Advertisement

Ad Code

Akuntansi atas Investasi Jangka Panjang pada Sekuritas Ekuitas

Akuntansi Investasi Sekuritas Ekuitas

Investasi jangka panjang pada sekuritas ekuitas adalah ketika suatu perusahaan menginvestasikan uangnya dalam saham biasa atau saham preferen dari perusahaan lain.

Dalam investasi ini, perusahaan yang melakukan investasi disebut sebagai investor, sedangkan perusahaan yang menjual sahamnya disebut sebagai investee.

Investasi jangka panjang berarti perusahaan yang menjadi investor memiliki niat untuk mempertahankan kepemilikan saham dalam jangka waktu yang cukup lama. Tujuannya adalah untuk mendapatkan manfaat jangka panjang, seperti keuntungan dari pertumbuhan nilai saham atau pembayaran dividen.

Metode Pencatatan Investasi Jangka Panjang pada Sekuritas Ekuitas

Dalam dunia investasi, terdapat beberapa metode pencatatan yang digunakan oleh investor tergantung pada persentase saham biasa yang dibeli dari perusahaan investee. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai metode-metode tersebut:

  • Metode Biaya: Jika investor membeli saham investee dengan jumlah kurang dari 20 persen dari total saham yang beredar, maka metode pencatatan yang digunakan adalah metode biaya. Artinya, investor mencatat investasi mereka sebesar harga pembelian saham tersebut.

  • Metode Ekuitas: Jika investor membeli saham investee dengan jumlah antara 20 hingga 50 persen dari total saham yang beredar, maka metode pencatatan yang digunakan adalah metode ekuitas. Dalam metode ini, investor mencatat investasi mereka berdasarkan persentase kepemilikan saham dan mengakui pendapatan atau kerugian dari investasi tersebut sesuai dengan persentase kepemilikannya.

  • Konsolidasi Laporan Keuangan: Jika investor memiliki lebih dari 50 persen saham investee yang beredar, maka investor harus melakukan konsolidasi laporan keuangan induk dan anak. Dalam hal ini, laporan keuangan investor dan investee digabungkan menjadi satu, sehingga investor mengakui pendapatan, beban, aset, dan kewajiban dari investee sebagai bagian dari laporan keuangannya sendiri.

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya yang berjudul "Investasi pada Sekuritas Utang dan Ekuitas dalam Akuntansi". Pada tulisan sebelumnya, sudah dijelaskan mengenai pencatatan akuntansi atas investasi jangka panjang dan jangka pendek pada sekuritas utang, serta investasi jangka pendek pada sekuritas ekuitas.

Jika kamu belum memahami konsep-konsep tersebut, saya sarankan untuk membaca tulisan sebelumnya terlebih dahulu. Dengan memahami metode-metode pencatatan ini, kamu dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana investasi jangka panjang pada ekuitas dicatat dalam laporan keuangan suatu perusahaan.

Metode Biaya Investasi Jangka Panjang Ekuitas (Kepemilikan < 20 Persen)

Apabila investor memiliki kepemilikan saham investee kurang dari 20 persen dari total saham yang beredar, maka investor itu tidak memiliki kendali atas perusahaan investee tersebut.

Dalam investasi jangka panjang pada sekuritas ekuitas dengan kepemilikan di bawah 20 persen, tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh dividen dan keuntungan dari kenaikan harga saham, hampir sama seperti tujuan investasi jangka pendek.

Dalam pencatatan investasi jangka panjang dengan kepemilikan saham di bawah 20 persen, metode yang digunakan adalah metode biaya (cost method).

Perlu diperhatikan bahwa metode biaya yang digunakan dalam pencatatan investasi jangka panjang pada saham tidak sama dengan metode biaya pada saham treasuri.

Beberapa catatan yang penting dalam investasi jangka panjang pada sekuritas ekuitas meliputi pembelian saham investee, penerimaan dividen, dan penjualan atau pelepasan saham tersebut. 

Pembelian Sekuritas Saham

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pembelian saham dicatat sebesar biayanya.

Seluruh komisi broker, dihitung sebagai biaya perolehan saham.

Asumsikan pada tanggal 1 Februari 2021, PT XYZ memiliki kelebihan kas untuk diinvestasikan dan membeli 10 ribu saham PT Rinjani Steel seharga 100 juta.

PT XYZ memiliki kurang dari 20 persen saham PT Rinjani yang beredar dan berencana untuk memegang saham tersebut selama dua tahun.

