Metode Persentase Penyelesaian: Pusing? Coba Simulasi Interaktif Ini!
Pengakuan pendapatan pakai metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) itu cara di akuntansi buat ngakuin pendapatan dikit-dikit secara bertahap.
Di metode ini, pembeli punya hak soal kemajuan proyek yang lagi dikerjain, nah di sisi lain, penjualnya juga berhak dapet bayaran buat kemajuan proyek itu.
Metode persentase penyelesaian ini nggak ngelanggar prinsip akuntansi akrual kok, soalnya intinya sih, kontraktor ngakuin pendapatan yang emang wajar bisa didapetin.
Kapan Metode Persentase Penyelesaian Dipakai?
Metode persentase penyelesaian ini dipakai pas tahap-tahap kemajuan proyek bisa dikira-kira secara wajar, termasuk pendapatan sama biaya yang nyambung.
Makanya, semua itu perlu ditulis di kontrak yang jelas nerangin jasa atau produk apa yang mau dikasih, plus bayarannya juga.
Artinya, pembeli setuju buat bayar sesuai kemajuan (progress) jasa yang dikasih, sesuai kontrak.
Dari pihak penjual (kontraktor), ada pernyataan kalau mereka sanggup ngerjain semua kewajiban yang udah ditulis di kontrak.
Kalau semua syarat di atas nggak bisa dipenuhin, ya mau nggak mau harus pakai metode kontrak selesai.
Formula Metode Persentase Penyelesaian
Metode ini ngakuin porsi untung yang bisa diakuin tiap tahun pakai rumus ini nih:
Laba yang diakui \(= \frac{\text{Biaya yang telah dikeluarkan}}{\text{Total Biaya yang diproyeksikan}} \times (\text{Laba yang diestimasi}\)
\( - \text{Laba tahun sebelumnya})\)
Simulasi Interaktif: Jalankan Proyeknya & Pahami Hitungannya!
Rumus di atas mungkin kelihatan agak njlimet. Biar lebih kebayang, gimana kalau kita langsung praktik pakai contoh kasus PT XYZ yang dapet kontrak bangun gedung senilai 30 Miliar?
Di bawah ini ada simulasi visual di mana kamu bisa 'ngejalanin' proyeknya dari tahun ke tahun cuma dengan sekali klik. Perhatiin deh gimana bangunan fisiknya bertumbuh, angkanya dihitung, dan laba diakui secara bertahap sesuai metode persentase penyelesaian. Dijamin lebih gampang nangkepnya! Yuk, coba klik 'Mulai Proyek'!
🏗️ Simulasi Proyek PT. XYZ 🏗️
Progres Pembangunan Gedung
Informasi Proyek Awal
Nilai Kontrak:
Estimasi Total Biaya Awal:
Estimasi Total Laba Awal:
Nyatet Pakai Metode Persentase Penyelesaian
Biar gampang ngebandingin metode persentase penyelesaian sama metode kontrak selesai, saya bakal pakai contoh kasus yang sama kayak di tulisan saya sebelumnya soal metode kontrak selesai.
Anggap aja PT XYZ dapet kontrak 30 miliar buat bangun gedung tanggal 1 Januari 2019. Proyek ini butuh waktu 3 tahun buat selesai.
Ini info soal transaksi itu:
Keterangan | 2019 | 2020 | 2021 | Total |
---|---|---|---|---|
Biaya konstruksi | 7 M | 8,5 M | 8,5 M | 24 M |
Tagihan | 7,5 M | 10,5 M | 12 M | 30 M |
Penerimaan kas | 7 M | 9 M | 14 M | 30 M |
Perkiraan biaya penyelesaian pada 31 Des | 12,5 M | 7 M | - | - |
Catetan buat transaksi itu, tiap tahunnya, sama kok kayak catetan di metode kontrak selesai, yaitu:
Year | Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|---|
2019 | Konstruksi dalam Proses | 7 miliar | |
Beban - Beban | 7 miliar | ||
Piutang Usaha | 7,5 miliar | ||
Tagihan Jasa Konstruksi | 7,5 miliar | ||
Kas | 7 miliar | ||
Piutang Usaha | 7 miliar | ||
2020 | Konstruksi dalam Proses | 8,5 miliar | |
Beban - Beban | 8,5 miliar | ||
Piutang Usaha | 10,5 miliar | ||
Tagihan Jasa Konstruksi | 10,5 miliar | ||
Kas | 9 miliar | ||
Piutang Usaha | 9 miliar | ||
2021 | Konstruksi dalam Proses | 8,5 miliar | |
Beban - Beban | 8,5 miliar | ||
Piutang Usaha | 12 miliar | ||
Tagihan Jasa Konstruksi | 12 miliar | ||
Kas | 14 miliar | ||
Piutang Usaha | 14 miliar |
Bedanya sama metode kontrak selesai, di metode persentase penyelesaian ini, ada entri penyesuaian akhir tahun yang perlu dibikin buat ngakuin pendapatan yang udah jadi haknya perusahaan.
Catetan ini nggak ada di metode kontrak selesai, yang ngakuin semua pendapatan di akhir atau pas proyek selesai.
Catetan pada akhir tahun 2019 itu gini:
Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Konstruksi dalam Proses | 3,77 miliar | |
Pendapatan Konstruksi | 3,77 miliar |
Catetan ini ngakuin kalau ada pendapatan yang udah jadi haknya PT XYZ di tahun 2019 dari kemajuan proyek yang udah dikerjain.
