Aset SDA & Deplesi: Ngitungnya Gampang + Kalkulator!
Akuntansi buat sumber daya alam (SDA) itu nyatet biaya perolehannya dengan cara dikapitalisasi di neraca, terus dibebaninnya pelan-pelan lewat deplesi.
Di akuntansi, SDA itu isinya kayu atau pohon yang ditanem buat tujuan komersil, sama juga SDA yang ada di dalem tanah kayak minyak, gas, dan mineral.
Di neraca sendiri, aset SDA itu masuknya aset jangka panjang (long-lived assets) dan beda sama aset tetap lain yang bisa didepresiasi. Soalnya, aset SDA itu diambil fisiknya pas perusahaan operasi dan cuma bisa diganti sama proses alam.
Pencatatan Harga Perolehan Sumber Daya Alam (SDA)
Ngitung nilai perolehan aset sumber daya alam itu sama aja kayak ngitung nilai perolehan aset tetap lain, yaitu harga beli ditambah semua biaya yang dikeluarin buat nyiapin aset itu biar bisa dipakai.
Beberapa jenis biaya yang dikeluarin perusahaan buat dapetin dan nyiapin aset SDA itu misalnya:
- Harga beli, yaitu duit yang dibayar perusahaan buat dapetin izin usaha pertambangan (IUP) atau hak atas tanah.
- Biaya eksplorasi, yaitu duit yang dibayar perusahaan buat nemuin aset sumber daya alam.
- Biaya pengembangan, yaitu biaya yang dikeluarin perusahaan buat nyiapin fasilitas pendukung di lokasi SDA. Ini termasuk biaya ngebor, biaya ngambil SDA-nya, sama bikin terowongan dan sumur.
Perhitungan Deplesi Aset Sumber Daya Alam
Deplesi itu alokasi sumber daya alam secara sistematis selama masa manfaat sumber daya itu.
Jadi, kalau di aset tetap berwujud selain SDA alokasi biayanya namanya depresiasi, nah, di aset SDA alokasi biayanya namanya deplesi.
Buat ngitung deplesi, biasanya perusahaan pakai metode unit produksi, soalnya deplesi itu muncul gara-gara ada proses ngambil unit-unitnya sepanjang tahun.
\( \text{Biaya Deplesi per Unit} = \frac{{\text{Biaya Total} - \text{Nilai Sisa}}}{{\text{Estimasi Unit yang Tersedia}}} \)
Tiap tahun perusahaan bakal ngejurnal beban deplesi kayak gini:
Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Beban Deplesi | xxx | |
Akumulasi Deplesi | xxx |
Contoh Kasus Pencatatan Aset Sumber Daya Alam
Ini saya kasih beberapa contoh kasus soal ngitung nilai perolehan sama beban deplesi aset sumber daya alam (SDA), plus jurnalnya dan gimana munculnya di neraca sama laporan laba rugi.
Akuisisi Aset SDA
PT Bukit Manis beli tambang batu bara seharga 5 miliar. Biaya eksplorasi itu 1 miliar dan biaya pengembangan 3 miliar. Entri jurnal buat transaksi ini yaitu:
Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Tambang Batu Bara | 9 miliar | |
Kas | 9 miliar |
Kalau PT Bukit Manis beli peralatan buat nambang, harga perolehan alat itu nggak dimasukin ke aset sumber daya alam, tapi bakal didebit ke akun peralatan, bukan ke akun tambang batu bara.
Nilai Sisa Aset Sumber Daya Alam
Tanah yang dibeli PT Bukit Manis itu ada kandungan batu baranya. Kandungan itu makin lama makin abis seiring sama kegiatan nambang yang dilakuin perusahaan.
Sekarang, PT Bukit Manis pengen jual tanah itu seharga 1 miliar, tapi nggak ada satu pun yang mau beli di harga segitu kecuali tambangnya direhabilitasi dulu.
Proses rehabilitasi butuh biaya 200 juta, jadi itu bikin nilai sisa (salvage value) tanahnya jadi 800 juta.
