Bingung Pilih SAK Buat Bisnismu? Cek Petunjuk Cepatnya di Sini! (Ada Alatnya Lho)

Standar pelaporan keuangan itu penting banget buat bisnis, soalnya ngatur aturan umum buat ngelaporin, biar metodenya seragam, sama apa aja yang harus diungkapin pas nyajiin laporan keuangan.
Di Indonesia, standar ini namanya standar akuntansi keuangan (SAK). SAK ini ngatur cara dasar buat ngukur profit, nilai aset, utang, sama info apa aja yang harus diungkapin di laporan keuangan.
Kalau laporan keuangannya nggak pakai SAK, bisnis itu harusnya bilang terus terang kalau basis laporannya nggak pakai SAK dan jangan pakai judul laporan sesuai sama yang dijelasin di SAK.
Contohnya, kalau bisnis cuma nyatet duit masuk sama duit keluar tiap transaksi, laporan keuangannya jangan dikasih judul laporan laba rugi atau neraca. Soalnya, istilah-istilah ini tuh bagian dari SAK, dan harusnya cuma dipakai kalau laporan keuangannya pakai SAK sebagai dasar nyusunnya.
Pentingnya Ngerti Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Orang-orang yang punya bisnis itu sebaiknya ngerti dasar-dasar SAK, walaupun nggak perlu sampai jago banget teknisnya. Ini penting banget buat ngerti cara ngukur profit.
Banyak lho pebisnis yang masih mikir kalau laba bersih itu cuma selisih antara cash in flow sama cash out flow. Padahal, laporan laba rugi atau bahkan laporan cash flow sendiri nggak sesimpel itu.
Selain laba, penilaian persediaan itu contoh lain dari ribetnya hal ini.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Pengukuran Laba
Pas perusahaan dagang beli barang, biaya buat dapetin barang itu bakal dicatet di neraca sebagai persediaan buat dijual, nilainya sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan itu bakal tetep ada di bagian aset di neraca sampai barangnya kejual ke pelanggan, jadi nggak langsung diakuin sebagai biaya.
Pas produknya kejual, perusahaan bakal nyatet itu sebagai biaya pokok atau harga pokok penjualan (HPP) dan bakal ngurangin jumlah persediaan yang dicatet di neraca di bagian aset. Harga pokok penjualan ini bakal ngurangin penjualan yang diterima dari pelanggan, jadi ngasilin laba kotor.
Tapi, ini juga belum ngasilin hitungan laba bersih, soalnya mungkin masih banyak biaya operasional lain yang harus diitung.
Perlakuan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) untuk Penilaian Persediaan
Pas harga persediaan naik turun, misalnya harga pasar persediaan jadi lebih tinggi dari harga belinya, bisnis bisa aja kepikiran buat nyatet kenaikan itu sebagai untung.
Tapi, menurut SAK, nggak ada untung sampai persediaannya kejual ke pelanggan. Sebaliknya, kalau harga pasar persediaan lebih rendah dari harga belinya, kerugian itu harus dicatet.
Salah satu metode yang dipakai buat ngitung ulang nilai persediaan itu metode biaya atau pasar yang lebih rendah.
Dari situ kamu bisa lihat kan, SAK itu bahkan nerapin perlakuan yang beda banget buat satu akun aja. Makanya, ini penting buat dimengerti sama para pebisnis.
Jenis Standar Akuntansi di Indonesia
Sekarang ini ada 3 macem standar akuntansi yang dikeluarin sama Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan 1 standar yang dikeluarin sama Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP), yaitu:
- PSAK-IFRS itu ngatur cara nyusun sama nyajiin laporan keuangan buat perusahaan yang udah masuk pasar modal, asuransi, bank, sama BUMN. PSAK ini ngadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS).
- SAK-ETAP atau Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Ini dipakai buat perusahaan yang akuntabilitas publiknya nggak gede-gede amat dan laporan keuangannya dipakai buat tujuan umum sama pengguna luar yang nggak terlibat langsung ngelola perusahaan, misalnya kreditur.
- PSAK Syariah itu ditujuin buat entitas-entitas yang pakai pedoman syariah Islam, kayak badan zakat, bank syariah, pegadaian syariah, sampai leasing syariah. Pengembangan PSAK syariah ini ngikutin model SAK umum tapi basisnya syariah dengan ngacu ke fatwa MUI.
- Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) itu ditujuin buat entitas pemerintah pas nyusun dan nyajiin Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) sama Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
SAK Mana yang Buat Kamu? Cek Petunjuk Cepatnya!
Nah, setelah kamu kenalan sama empat jenis Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia tadi, mungkin ada yang langsung nanya di dalam hati, 'Oke, keren penjelasannya. Terus, buat saya atau (calon) bisnis/organisasi saya nanti, yang mana dong yang harus dipegang sebagai kitab suci akuntansinya?'
Biar nggak salah jalur dan pusing tujuh keliling mikirinnya, saya udah siapin 'kompas SAK' super simpel nih buat kamu. Cukup jawab satu pertanyaan di bawah ini, dan kamu bakal dapet petunjuk awal SAK mana yang kemungkinan besar paling relevan buat jenis entitasmu. Anggap aja ini kayak shortcut buat nunjukin arah standar yang tepat. Yuk, langsung aja dicoba!
Langkah 1: Entitas Kamu Itu Seperti Apa Sih?
Pilih satu deskripsi yang paling pas atau paling mendekati dengan (calon) perusahaan atau organisasimu ya:
Penutup
Intinya sih, selain ngertiin bisnis buat nentuin sistem akuntansi yang mau dipakai, ngertiin standar pelaporan keuangan sama akuntansi itu penting banget buat semua entitas atau bisnis.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) itu di-update terus dan nggak selalu bisa dipakai buat semua kejadian. Banyak dari standar ini butuh fleksibilitas, pengalaman, sama interpretasi yang hati-hati plus perhatian pas nerapinnya.
Dengan ngertiin standar pelaporan keuangan sama akuntansi, bisnis bisa mastiin laporan keuangannya akurat dan transparan, plus ngehindarin masalah hukum sama keuangan.