau dilihat dari fungsi manajemennya, biaya itu dibagi jadi dua jenis: biaya produksi sama biaya non-produksi atau yang biasa disebut beban operasional.
1.1. Biaya Produksi
Biaya produksi itu ya biaya-biaya buat kegiatan produksi perusahaan. Biaya produksi dibagi jadi tiga kategori, yaitu bahan baku langsung (raw materials), tenaga kerja langsung (direct labor), dan biaya overhead.
Bahan baku langsung itu semua bahan yang jadi bagian penting dari barang jadi, misalnya kayu buat bikin lemari atau baja buat bikin mobil. Nah, kalau bahan baku lainnya kayak mur, baut, sekrup, lem, sama beberapa perlengkapan lain, itu bukan bahan baku langsung, dan masuknya ke biaya overhead.
Biaya tenaga kerja langsung itu biaya buat tenaga kerja yang terlibat langsung di proses produksi, misalnya gaji perakit di pabrik iPhone atau gaji operator mesin produksi di pabrik es krim Aice. Kalau gaji pengawas sama petugas kebersihan, itu bukan biaya tenaga kerja langsung, dan masuknya ke biaya overhead.
Biaya overhead itu semua biaya yang nyambung sama proses produksi, kecuali bahan baku langsung sama tenaga kerja langsung. Yang termasuk biaya overhead itu biaya depresiasi mesin pabrik, sewa, asuransi, waktu nganggur, listrik, bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, sama biaya-biaya yang dikeluarin buat jaga kualitas barang produksi.
1.2. Beban Operasional
Beban operasional dibagi jadi dua, yaitu beban penjualan sama beban administrasi & umum.
Beban penjualan itu beban-beban yang ada hubungannya sama kegiatan penjualan dan pengiriman produk. Contohnya beban iklan, komisi penjualan, entertainment, sama pengiriman barang keluar.
Beban administrasi dan umum itu beban-beban yang muncul gara-gara kegiatan umum sama administrasi perusahaan. Contohnya gaji eksekutif, depresiasi peralatan kantor, biaya legal, biaya audit, sama piutang tak tertagih.

Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Biaya itu bisa digolongin jadi langsung atau nggak langsung, tergantung seberapa jauh biaya itu bisa dilacak ke objek biayanya, misalnya produk, pekerjaan, atau wilayah.
Biaya langsung (direct cost) itu biaya-biaya yang bisa dilacak langsung ke objek biayanya, misalnya biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, sama juga biaya iklan yang dilakuin langsung ke wilayah penjualan tertentu.
Biaya tidak langsung (indirect cost) itu biaya-biaya yang susah dilacak langsung ke objek biaya secara spesifik. Biaya overhead bisa dibilang biaya tidak langsung. Begitu juga biaya-biaya yang ditanggung sama beberapa departemen, produk, atau pekerjaan, serta biaya iklan buat beberapa produk atau beberapa wilayah penjualan.

Biaya Produk dan Biaya Periode
Kalau dilihat dari kapan dibebanin ke pendapatan atau bisa dijadiin aset atau nggak, biaya itu bisa dibagi jadi biaya produk (product cost) sama biaya periode (period cost).
Biaya produk itu biaya yang bisa dijadiin aset (inventoriable cost), maksudnya diakuin sebagai persediaan pas dibeli atau diperoleh. Nanti, pas persediaan itu kejual, barulah biaya perolehan buat persediaan yang kejual itu diakuin sebagai beban (harga pokok penjualan). Semua biaya produksi (production cost) itu termasuk biaya produk.
Biaya periode itu biaya yang nggak bisa dijadiin aset dan diakuin di periode pas pendapatannya kejadian. Biaya periode itu bukan biaya produksi atau pabrikasi, jadi nggak bisa masuk kategori harga pokok penjualan (HPP). Yang termasuk biaya periode itu beban penjualan sama beban administrasi & umum.
![]() |
Biaya produk (product cost) |
Biaya Variabel, Biaya Tetap, dan Biaya Semi Variabel
Kalau dari sudut pandang perencanaan sama pengendalian, biaya bisa digolongin berdasarkan sifat atau kelakuannya pas ada perubahan volume ataupun ukuran kegiatan.
Lebih jauh lagi, berdasarkan sifatnya, biaya bisa digolongin jadi biaya variabel, biaya tetap, sama biaya semi variabel.
Biaya variabel itu biaya yang total nilainya berubah-ubah, tergantung langsung sama perubahan kegiatan, misalnya nambah atau ngurangin output produksi. Yang termasuk biaya variabel itu biaya bahan baku langsung.
