Kuasai 4 Tipe Jurnal Penyesuaian Akrual Lewat Tantangan Kasus Seru Ini!

Table of Contents
Akuntansi Berbasis Akrual dan Jurnal Penyesuaiannya

Akuntansi berbasis akrual itu cara nyatet transaksi keuangan pas transaksinya kejadian, bukan pas duitnya diterima atau dikeluarin sama perusahaan.

Kebanyakan pengusaha UMKM yang saya temuin itu punya keahlian yang bikin saya kagum banget sama ide, semangat, dan kerja keras mereka buat majuin bisnisnya.

Mereka itu bisa lho nggak tidur 48 jam buat nemuin ide bisnis, terus presentasiin idenya ke investor, dan akhirnya ngubah ide itu jadi produk atau jasa yang ada nilainya dan disukain pasar.

Tapi, kebanyakan pengusaha UMKM yang saya temuin itu juga, malah cuek banget sama laporan keuangan yang sesuai standar akuntansi keuangan yang bener, sampai akhirnya bisnis mereka nemuin masalah soal info keuangan yang bisa diandelin buat analisis kinerja keuangan, tanggung jawab ke pemegang saham, ngajuin dana ke kreditur, urusan pajak, dan lain-lain.

Apa sih yang bikin pengusaha kayak gitu?

Kayak yang udah saya jelasin di tulisan saya yang judulnya pentingnya akuntansi bagi perusahaan, para pengusaha ini biasanya terlalu fokus ke pengembangan bisnisnya dan nganggep nyatet duit keluar sama duit masuk aja udah cukup buat ngerekam kegiatan perusahaan soal keuangan.

Ini sih nggak sepenuhnya salah ya, soalnya akuntansi juga ngakuin catetan berbasis kas. Tapi, nyatet secara akuntansi itu, walaupun basisnya kas, tetep aja ribet dan pakai sistem double entry, jadi hasilnya catetan yang rapi banget dan punya output berupa laporan yang bisa diandelin.

Akuntansi Berbasis Kas dan Akrual

Apa sih maksudnya akuntansi berbasis kas?

Sesuai namanya, ini tuh cara nyatet berbasis kas. Artinya, pendapatan diakuin pas duitnya diterima perusahaan, terus biaya sama beban dicatet pas perusahaan ngeluarin duit buat bayarnya.

Simpel sih, tapi bisa bikin salah saji di laporan keuangan.

Misalnya aja pas perusahaan udah selesai ngerjain kewajibannya ke pelanggan atas penjualan produk atau jasa. Pendapatan nggak bakal diakuin sampai duit dari penjualan itu diterima, jadi, mungkin aja, pendapatan nggak dicatet di periode yang seharusnya.

Terus, ada solusinya nggak buat masalah ini?

Ada dong! Di akuntansi, lawannya basis kas itu akuntansi berbasis akrual. Ini ngakuin pendapatan di periode pas perusahaan udah selesai ngerjain kewajibannya ke pelanggan atas penjualan produk atau jasa. Biasanya, pas invoice dikirim ke pelanggan, bukan pas duitnya diterima. Terus, sama kayak penjualan, di basis akrual, beban juga diakuin pas kejadian, bukan pas duitnya keluar.

Nah, terus metode mana nih yang harus dipakai, basis akrual atau basis kas?

PSAK 1 bilang kalau perusahaan pas nyusun laporan keuangannya itu pakai metode akrual, kecuali buat laporan cash flow. Sama juga dengan UU Perpajakan, walaupun buat motong pajak penghasilan pakai basis kas, tapi buat ngakuin penjualan sama pembelian, pakainya basis akrual.

Jadi jelas ya, buat perusahaan-perusahaan, mau kecil atau menengah, biar nggak ribet soal laporan keuangan nantinya, pakai deh cara nyusun laporan yang sesuai standar akuntansi keuangan yang basisnya akrual.

Perlunya Jurnal Penyesuaian pada Akuntansi Berbasis Akrual

Jurnal penyesuaian itu dibikin buat mastiin pengakuan pendapatan sama beban itu ngikutin prinsip yang bener, yaitu biar dicatet pas kejadian, bukan pas duitnya diterima atau keluar.

Kadang-kadang, di beberapa kejadian atau periode, data buat suatu transaksi itu mungkin nggak up-to-date dan nggak lengkap, gara-gara beberapa alesan ini:

  • Beberapa kejadian nggak dicatet tiap hari, misalnya kayak penggunaan perlengkapan sama gaji pegawai. Pasti aneh banget dan nggak efisien kan, kalau perusahaan "nyehariin" hitungan gaji pegawainya biar ngikutin prinsip nyatet beban dan dicatet tiap hari.

  • Beberapa biaya perolehan atau akuisisi nggak cuma dicatet di satu periode akuntansi aja, soalnya biaya-biaya itu bakal dibagi-bagi ke periode-periode berikutnya dan habis seiring waktu, sesuai umur manfaatnya. Contohnya itu biaya bangunan, sewa, sama asuransi.

  • Beberapa biaya nggak bisa dicatet, soalnya datanya belum ada. Misalnya tagihan listrik atau telepon, yang tagihannya baru ada di bulan berikutnya atau pas periode akuntansi udah lewat.

