8 Prinsip Ben Graham dalam Berinvestasi Saham

Saya baru aja selesai baca salah satu buku paling bagus soal investasi saham, yang nulis Ben Graham, judulnya "The Intelligent Investor".
Pertama-tama, yang kepikiran sama saya itu teknik investasinya Ben Graham simpel banget dan nggak perlu ngitung ribet-ribet.
Beda sama teknik investasi modern yang lebih fokus ke rumus, model, sama cara-cara teknis, caranya Ben Graham itu lebih nekenin ke sikap pas investasi.
Beberapa teknik di ilmu keuangan modern itu misalnya Model Penentuan Harga Aset Modal (Capital Asset Pricing Model/CAPM), Model Harga Opsi Black-Scholes, sama Model Diskonto Arus Kas.
Walaupun caranya Ben Graham investasi nggak secanggih teknik modern itu, kamu nggak perlu ragu sama apa yang dia sampein.
Warren Buffett, salah satu investor saham paling sukses sepanjang masa, sering banget bilang kalau "The Intelligent Investor" itu buku investasi terbaik yang pernah dia baca.
Ini nih beberapa prinsip investasi yang saya pelajarin dari buku itu.
Bukan Hanya Saham: Filosofi Investasi Ben Graham
Beli saham itu sebenernya sama aja kayak beli bisnis. Ini konsep yang penting banget buat seorang investor saham.
Pas kamu beli saham, kamu itu sebenernya beli sebagian dari bisnis itu, bukan cuma selembar kertas saham doang. Kamu punya hak atas aset sama pendapatan perusahaan.
Sekarang ini, kita gampang banget beli saham lewat smartphone atau laptop, jadi sering lupa sama prinsip investasi yang dikenalin sama Ben Graham, pelopornya value investing.
Beberapa orang yang ngikutin paham pasar efisien cuma beli saham buat bangun portofolio tanpa riset dulu soal bisnisnya.
Trader harian itu beli saham berdasarkan pola grafik yang kelihatan di chart.
Nah, kalau investor saham yang fokus ke pertumbuhan (growth stock) itu beli saham berdasarkan pendapatnya dengan harga yang jauh di atas nilai aslinya.
Tapi, para pengikut prinsip investasinya Ben Graham, yang sering disebut investor fundamental, tetep beli bisnis sebagai dasar investasinya.
Prinsip Ben Graham: Menggali Lebih Dalam dari Sekadar Saham
Buat nilai sebuah bisnis, penting banget buat seseorang bener-bener ngerti bisnis itu.
Artinya, seorang investor harus ngerti ide di balik bisnisnya dan gimana manajemen ngejalanin ide itu lewat operasional bisnis.
Operasional bisnis itu ngasih nilai ke sebuah bisnis.
Maka, nilai inilah yang bakal nentuin harga yang wajar buat bisnis tersebut.
Pertanyaannya, gimana cara nilai sebuah bisnis kalau kegiatan operasional sama pihak yang terlibat itu banyak banget?
Nah, di sinilah akuntansi punya peran penting!
Ada orang yang kerja buat mastiin operasional pabrik atau tambang jalan lancar, ada yang ngurusin pelanggan, pemasok, saingan, sama banyak transaksi lainnya.
Akuntansi itu ngumpulin semua kegiatan perusahaan ini jadi angka-angka yang bisa dianalisis sama investor.
Tapi, laporan keuangan itu sering banget bisa "didandani" sana-sini, makanya penting buat investor bener-bener ngerti bisnisnya pas lagi nilai.
Harga vs Nilai: Pemikiran Ben Graham
Ada dua pendapat beda nih buat nentuin harga saham: pasar efisien sama investor fundamental.

