Pencatatan atas Penerimaan Dividen Berbentuk Saham

Table of Contents
Entri penerimaan dividen berbentuk saham

Dapet dividen dalam bentuk saham itu salah satu dari beberapa pilihan bentuk dividen yang bisa diterima sama investor.

Biasanya sih, dividen dikasih dalam bentuk duit tunai, tapi kadang ada juga yang nerima bayaran dividennya dalam bentuk saham.

Selain dua bentuk itu, pemegang saham juga bisa dapet dividen dalam bentuk properti atau pembagian aset perusahaan.

Buat info lebih lanjut soal akuntansi bagi-bagi dividen sama perusahaan, kamu bisa baca tulisan saya yang judulnya "Akuntansi untuk Distribusi Dividen dan Pemecahan Saham".

Di tulisan ini, saya mau bahas cara nyatet distribusi dividen, tapi dari sisi perusahaan sebagai investor yang nerima bayaran dividennya.

Strategi Akuntansi: Dividen Saham dalam Investasi

Pas perusahaan punya duit lebih, perusahaan itu bisa milih buat investasiin duitnya di instrumen utang atau instrumen saham. Investasi ini bisa dilakuin buat jangka pendek atau jangka panjang.

Pas investasi saham, perusahaan harus perhatiin berapa persen saham yang mereka beli dari total saham yang ada di perusahaan tempat investasi.

Kenapa ini penting?

Soalnya, cara nyatet akuntansi buat investasi di sekuritas saham itu beda-beda, tergantung lama waktunya sama berapa persen saham yang dibeli.

Saya udah pernah bahas ini sebelumnya, baik buat investasi dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Contoh kasus yang saya kasih di tulisan itu adalah distribusi dividen dalam bentuk duit tunai.

Di tulisan ini, saya mau bahas catetan apa aja yang perlu dilakuin perusahaan pas nerima bayaran dividen dalam bentuk saham.

Kasus Investasi: Dividen Saham dan Pencatatan Akuntansi

Sebelum masuk ke contoh kasus, kalau kamu belum ngerti soal akuntansi investasi di sekuritas saham buat jangka pendek atau jangka panjang, mendingan kamu pelajarin dulu deh.

Di contoh kasus berikut, saya bakal kasih liat cara nyatet buat investasi di sekuritas saham baik jangka pendek maupun jangka panjang, dengan catatan kepemilikan sahamnya di bawah 20 persen dari total saham yang ada.

Beda sama dividen tunai, dividen yang diterima perusahaan dalam bentuk saham itu nggak diakuin sebagai pendapatan, jadi nggak perlu dibikin entri jurnal.

Tapi, pas nerima dividen saham ini, biaya per saham yang dikeluarin perusahaan bakal berkurang. Makanya, perusahaan perlu bikin catetan khusus buat nyatet info itu.

Biar gampang ngertinya, ini dia contoh kasus yang mau saya bahas.

Transaksi Saham: Pembelian Investasi Jangka Pendek

Anggap aja PT XYZ, buat investasi jangka pendeknya, beli 100 ribu lembar saham BRI di harga 4,4 ribu per lembar saham.

Entri buat transaksi itu jadinya:

Akun Debit Kredit
Investasi Jangka Pendek Ekuitas 440 juta
Kas 440 juta

Distribusi Dividen Saham: Catatan Akuntansi dan Biaya Per Lembar

Terus, BRI bagi-bagi dividen dalam bentuk saham sebanyak 10 persen ke pemegang saham.

Artinya, sekarang PT XYZ jadi punya 110 ribu lembar saham BRI.

Biaya per lembar saham BRI yang dipegang PT XYZ jadi turun dari harga pas beli 4,4 ribu per lembar, jadi 4 ribu per lembar (440 juta dibagi 110 ribu).

Buat ini, PT XYZ nggak perlu bikin entri jurnal apa-apa.

Penjualan Saham: Akuntansi Penerimaan Dividen Berbentuk Saham

Sekarang, PT XYZ jual 50 ribu saham BRI yang dia punya di harga 4,2 ribu per lembar.

Nah, PT XYZ jadi dapet untung dari penjualan saham itu, yang dicatet pakai entri ini:

Akun Debit Kredit
Kas 210 juta
Investasi Jangka Pendek Ekuitas 200 juta
Keuntungan Penjualan Saham 10 juta

Coba perhatiin deh!

Bukannya ngakuin rugi karena jual investasi sahamnya di harga 4,2 ribu atau di bawah harga belinya 4,4 ribu, PT XYZ malah ngakuin untung.

Ini gara-gara pas nerima bagi-bagi dividen dalam bentuk saham dari BRI sebanyak 10 ribu lembar, biaya per lembar saham BRI yang dipegang PT XYZ disesuaiin jadi 4 ribu per lembar.

Coba bandingin kalau PT XYZ nggak dapet dividen saham dari BRI, nah, pas jual 50 ribu lembar sahamnya di harga 4,2 ribu, PT XYZ harusnya ngakuin rugi 10 juta, soalnya biaya dapet per lembar saham BRI itu 4,4 ribu.

Penutup

Dari contoh kasus di atas, bisa kita simpulin kalau pas perusahaan nerima dividen dalam bentuk saham dari investasinya, itu nggak bakal ngaruh ke posisi keuangan perusahaan, baik di laporan laba rugi maupun di neraca.

Tapi, biaya per lembar saham yang udah dibeli perusahaan bakal turun. Ini kejadian soalnya jumlah lembar saham yang dipunya jadi makin banyak, walaupun nilai total belinya tetep sama.

Makanya, perusahaan perlu bikin memo buat nyatet nambahnya jumlah lembar saham yang dipunya sama turunnya harga perolehan per lembar saham.

Sebelum saya tutup tulisan ini, buat kamu yang belum tahu kalau harga per lembar saham itu nggak banyak ngasih info soal saham itu mahal atau murah dibanding saham lain, kamu bisa baca tulisan saya yang judulnya "Membandingkan Nilai Saham Berdasarkan Jumlah Lembar Saham yang Beredar".

Segitu dulu ya tulisan saya soal nyatet penerimaan dividen dalam bentuk saham.

Stay safe and stay healthy. Take care!

Ardya
Ardya Accountant. Financial Consultant. Blogger
Ad
📚 This Week's Must-Reads! Cekidot, Guys! 📚

Advertisement

Advertisement

Promosi

🧠 Buka Rahasia Uang di The Psychology of Money!

Kaya bukan soal pintar, tapi soal perilaku. Buku fenomenal ini bongkar cara berpikir orang sukses soal uang—dan bisa jadi game-changer hidupmu.
Eksklusif dari Gramedia Official Store!