Biaya tetap itu biaya yang total jumlahnya sama terus dan nggak tergantung sama perubahan kegiatan. Yang termasuk biaya tetap itu biaya sewa, pajak, gaji, depresiasi, asuransi, dan lain-lain.
Biaya semi variabel itu biaya yang ada unsur biaya tetap sama biaya variabelnya. Nilai total biaya ini berubah-ubah, tapi nggak tergantung dalam proporsi langsung sama perubahan kegiatan. Contoh biaya semi variabel itu biaya sewa truk pengiriman, di mana biaya sewanya itu tetap, tapi biasanya kena biaya tambahan kalau jarak tempuh sama waktunya lebih.

Biaya Perencanaan, Pengendalian, dan Pengambilan Keputusan
Biaya buat ngerencanain, ngendaliin, sama ngambil keputusan itu bisa dibagi jadi beberapa kelompok, misalnya biaya yang bisa dikendaliin sama yang nggak bisa dikendaliin, biaya standar, biaya incremental, biaya sunk, biaya kesempatan, sama biaya relevan.
5.1. Biaya yang Dapat Dikendalikan dan Tidak Dapat Dikendalikan
Biaya itu dibilang bisa dikendaliin kalau tingkat biayanya itu bener-bener di bawah kendali manajer, sedangkan biaya tidak dapat dikendalikan itu biaya yang di luar kendali tingkat manajerial tertentu.
Contohnya, biaya-biaya variabel kayak bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, sama biaya overhead itu biaya yang bisa dikendaliin sama manajer. Manajer bisa ngambil keputusan yang ngaruh ke penggunaan bahan baku, manfaatin tenaga kerja secara efisien, sama ngendaliin biaya overhead.
Selain itu, beberapa biaya tetap juga bisa dikendaliin sama manajer. Misalnya, depresiasi peralatan yang dipakai khusus sama satu departemen bisa dikendaliin sama manajer departemen itu. Manajer bisa ngatur pemeliharaan peralatan, ngoptimalin penggunaannya, sama ngurangin biaya yang nyambung sama peralatan itu.
Dalam ngendaliin biaya, manajer tanggung jawab buat bikin keputusan yang bijak dan efisien biar penggunaan sumber daya yang ada optimal dan tujuan organisasi tercapai dengan efektif.
5.2. Biaya Standar
Biaya standar itu biaya yang udah ditentuin di awal berdasarkan itungan yang teliti. Artinya, perusahaan punya ekspektasi kalau biaya aktual di lapangan, jumlahnya ya sebesar biaya standar itu.
Bandingin antara biaya standar sama biaya aktual itu biasanya dipakai buat ngukur kinerja sebuah departemen soal penetapan biaya. Dengan bandingin biaya aktual sama biaya standar, manajer bisa ngevaluasi sejauh mana departemen itu udah berhasil ngendaliin biaya dan ngerjain kerjaan sesuai perkiraan.
Selisih antara biaya aktual sama biaya standar itu disebutnya variance. Kalau biaya aktual lebih tinggi dari biaya standar, berarti ada variance negatif yang nunjukkin ada perbedaan yang nggak diinginin. Sebaliknya, kalau biaya aktual lebih rendah dari biaya standar, berarti ada variance positif yang nunjukkin efisiensi dalam pengeluaran biaya.
Lewat analisis variance, manajer bisa ngenalin area-area yang butuh perbaikan, ngendaliin pengeluaran yang kebanyakan, plus ngambil tindakan koreksi biar biaya tetep kekontrol dan kinerja departemen tetep efisien.
5.3. Biaya Incremental
Biaya incremental itu biaya tambahan yang dikeluarin perusahaan kalau milih satu pilihan dibanding pilihan lain. Artinya, perusahaan perlu ngeluarin duit lebih banyak buat milih pilihan tertentu dibanding pilihan lainnya.
Saya kasih contoh ya, pakai Alternatif X sama Alternatif Y.
Buat bahan baku langsung, biaya yang dikeluarin buat dua-duanya itu 100.000. Di sini, nggak ada biaya tambahan (incremental) karena jumlah biayanya sama buat kedua pilihan.
Tapi, kalau kamu lihat tenaga kerja langsung, biaya yang dikeluarin buat Alternatif X itu 100.000, sedangkan buat Alternatif Y itu 120.000.
Jadi, beda antara biaya alternatif Y sama alternatif X itu 20.000. Angka ini namanya biaya incremental, karena perusahaan harus bayar 20.000 lebih banyak buat milih Alternatif Y daripada Alternatif X.