Uji Pemahaman Jurnal Penyesuaianmu, Yuk!

Nah, gimana? Setelah kita bedah satu per satu empat tipe utama jurnal penyesuaian tadi – mulai dari Beban Dibayar di Muka, Pendapatan Diterima di Muka, Pendapatan yang Akan Diterima, sampai Beban yang Masih Harus Dibayar – udah mulai kebayang kan gimana 'seni'-nya akuntansi akrual ini biar laporan keuangan jadi akurat?

Biar ilmunya makin nyantol dan nggak gampang nguap, gimana kalau kita coba asah sedikit pemahamanmu lewat tantangan kasus-kasus mini di bawah ini? Nggak usah tegang, anggap aja ini latihan biar kamu makin jago 'mendeteksi' kapan dan jenis penyesuaian apa yang diperlukan. Penasaran mau coba? Langsung aja klik tombol di bawah buat mulai tantangannya!

💡 Tantangan Kasus Jurnal Penyesuaian 💡

Tipe-tipe Jurnal Penyesuaian pada Akuntansi Berbasis Akrual

Jurnal penyesuaian buat pendapatan sama beban itu dibagi jadi dua jenis, yaitu yang sifatnya penangguhan (deferrals) sama yang sifatnya akrual (accruals).

Buat penangguhan dibagi jadi dua, yaitu beban dibayar di muka (prepaid expenses) sama pendapatan diterima di muka (unearned revenues). Sedangkan yang sifatnya akrual, juga dibagi jadi dua, yaitu pendapatan yang akan diterima (accrued revenues) sama beban yang masih harus dibayar (accrued expenses).

Beban Dibayar di Muka

Pas perusahaan bayar beban yang manfaatnya buat beberapa periode akuntansi, beban itu nggak perlu langsung dimasukin ke laporan laba rugi, tapi diakuin sebagai beban dibayar di muka yang bakal nambah aset perusahaan. Nanti, bakal dijadiin biaya tiap periode lewat biaya yang dibagi rata antara nilai perolehan sama umur manfaatnya.

Contoh biaya dibayar di muka itu asuransi, perlengkapan, iklan, sama sewa. Selain itu, termasuk juga akuisisi aset tetap, yang pembiayaannya dilakuin lewat penyusutan tiap periode selama umur ekonomis aset tetap itu.

Perlengkapan

Tanggal 10 Maret 2020, perusahaan beli perlengkapan harganya 5 juta. Buat transaksi itu, kas perusahaan berkurang 5 juta, sedangkan perlengkapan di sisi aset nambah 5 juta.

Akun Debit Kredit
Perlengkapan 5 juta
Kas 5 juta

Pakai perlengkapan itu nggak dicatet tiap hari, jadi pas akhir bulan atau tanggal 31 Maret 2020, perlengkapan di sisi aset masih ada 5 juta. Padahal pas di-stock opname, nilainya tinggal 1 juta. Artinya, selama bulan Maret 2020, biaya buat perlengkapan yang dipakai itu 4 juta (5 juta - 1 juta).

Kejadian itu bikin nilai perlengkapan turun di akhir Maret 2020, jadi perlu dibikin jurnal penyesuaian kayak gini:

Akun Debit Kredit
Beban Perlengkapan 4 juta
Perlengkapan 4 juta

Asuransi

Tanggal 3 Maret 2020, perusahaan ngasuransiin bangunannya buat jaga-jaga dari kebakaran selama setahun, bayarnya 1,2 juta. Buat transaksi ini, perusahaan nggak langsung jadiin semuanya biaya di laporan laba rugi, tapi diakuin sebagai tambahan aset dengan nama akun asuransi dibayar di muka.

Akun Debit Kredit
Asuransi Dibayar di Muka 1,2 juta
Kas 1,2 juta

Terus, asuransi itu bakal dijadiin biaya secara proporsional tiap bulan sebesar 100 ribu (1,2 juta : 12). Jadi, pas akhir bulan Maret 2020, perusahaan harus bikin penyesuaian buat biaya asuransi ini. Kalau nggak dilakuin, biaya asuransi bulan Maret 2020 bakal kurang catetannya sebesar 100 ribu.

Akun Debit Kredit
Beban Asuransi 100 ribu
Asuransi Dibayar di Muka 100 ribu

Penyusutan

Tanggal 7 Maret 2020, perusahaan beli kendaraan operasional harganya 200 juta. Buat transaksi ini, perusahaan nggak langsung jadiin semuanya biaya, soalnya bisa bikin catetan di periode itu jadi kegedean biayanya, dan periode berikutnya malah jadi kekecilan. Perusahaan bakal nyatet itu sebagai tambahan aset di akun kendaraan sebesar 200 juta.

Akun Debit Kredit
Kendaraan 200 juta
Kas 200 juta

Pas akhir bulan Maret 2020, perusahaan perlu bikin penyesuaian buat beban depresiasi / penyusutan kendaraan, biar nggak kurang catetan nilai bebannya di bulan Maret 2020.