Ini artinya, investasi tersebut merupakan investasi yang tersedia untuk dijual (available for sale / AFS)

Entri atas transaksi tersebut adalah:

1-Feb-21 Investasi Jangka Panjang - AFS 100 juta
Kas 100 juta

Penerimaan Dividen

Pada tanggal 1 Juni 2021, PT Rinjani Steel mengumumkan bahwa mereka akan membayarkan dividen tunai sebesar 500 rupiah per lembar saham.

Pada tanggal 1 Juni 2021, PT XYZ mencatat entri jurnal berikut untuk penerimaan dividen tersebut:

1-Jun-21 Kas 5 juta
Pendapatan Dividen 5 juta

Pelepasan / Penjualan Saham

Pada tanggal 1 Desember 2021, PT XYZ memutuskan untuk menjual 5 ribu saham PT Rinjani Steel seharga 60 juta.

Harga pembelian per lembar saham PT Rinjani Steel pada tanggal 1 Februari 2021 adalah 10 ribu rupiah (100 juta / 10 ribu lembar saham).

Dengan demikian, saat PT XYZ menjual 5 ribu lembar saham, mereka mendapatkan keuntungan sebagai berikut:

Kas diterima 60 juta
Dikurang: Biaya perolehan saham 50 juta
(10 ribu x 5 ribu lembar)
Gain 10 juta

Entri jurnal atas transaksi tersebut adalah:

1-Dec-21 Kas 60 juta
Investasi Jangka Panjang - AFS 50 juta
Gain 10 juta

Metode Ekuitas Investasi Jangka Panjang Ekuitas (Kepemilikan 20% - 50%)

Ketika suatu perusahaan melakukan investasi jangka panjang dalam sekuritas ekuitas dengan memiliki kepemilikan saham investee antara 20 hingga 50 persen dari total saham yang beredar, perusahaan tersebut sebagai investor memiliki pengaruh signifikan dalam pengambilan keputusan bisnis investee.

Dalam investasi ini, pencatatan dilakukan dengan menggunakan metode ekuitas (equity method).

Dalam metode ini, saat pembelian saham, pencatatan dilakukan dengan mencatat saham tersebut sebesar biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya, mirip dengan metode biaya.

Namun, perbedaannya terletak pada pencatatan laba bersih yang diperoleh oleh investee sebagai peningkatan nilai investasi bagi investor, sementara kerugian yang dialami oleh investee dicatat sebagai penurunan nilai investasi bagi investor.

Terkait dengan dividen, penerimaan pembayaran dividen dicatat sebagai penurunan nilai investasi bagi investor.

Pembelian Sekuritas Saham

Pada tanggal 5 Januari 2021, PT ABC melakukan investasi jangka panjang pada sekuritas ekuitas dengan membeli 40 persen saham biasa PT Air Papua seharga 8 miliar.

Berikut adalah entri jurnal untuk pembelian tersebut:

5-Jan-21 Investasi Jangka Panjang - Air Papua 8 miliar
Kas 8 miliar

Pencatatan Laba Bersih Investee

Pada tanggal 31 Desember 2021, PT Air Papua melaporkan laba bersih sebesar 3 miliar.

Berdasarkan metode ekuitas, PT ABC perlu mengakui bagian dari laba bersih tersebut sesuai dengan proporsi kepemilikan sahamnya sebagai peningkatan nilai investasi. Dalam hal ini, PT ABC memiliki kepemilikan saham sebesar 40 persen.

Maka, PT ABC akan mengakui kenaikan nilai investasi sebesar 1,2 miliar (40% x 3 miliar) sebagai berikut:

31-Dec-21 Investasi Jangka Panjang - Air Papua 1,2 miliar
Pendapatan Air Papua 1,2 miliar

Dengan pencatatan ini, PT ABC mencatat peningkatan nilai investasi seiring dengan bagian laba bersih yang diperoleh oleh PT Air Papua.

Pencatatan Pembayaran Dividen

Selama tahun 2021, PT Air Papua membagikan dividen tunai sebesar 1 miliar.

Dalam metode ekuitas, PT ABC mencatat pembayaran dividen tersebut sebagai penurunan nilai investasi jangka panjang pada sekuritas ekuitas sesuai dengan proporsi dividen yang diterimanya. Dalam hal ini, PT ABC memiliki kepemilikan saham sebesar 40 persen.

Maka, PT ABC akan mencatat penurunan nilai investasi sebesar 400 juta (40% x 1 miliar) sebagai berikut:

31-Dec-21 Kas 400 juta
Investasi Jangka Panjang - Air Papua 400 juta

Dengan pencatatan ini, PT ABC mencatat penurunan nilai investasinya seiring dengan pembayaran dividen yang diterima dari PT Air Papua.