Ngitung Rate Deplesi
PT Indo Tambang Mini beli tanah yang ada kandungan batu baranya seharga 3 miliar. Biaya eksplorasi sama pengembangannya masing-masing 1 miliar dan 2 miliar. Nilai sisa tanah itu 300 juta, tapi perlu dianggarin 50 juta buat rehabilitasi.
Kalau ahli geologi ngira-ngira tanah itu ada 10 ribu ton batu bara, maka rate deplesinya segini:
\( \frac{{(3 \, \text{miliar} + 1 \, \text{miliar} + 2 \, \text{miliar} - (300 \, \text{juta} - 50 \, \text{juta}))}}{{10.000 \, \text{ton}}} = 575 \, \text{ribu per ton} \)
Beban Deplesi di Laporan Keuangan
Di contoh PT Indo Tambang Mini tadi, kalau perusahaan itu nambang dan jual batu bara di tahun pertama sebanyak 3 ribu ton, maka beban deplesi di tahun itu jadi 3 ribu ton x 575 ribu = 1,725 miliar.
Entri jurnal buat hal itu yaitu:
Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Beban Deplesi | 1,725 miliar | |
Akumulasi Deplesi | 1,725 miliar |
Di neraca perusahaan, aset itu bakal ditampilin kayak gini:
Akun | Saldo |
---|---|
Tambang Batu Bara | 6 miliar |
Akumulasi Deplesi | -1,725 miliar |
Aset Bersih | 4.275 miliar |
Di laporan laba rugi, beban deplesi itu termasuk biaya produksi, jadi otomatis masuk juga ke harga pokok penjualan (HPP).
Yuk, Coba Hitung Sendiri Deplesi Aset SDA-mu!
Nah, setelah lihat contoh kasus dari PT Indo Tambang Mini tadi, mulai dari ngitung biaya perolehan, nilai sisa, rate deplesi, sampai nyatet beban deplesi dan tampilannya di laporan keuangan, sekarang giliranmu buat coba ngitung sendiri, Bos! Kayaknya udah gatel kan pengen utak-atik angkanya?
Pakai kalkulator mini di bawah ini, kamu bisa masukin angka-angka versimu sendiri buat aset sumber daya alam (misalnya tambang batu bara, hutan jati, atau sumur minyak). Nanti, kalkulator ini bakal bantu kamu ngitung rate deplesi per unit dan juga estimasi beban deplesi buat satu periode, lengkap sama contoh jurnalnya. Biar makin meresap ilmunya, langsung aja yuk dicoba! Pastikan angkanya bener ya, biar hasilnya juga akurat!
⛏️ Kalkulator Deplesi Aset SDA 🌳
Langkah 1: Hitung Rate Deplesi per Unit
Penutup
Akuntansi buat aset sumber daya alam (SDA) itu, dasarnya sih sama aja kayak akuntansi buat aset tetap lain. Cuma, aset SDA punya ciri khas sendiri yang bikin perlakuannya jadi beda.
Salah satu ciri khas aset SDA yang nggak dipunya aset tetap berwujud atau aset tetap tak berwujud itu, aset SDA diambil atau dieksploitasi pas perusahaan operasi dan cuma bisa diganti lewat proses alam.
Ini jelas beda sama aset tetap berwujud lain, kayak mesin pabrik atau kendaraan, yang bisa dirawat rutin atau di-overhaul biar umurnya lebih panjang dan masa pakainya nambah.
Ciri khas aset SDA itu bikin metode garis lurus jadi nggak cocok buat nentuin beban deplesi per periodenya. Buat aset yang nilainya berkurang gara-gara dieksploitasi, metode unit produksi itu yang paling pas dipakai.
Biar lebih ngerti lagi soal akuntansi SDA, apalagi soal standar yang berlaku di Indonesia, kamu bisa pelajarin PSAK 64 soal pertambangan SDA mineral atau PSAK 69 soal agrikultur.
Segitu dulu ya tulisan saya soal perlakuan aset sumber daya alam (SDA) di akuntansi.
Stay safe and stay healthy. Take care!