Anggap aja umur ekonomis kendaraannya 8 tahun dan disusutin pakai metode garis lurus tanpa nilai sisa, jadi biaya penyusutan per bulannya itu 2,08 juta (200 juta : 96 bulan).

Akun Debit Kredit
Penyusutan kendaraan 2,08 juta
Akum. penyusutan kendaraan 2,08 juta

Pendapatan Diterima di Muka

Pas perusahaan terima bayaran sebelum jasanya dikasih, perusahaan belum bisa ngakuin itu sebagai pendapatan di laporan laba rugi, tapi diakuin sebagai pendapatan diterima di muka yang dicatet di neraca sisi kewajiban.

Tanggal 5 April 2020, ada perusahaan ZZZ yang kerjaannya di bidang content creating, nerima bayaran 150 juta buat jasa yang di kontraknya bakal selesai tanggal 30 Juni 2020. Buat pembayaran ini, perusahaan ZZZ ngakuinnya sebagai kewajiban, bukan sebagai pendapatan.

Akun Debit Kredit
Bank 150 juta
Pendapatan Diterima di Muka 150 juta

Selama bulan April 2020, perusahaan ZZZ ngevaluasi progress jasa itu dan nentuin kalau sebesar 50 juta dari 150 juta pendapatan diterima di muka udah bisa diakuin sebagai pendapatan. Tanggal 30 April 2020 perlu dilakuin penyesuaian biar nggak kurang catetan nilai pendapatannya dan nggak kelebihan catetan nilai kewajibannya.

Akun Debit Kredit
Pendapatan Diterima di Muka 50 juta
Pendapatan Jasa 50 juta

Pendapatan yang Akan Diterima

Pas perusahaan udah selesai ngerjain kewajibannya ke pelanggan atau jasanya udah dikasih sesuai kontrak awal, tapi perusahaan itu belum terima bayaran, nah, perusahaan bakal ngakuin itu sebagai pendapatan yang bakal diterima atau piutang usaha.

Misalnya bulan Desember 2020, perusahaan udah selesai bikin booth pesenan pelanggan nilainya 250 juta, tapi belum terima bayarannya. Nah, biar nggak kurang catetan nilai aset, pendapatan, sama laba bersihnya, tanggal 31 Desember 2020 perusahaan perlu bikin jurnal penyesuaian kayak gini:

Akun Debit Kredit
Piutang Usaha 250 juta
Pendapatan Jasa 250 juta

Beban yang Masih Harus Dibayar

Beban-beban yang udah kejadian tapi belum dibayar di satu periode itu disebut beban yang masih harus dibayar, dan harus disesuaiin di akhir periode dengan ngakuinnya sebagai penambah utang di neraca dan penambah beban di laba rugi. Contoh beban yang masih harus dibayar itu beban bunga obligasi, wesel, pajak, sama gaji.

Saya mau kasih contoh kasus di perusahaan XYZ yang nerbitin wesel bayar 3 bulan nilainya 50 juta dengan bunga tahunan 15% tanggal 1 Juli 2020 buat lunasin utang usaha ke perusahaan ABC yang udah lewat jatuh tempo.

Tanggal 31 Juli 2020, perusahaan XYZ, walaupun belum bayar bunga wesel itu, harus ngakuin beban bunga yang kejadian. Cara ngitung beban bunga per bulannya gini nih:

Total bunga = 50 juta x 15% x 3/12 = 1,875 juta

Bunga per bulan = 1,875 juta / 3 = 625 ribu

Jadi, tanggal 31 Juli 2020, perusahaan XYZ harus bikin penyesuaian di beban bunga sama utang bunga biar beban bunga di laba rugi dan utang bunga di neraca nggak kurang catetannya sebesar 625 ribu. Jurnal penyesuaiannya kayak gini:

Akun Debit Kredit
Beban bunga 625 ribu
Utang bunga 625 ribu

Penutup

Akuntansi berbasis akrual itu cara akuntansi yang ngakuin pendapatan sama beban bukan pas duitnya diterima, tapi pas pendapatan atau beban itu kejadian.

Itu sebabnya perusahaan perlu bikin macem-macem entri atau jurnal penyesuaian biar pendapatan, beban, aset, sama kewajiban nggak disajiin lebih atau kurang dari nilai yang seharusnya.

Segitu dulu ya tulisan saya soal metode akuntansi berbasis akrual sama jurnal penyesuaiannya, yang buat sebagian orang mungkin lumayan bikin bingung. Padahal sebenernya, akuntansi berbasis akrual ini simpel banget lho dan bisa bantu bisnis nyajiin laporan keuangan yang bisa diandelin.

Stay safe and stay healthy. Take care!

Ardya
Ardya Accountant. Financial Consultant. Blogger
Ad
📚 This Week's Must-Reads! Cekidot, Guys! 📚

Advertisement

Advertisement

Promosi

🧠 Buka Rahasia Uang di The Psychology of Money!

Kaya bukan soal pintar, tapi soal perilaku. Buku fenomenal ini bongkar cara berpikir orang sukses soal uang—dan bisa jadi game-changer hidupmu.
Eksklusif dari Gramedia Official Store!