Pelepasan / penjualan saham

Terkait penjualan investasi pada sekuritas ekuitas menggunakan metode ekuitas, keuntungan dan kerugian biasanya diakui berdasarkan perbedaan antara nilai penjualan dengan nilai buku investasi.

Keuntungan (gain) diakui ketika nilai penjualan melebihi nilai buku investasi, sedangkan kerugian (loss) diakui ketika nilai penjualan berada di bawah nilai buku investasi.

Misalkan, pada tanggal 2 Februari 2022, PT ABC menjual seluruh investasinya dalam saham Air Papua dengan total harga 9 miliar.

Untuk menentukan apakah terdapat keuntungan atau kerugian, kamu perlu menghitung nilai buku investasi pada Air Papua tersebut, yaitu:

Nilai investasi pada Air Papua di Feb 2022 = Harga beli sekuritas + 40% dari laba bersih pada tahun 2021 - 40% dari pembayaran dividen pada 2021
= 8 miliar + 1,2 miliar - 400 juta
= 8,8 miliar

Dengan harga penjualan sebesar 9 miliar, artinya ada gain sebesar:

Harga penjualan 9 miliar
Nilai buku investasi 8,8 miliar
Gain 200 juta

Entri jurnal atas penjualan investasi pada saham PT Air Papua adalah:

2-Feb-22 Kas 9 miliar
Investasi Jangka Panjang - Air Papua 8,8 miliar
Gain 200 juta

Konsolidasi Laporan atas Investasi Jangka Panjang dengan Kepemilikan di Atas 50 Persen

Perusahaan dapat melakukan investasi jangka panjang pada sekuritas ekuitas dengan kepemilikan saham investee lebih dari 50 persen. Tujuan investasi semacam ini biasanya untuk mencapai efisiensi, diversifikasi produk, memperluas pangsa pasar, atau memperoleh keahlian dari perusahaan lain.

Ketika perusahaan atau investor memiliki lebih dari 50 persen saham investee yang beredar, berarti perusahaan tersebut memiliki kendali atas investee. Kendali ini mencakup kemampuan untuk menentukan jajaran dewan direksi, yang berarti investor dapat mengendalikan arah bisnis investee.

Dalam konteks hubungan antar perusahaan, perusahaan yang mengendalikan perusahaan lain disebut perusahaan induk, sedangkan perusahaan yang dikendalikan disebut perusahaan anak. Kedua perusahaan ini perlu membuat catatan akuntansi terpisah dan menyiapkan laporan keuangan masing-masing.

Pada akhir tahun, perusahaan induk harus membuat laporan konsolidasi yang menggabungkan laporan keuangan dari perusahaan induk dan anak. Konsolidasi laporan berarti menggabungkan laporan keuangan dari dua atau lebih perusahaan yang memiliki pemilik yang sama. Laporan yang digabungkan meliputi laporan laba rugi, laporan neraca, dan laporan arus kas.

Mengenai akuntansi untuk kombinasi bisnis dan laporan keuangan konsolidasi, informasinya akan saya bahas dalam tulisan selanjutnya.

Penutup

Pencatatan akuntansi atas investasi jangka panjang pada sekuritas ekuitas memiliki tingkat kompleksitas yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pencatatan investasi pada sekuritas lain, seperti obligasi.

Hal ini disebabkan oleh adanya metode-metode tertentu yang harus digunakan oleh investor dalam mencatat investasi jangka panjang tersebut.

Metode yang digunakan ditentukan berdasarkan proporsi kepemilikan saham investee yang dibeli oleh investor dibandingkan dengan jumlah saham investee yang beredar.

Jika investor membeli saham investee kurang dari 20 persen dari total saham beredar, maka pencatatan transaksi terkait investasi tersebut menggunakan metode biaya.

Namun, jika saham yang dibeli berkisar antara 20 hingga 50 persen, maka pencatatan menggunakan metode ekuitas.

Apabila investor memiliki lebih dari 50 persen saham beredar investee, maka investor harus membuat laporan konsolidasi induk-anak.

Perlu diketahui bahwa penerimaan dividen dari investee tidak selalu berupa uang tunai. Beberapa dividen dapat diterima dalam bentuk saham.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai pencatatan penerimaan dividen berbentuk saham, kamu dapat membaca tulisan berikut "Pencatatan atas Penerimaan Dividen Berbentuk Saham".

Sekian tulisan saya mengenai akuntansi atas investasi jangka panjang pada sekuritas ekuitas.

Stay safe and stay healthy. Take care!

Comments