Akuntansi ESOP Gampang! (Plus Simulasi Interaktif)

Perusahaan itu sering lho nerbitin opsi saham yang ngasih hak ke karyawannya buat beli saham perusahaan dengan harga diskon buat waktu tertentu aja.
Tujuannya ngasih opsi itu biar perusahaan bisa dapet karyawan yang bagus-bagus atau sebagai bonus buat karyawan yang berprestasi dan setia.
Di Indonesia, opsi saham karyawan ini lebih dikenal dengan sebutan ESOP, singkatan dari employee stock option program.
Perlakuan Akuntansi atas Opsi Saham Karyawan
Ada dua masalah akuntansi nih soal opsi saham karyawan: gimana cara nentuin beban kompensasi sama periode alokasi buat beban kompensasi itu.
Nentuin Beban Kompensasi atas Opsi Saham
Menurut PSAK 53, nilai wajar opsi saham perusahaan publik itu dihitungnya pakai model penentuan harga opsi (option-pricing model).
Terus, masih kata PSAK 53, kalau selama periode itu nilai wajarnya nggak bisa dihitung, perkiraan beban kompensasinya didasarin sama nilai intrinsik kompensasi itu sekarang.
Nilai intrinsik itu maksudnya selisih antara harga pasar saham sama harga opsi saham pas di-exercise.
Alokasi Beban Kompensasi
Ngasi opsi saham karyawan itu butuh entri penyesuaian tiap tahun buat ngakuin beban kompensasi.
Beban kompensasi diitungnya pas tanggal ngasih kompensasi (grant period) dan dibagi rata ke periode pas karyawan belum bisa nge-exercise opsinya (vesting period).
Setelah vesting period selesai, karyawan bisa nge-exercise haknya kapan aja sampai jatuh tempo atau sampai opsinya hangus.
Ikuti Perjalanan ESOP: Dari Pemberian Hingga Jadi Saham!
Kamu sudah membaca kan, bagaimana opsi saham karyawan (ESOP) itu diberikan dan bagaimana akuntansi mencatatnya? Terkadang, melihat contoh kasus dalam bentuk teks saja masih terasa sedikit abstrak. Bagaimana kalau kita coba ikuti perjalanannya secara lebih interaktif?
Nah, di bawah ini, saya sudah siapkan "Simulasi Perjalanan ESOP" yang mengambil contoh kasus PT XYZ dari artikel ini. Kamu bisa melihat langkah demi langkah, mulai dari pengakuan beban kompensasi setiap tahun selama periode vesting, hingga berbagai skenario yang mungkin terjadi setelahnya, seperti saat karyawan memutuskan untuk menggunakan (exercise) opsinya, atau bahkan jika opsi tersebut hangus. Kamu juga bisa menentukan sendiri berapa banyak opsi yang di-exercise lho! Jadi, kamu bisa langsung lihat bagaimana jurnalnya berubah. Seru kan? Yuk, kita mulai simulasinya!
Simulasi Perjalanan ESOP PT XYZ
Data Awal Kasus PT XYZ
PT XYZ memberikan opsi saham kepada 5 karyawannya dengan detail sebagai berikut:
- Jumlah Opsi: 100.000 lembar saham
- Nilai Nominal Saham: Rp 10.000 per lembar
- Harga Exercise Opsi: Rp 20.000 per lembar
- Harga Pasar Saham (tgl. pemberian): Rp 29.000 per lembar
- Periode Vesting: 3 tahun (Exercise paling cepat 1 Januari 2024)
- Beban Kompensasi Tahunan (dihitung pakai nilai intrinsik):
((Rp 29.000 - Rp 20.000) x 100.000 lembar) / 3 tahun = Rp 300.000 per tahun
Tahap 1: Pengakuan Beban Kompensasi (Selama Periode Vesting)
Setiap akhir tahun selama periode vesting (31 Desember 2021, 2022, dan 2023), PT XYZ mencatat beban kompensasi.
