Advertisement

Ad Code

Rasio Penjualan Terhadap Modal Kerja

Rasio Penjualan terhadap Modal Kerja

Rasio penjualan terhadap modal kerja merupakan salah satu rasio keuangan penting, yang kurang mendapat perhatian analis dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan.

Mengenai pentingnya penggunaan uang tunai seminimal mungkin untuk mengurangi kebutuhan pembiayaan eksternal, tentu kamu sudah memahaminya.

Nah, rasio penjualan terhadap modal kerja ini dapat membantu menganalisis perubahan penggunaan kas perusahaan untuk modal kerja dari waktu ke waktu.

Apa Itu Rasio Penjualan terhadap Modal Kerja?

Rasio penjualan terhadap modal kerja merupakan suatu rasio yang menggambarkan kebutuhan perusahaaan akan uang tunai untuk mempertahankan tingkat penjualan tertentu.

Rasio ini biasa juga disebut dengan working capital turnover ratio.

Pada beberapa kasus, rasio ini dapat memburuk akibat keputusan manajemen untuk meningkatkan penjualan.

Misalnya, perusahaan melonggarkan kebijakan kredit penjualan terhadap pelanggan dengan karakter buruk. Hal ini, nantinya, berpotensi menyebabkan piutang perusahaan membesar karena adanya keterlambatan pembayaran piutang.

Atau mungkin saja perusahaan memutuskan untuk meningkatkan waktu pemenuhan pesanan ke pelanggan. Hal ini dapat menyebabkan perlunya perusahaan  menambah alokasi dana untuk meningkatkan persediaan

Bagaimana Menghitung Rasio Penjualan terhadap Modal Kerja?

Rasio penjualan terhadap modal kerja dihitung dengan membandingkan penjualan tahunan terhadap modal kerja perusahaan, yaitu piutang dagang tambah persediaan dikurang utang dagang.

Rasio Penjualan Terhadap Modal Kerja

Salah satu hal terpenting yang perlu kamu ketahui dalam menggunakan formula ini adalah jangan menggunakan penjualan kotor tahunan. Alih-alih, gunakan penjualan bersih.

Yang dimaksud penjualan bersih sendiri adalah penjualan kotor dikurang dengan diskon dan retur penjualan.

Mengapa demikian?

Hal ini tak lain karena angka pada penjualan kotor tahunan adalah termasuk angka retur penjualan yang mana angka tersebut sudah masuk kembali ke angka persediaan.

Contoh Perhitungan Rasio Penjualan terhadap Modal Kerja

Asumsikan PT XYZ memutuskan untuk mengurangi persediaannya yang kurang laku dengan tujuan meningkatkan perputaran persediaan dari dua kali menjadi empat kali dalam setahun.

Atas hal tersebut, PT XYZ memilih untuk mengembalikan persediaan ke pemasoknya dengan imbalan kredit atau poin untuk pembelian persediaan berikutnya.

Berikut hasil operasi perusahaan dalam empat kuartal pertama setelah keputusan tersebut:

Perhitungan Rasio Penjualan Terhadap Modal Kerja

Penjualan bersih pada tiap kuartal merupakan penjualan bersih yang disetahunkan sehingga nilainya pada perhitungan ini perlu dikali 4. Misalnya, pada Q1, nilai penjualan bersihnya yang disetahunkan adalah 384 juta (96 juta x 4). 

Nilai turnover piutang dagang pada kasus PT XYZ ini adalah setiap 30 hari sekali. Nilainya konsisten selama periode analisis. Misalnya, di Q2, nilai turnover piutang adalah 12 kali ((93 juta x 4)  / 30,9 juta).

Pada Q2, nilai persediaan turun karena adanya kebijakan perusahaan untuk meningkatkan perputaran persediaan menjadi 4 kali. Di Q2, nilai perputaran persediaan adalah sekitar 3,9 kali ((93 juta x 4)  / 96 juta). 

Nilai utang dagang perusahaan selama empat kuartal sendiri, baik setelah ataupun sebelum kebijakan baru diterapkan, tetap berada di kisaran 50 persen dari piutang dagang, yang artinya, margin kotor perusahaan memang di nilai tersebut.  

Nilai rasio yang penjualan terhadap modal kerja telah menunjukkan peningkatan yang baik. Pada Q1 nilainya masih berada di 1 : 0,54 (208,2 juta / (96 juta x 4)). Kemudian, di Q2, nilainya meningkat menjadi 1 : 0,3 (111,3 juta / (93 juta x 4)).

Meski demikian, kenaikan rasio penjualan terhadap modal kerja tersebut menyebabkan penjualan bersih perusahaan mengalami penurunan. Hal ini mungkin saja disebabkan hilangnya pelanggan yang tadinya datang karena banyaknya variasi persediaan.

Penutup

Terlalu berfokus pada rasio penjualan terhadap modal kerja dalam hal perencanaan bisnis, meski meminimalisir penggunaan kas, dapat menurunkan penjualan perusahaan.

Hal ini dikarenakan peningkatan rasio tersebut biasanya dilakukan dengan mengurangi tingkat persediaan guna mempercepat perputaran persediaan ataupun memperketat kebijakan kredit guna mempercepat perputaran piutang

Di sisi lain, perusahaan biasa saja menekan pemasoknya untuk memperpanjang jangka waktu utang dagang untuk mengurangi investasi modal kerja. Namun demikian, hal ini, bisa menjadi bumerang ke depannya apabila pemasok memutus kerja sama atau malah menaikkan harga.

Sekian tulisan saya mengenai rasio penjualan terhadap modal kerja. 

Terima kasih telah membaca.

Comments