Gimana sih cara ngitung nilai pendapatan yang bisa diakuin?
Caranya, tinggal masukin aja data-data proyek PT XYZ ke rumus yang udah dijelasin tadi, yaitu:
\(\frac{7 \, \text{miliar}}{7 \, \text{miliar} + 12,5 \, \text{miliar}} \times 10,5 \, \text{miliar} - 0 = 3,77 \, \text{miliar}\)
Angka 10,5 miliar itu dari mana?
10,5 miliar itu untung yang diharapin PT XYZ di tahun 2019 pas proyek ini selesai.
Angka itu dapet dari nilai kontrak 30 miliar dikurang biaya yang udah keluar di 2019 sebesar 7 miliar, terus dikurang lagi sama perkiraan biaya di 2019 buat nyelesaiin proyek sebesar 12,5 miliar.
Pada tahun 2020, pendapatan yang diakuin itu sebesar:
\(\frac{{7 \, \text{miliar} + 8,5 \, \text{miliar}}}{{7 \, \text{miliar} + 8,5 \, \text{miliar} + 7 \, \text{miliar}}} \times (7,5 \, \text{miliar} - 3,77 \, \text{miliar}) = 1,39 \, \text{miliar}\)
Coba perhatiin deh!
Untung yang diharapin turun 3 miliar, dari 10,5 miliar di tahun 2019 jadi 7,5 miliar di tahun 2020.
Walaupun turunnya untung di contoh ini lumayan drastis ya, 3 miliar, tapi sebenernya sih wajar aja kalau perkiraan untung itu turun pas proyek lagi jalan.
7,5 miliar itu dapet dari nilai proyek 30 miliar dikurang biaya yang udah keluar di tahun 2019 sama 2020, yang masing-masing 7 miliar sama 8,5 miliar, terus dikurang lagi sama estimasi di tahun 2020 buat biaya nyelesaiin proyek, yaitu 7 miliar.
Entri jurnal buat pengakuan pendapatan proyek PT XYZ di 2020 itu gini:
Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Konstruksi dalam Proses | 1,39 miliar | |
Pendapatan Konstruksi | 1,39 miliar |
Selanjutnya, pada tahun 2021, pendapatan yang diakuin itu sebesar:
\(\frac{{7 \, \text{miliar} + 8,5 \, \text{miliar} + 8,5 \, \text{miliar}}}{{7 \, \text{miliar} + 8,5 \, \text{miliar} + 8,5 \, \text{miliar}}} \times 6 \, \text{miliar}\)
- 1,39 miliar - 3,77 miliar = 0,84 miliar
Artinya, pendapatan yang diakuin di tahun 2021 itu nilainya 0,84 miliar.
Catetannya kayak gini:
Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Konstruksi dalam Proses | 0,84 miliar | |
Pendapatan Konstruksi | 0,84 miliar |
Nutup Akun Konstruksi dalam Proses dan Tagihan Jasa Konstruksi
Tiap tahun, selama proyek dikerjain, ada beberapa catetan yang dibikin dan itu ngaruh ke beberapa akun.
Di metode persentase penyelesaian, buat akun konstruksi dalam proses sama tagihan jasa konstruksi, perusahaan kontraktor perlu nutupnya di tahun pas proyek itu selesai dikerjain.
Dari catetan yang dibikin PT XYZ dari tahun 2019 sampai 2021, saldo buku besar buat dua akun itu jadinya gini:

Coba perhatiin deh!
Saldo dua akun itu, pas proyek udah selesai dikerjain, sama, yaitu 30 miliar.
Ini kejadian gara-gara pakai akun Konstruksi dalam Proses pas ngakuin pendapatan sama beban.
Makanya, perlu dibikin satu catetan terakhir buat proyek ini, tujuannya buat nutup dua akun itu.
Catetannya kayak gini:
Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Tagihan Jasa Konstruksi | 30 miliar | |
Konstruksi dalam proses | 30 miliar |
Nyatet (Kalau) Proyek Rugi di Metode Persentase Penyelesaian
Kalau pas proyek lagi jalan, perusahaan ngira-ngira bakal rugi soalnya biaya aslinya ternyata jauh lebih gede dari perkiraan, catetannya gini:
Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Kerugian Jasa Konstruksi | xxx | |
Konstruksi dalam Proses | xxx |
Kalau di tahun-tahun sebelumnya perusahaan udah ngakuin untung buat proyek yang ternyata rugi, nah, untung itu harus dibatalin pakai jurnal pembalik.
Penutup
Di metode persentase penyelesaian, ngakuin pendapatan itu berdasarkan evaluasi kemajuan kerjaan selama kontrak proyek.
Pendapatan, beban, sama untung yang dilaporin tiap periode itu berdasarkan persentase kerjaan yang udah selesai atau biaya asli kerjaannya.
Soal ngakuin pendapatan, metode akuntansi itu nggak cuma metode persentase penyelesaian sama metode kontrak selesai aja lho. Tapi, ada juga metode lainnya, kayak metode penangguhan laba kotor.
Segitu dulu ya tulisan saya soal ngakuin pendapatan pakai metode persentase penyelesaian.
Stay safe and stay healthy. Take care!