Contoh Kasus Pencatatan Opsi Saham Karyawan
Tanggal 1 Januari 2021, PT XYZ ngasih opsi saham ke lima karyawannya buat beli 100 ribu lembar saham. Nilai nominalnya 10 ribu, tapi harga exercise-nya 20 ribu per lembar.
Harga pasar per lembar saham pas tanggal ngasih kompensasi itu 29 ribu per lembar.
Vesting period-nya selama 3 tahun, jadi paling cepet bisa nge-exercise opsinya itu tanggal 1 Januari 2024.
Biar contoh kasus ini gampang, perkiraan beban kompensasinya diitung pakai nilai intrinsik kompensasi, yaitu segini:
Beban kompensasi per tahun = (29 ribu - 20 ribu) x 100 ribu = 900 ribu : 3 tahun = 300 ribu
Pas tanggal 1 Januari 2021, nggak perlu ada catetan apa-apa.
Nyatetnya dilakuin pas akhir tahun atau tanggal 31 Desember selama vesting period.
Makanya, catetan pas tanggal 31 Desember tahun 2021, 2022, sama 2023 itu begini:
Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Beban Kompensasi | 300 ribu | |
Agio Saham - Opsi Saham | 300 ribu |
Catetan itu bikin nilai "Modal Disetor - Opsi Saham" di akhir vesting period di neraca jadi 900 ribu.
Terus, kalau karyawan PT XYZ di tahun 2024 nge-exercise opsi buat beli 100 ribu lembar saham di harga 20 ribu, PT XYZ nyatet penerimaan kas sama nerbitin saham biasanya kayak gini:
Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Kas | 2 miliar | |
Agio Saham - Opsi Saham | 900 ribu | |
Saham Biasa (Nilai nominal) | 1 miliar | |
Agio atas Nilai Nominal Saham Biasa | 1,0009 miliar |
Tapi, kalau karyawan PT XYZ nggak nge-exercise semua opsi itu sampai tanggal hangusnya, entri jurnal-nya jadi gini:
Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Agio Saham - Opsi Saham | 900 ribu | |
Agio Saham - Opsi Saham Kadaluarsa | 900 ribu |
Kadang-kadang, karyawan bisa aja kehilangan opsi sahamnya kalau nggak menuhi syarat, misalnya dia resign kerja.
Kalau gitu, perusahaan perlu bikin penyesuaian dengan nge-debit Agio Saham - Opsi Saham dan nge-kredit Beban Kompensasi.
Soal exercise, di contoh kasus di atas, cuma dikasih dua skenario aja, yaitu karyawan nge-exercise semua atau nggak nge-exercise semua opsi yang ada.
Padahal, kenyataannya sih, bisa aja opsi yang di-exercise sampai hangus itu cuma sekitar 90%, 60%, atau bahkan 40% dari opsi yang ditawarin.
Penutup
Di akuntansi, kalau nerbitin opsi saham itu bisa ngurangin laba bersih sama laba ditahan tiap periode, soalnya perusahaan perlu nyatet nilai intrinsik kompensasi sebagai beban kompensasi.
Tapi, turunnya laba ditahan itu nggak langsung nurunin nilai ekuitas, soalnya pas ngakuin beban kompensasi itu, perusahaan ngimbanginnya dengan nge-kredit agio saham - opsi saham.
Terus, pas di-exercise, kalau yang punya opsi mutusin buat nge-eksekusi haknya, aset kas sama ekuitas bakal naik karena ada penerbitan saham biasa sama agio saham biasa.
Buat opsi saham yang nggak di-eksekusi, perusahaan perlu ngurangin nilai agio saham - opsi saham dengan nge-debitnya terus nge-kredit akun agio saham - opsi saham kadaluarsa.
Terakhir, karena ada sekuritas dilutif kayak opsi saham ini, perusahaan perlu nyajiin laba per lembar saham dilusian selain laba per lembar saham biasa.
Segitu dulu ya tulisan saya soal akuntansi buat opsi saham karyawan.
Stay safe and stay healthy. Take care!