Alternatif X | Alternatif Y | Biaya Incremental (Y-X) | |
---|---|---|---|
Bahan Baku Langsung | 100,000 | 100,000 | - |
Tenaga Kerja Langsung | 100,000 | 120,000 | 20,000 |
5.4. Biaya Sunk
Biaya sunk (sunk cost) itu biaya yang udah dikeluarin atau udah kejadian dan nggak bisa dibalikin lagi, nggak peduli keputusan apa pun yang diambil perusahaan sekarang atau di masa depan. Biaya sunk itu nggak ada hubungannya sama proses ngambil keputusan karena biayanya udah habis dan nggak relevan buat pilihan di masa depan.
Misalnya, sebuah perusahaan ngeluarin banyak duit buat ngembangin produk baru. Tapi, pas dicoba, ternyata produk itu nggak bakal laku di pasaran. Duit yang diinvestasiin buat ngembangin produk itu ya biaya sunk, karena nggak bisa dibalikin lagi, nggak peduli perusahaannya mutusin lanjut atau berhentiin proyek itu.
Keputusan soal masa depan produk harusnya didasarin sama potensi untung di masa depan, bukan mikirin biaya sunk yang udah kejadian.
5.5. Biaya Peluang
Biaya peluang (opportunity cost) itu hilangnya potensi pendapatan dari satu pilihan gara-gara milih pilihan yang lain.
Anggap aja ada perusahaan yang punya pilihan buat pakai kapasitas produksinya bikin tambahan 5 ribu unit produk atau nyewain kapasitas produksinya ke perusahaan lain dengan harga 100 juta.
Kalau perusahaan mutusin pakai kapasitas produksinya buat bikin tambahan 5 ribu unit produk, berarti biaya peluangnya itu kehilangan pendapatan 100 juta yang bisa didapet dari nyewain kapasitas produksinya ke perusahaan lain.
Di sini, biaya peluang sebesar 100 juta itu nilai yang hilang karena perusahaan milih bikin produk tambahan daripada nyewain kapasitas produksinya.
Biaya peluang itu sesuatu yang hilang atau dikorbanin pas kita milih satu pilihan daripada pilihan lain yang punya potensi pendapatan.
5.6. Biaya Relevan
Biaya relevan (relevant cost) itu biaya yang kira-kira bakal kejadian di masa depan yang nilainya beda-beda buat tiap pilihan keputusan.
Biaya incremental itu biaya yang relevan sama keputusan masa depan, sedangkan biaya sunk itu biaya yang nggak relevan.
Kenapa gitu?
Jadi, biaya incremental itu biaya tambahan yang nyambung sama keputusan di masa depan. Artinya, biaya ini bakal berubah tergantung pilihan yang diambil. Misalnya, kalau perusahaan lagi mikir-mikir mau produksi produk tambahan, biaya bahan baku sama tenaga kerja tambahan yang bakal dikeluarin itu ya biaya incremental yang relevan. Biaya ini bakal naik kalau perusahaan milih produksi lebih banyak produk.
Sementara itu, biaya sunk itu biaya yang udah kejadian di masa lalu dan nggak bisa diubah atau dibalikin. Biaya ini nggak relevan sama keputusan di masa depan karena nggak bakal berubah apa pun pilihan yang diambil. Contohnya biaya yang udah habis buat beli peralatan atau iklan yang gagal. Walaupun biayanya udah dikeluarin, keputusan di masa depan jangan dipengaruhi sama biaya sunk karena nggak bakal ngaruh ke nilai atau untung di masa depan.
6. Penutup
Di produk akuntansi keuangan kayak laporan keuangan buat pihak luar, nge-grup-in biayanya itu cuma sebatas biaya pokok atau harga pokok penjualan (HPP) sama biaya operasional yang isinya biaya administrasi penjualan.
Tapi, di akuntansi manajemen, kalau nge-grup-in biaya cuma jadi dua jenis itu aja pasti bakal nyusahin perusahaan buat ngenalin biaya-biaya yang kejadian, jadi bisa bikin nggak akurat dan susah misalnya pas analisis cost volume profit atau estimasi biaya.
Beberapa jenis biaya yang udah dijelasin di tulisan ini, kayak bahan baku, tenaga kerja, atau overhead, bakal kamu temuin di perusahaan manufaktur, tapi nggak di perusahaan dagang sama jasa.
Segitu dulu ya tulisan saya soal klasifikasi biaya di akuntansi manajemen.
Stay safe and stay healthy. Take care!