Yang dukung pasar efisien, yang ngikutin konsep A Random Walk Down the Street, bilang kalau harga saham itu udah nunjukkin semua info yang ada, jadi harganya dianggap wajar. Tapi, buat investor fundamental, harga saham nggak selalu sejalan sama nilai intrinsiknya.
Menurut investor fundamental, harga saham itu hasil dari transaksi di pasar, sementara nilai aslinya itu ya nilai intrinsik yang nempel di saham itu. Mereka percaya kalau ada momen di mana harga saham bisa beda dari nilai intrinsik yang sebenernya.
Dari sudut pandang ini, investor fundamental nganalisis buat nentuin nilai intrinsik sebuah saham berdasarkan fundamental perusahaan, kayak pendapatan, pertumbuhan, sama aset yang dipunya. Mereka nyari saham yang harganya lebih rendah dari nilai intrinsiknya, jadi ngasih kesempatan buat dapet untung di masa depan.
Walaupun yang dukung pasar efisien bilang kalau harga saham udah nunjukkin semua info yang ada, investor fundamental tetep yakin adanya peluang buat dapet untung dari perbedaan antara harga pasar sama nilai intrinsik. Mereka nganggep kalau info sama cara analisis yang teliti bisa ngasih keunggulan pas investasi.
Membeli Terlalu Mahal? Belajar dari Ben Graham
Selama saya kuliah S1 sama S2, saya selalu diajarin kalau "beta" itu risiko utama pas investasi.
"Beta" itu maksudnya sejauh mana sebuah investasi gampang kena naik turunnya harga.
Model keuangan modern kayak CAPM itu ngandelin banget konsep beta buat nentuin tingkat balik modal yang diharapkan.
Tapi, pandangan investor fundamental soal risiko itu beda.
Buat investor fundamental, risiko utamanya itu bayar kemahalan buat sebuah saham, bukan pas nahan saham yang harganya anjlok parah.
Mereka lebih fokus ke faktor-faktor yang ngaruh ke nilai perusahaan, kayak risiko saingan, manajemen yang jelek, atau beban utang yang kegedean.
Soal harga yang naik turun, investor fundamental malah ngeliat harga turun itu sebagai peluang, bukan bencana.
Salah satu prinsip yang dipegang Ben Graham itu beli saham dengan harga lebih rendah dari nilai intrinsiknya, jadi ada "margin of safety" atau marjin keamanan.
Ben Graham: Memilah Fakta dari Spekulasi
Pas lagi investasi, pikiran kita sering kebawa sama bayangan-bayangan investasi di masa depan yang belum jelas.
Makanya, pas investasi, penting buat tetep pegang sama pengetahuan yang kita punya dan jangan dicampur sama opini atau spekulasi.
Ini penting banget biar kita nggak kejebak sama tindakan spekulatif dan impulsif.
Intinya, kalau kita tahu perusahaan nyatet penjualan 10 miliar di tahun 2020, itu beda sama perkiraan kalau tiga tahun lagi penjualannya bakal nyampe 30 miliar.
Mending fokus ke fakta yang ada, jangan spekulasi!
Dengan cara ini, kita bisa mikir jernih dan nanyain apa sih yang bikin penjualan naik tiga kali lipat dalam waktu singkat.
Apalagi, laporan keuangan juga ada unsur spekulasi sama pertimbangan khusus dari yang nyusun. Ini bikin beberapa laporan, kayak laporan laba rugi, punya keterbatasan.
Contohnya nih, pas jalanin prinsip hati-hati (konservatisme), akuntan bikin perkiraan rugi buat piutang yang nggak ketagih atau bikin perkiraan soal kewajiban kontinjensi, kayak beban garansi.
Tapi, ini sebenernya disukain sama investor fundamental karena nambahin tingkat hati-hatinya.
Pada akhirnya, analisis fundamental itu ngelibatin kemampuan buat milah apa yang kita tahu dan nerapinnya dengan bijak, sambil ngelawan godaan buat spekulasi.
Hati-hati: Saham Bertumbuh dalam Kacamata Ben Graham
Saham bertumbuh (growth stock) yang terkenal gara-gara dikenalin sama Peter Lynch itu banyak banget diincer sama pemain pasar saham, apalagi pas pasar lagi bullish.

Kata "pertumbuhan" itu bikin semangat para trader sama investor yang gampang kepengaruh buat bikin macem-macem prediksi, seringnya sih tanpa mikirin fakta yang ada.
Tapi, para investor fundamental sadar kalau pertumbuhan itu aspek yang paling spekulatif pas nilai sebuah investasi.
Saham bertumbuh punya harga yang jauh di atas nilai intrinsiknya, gara-gara potensi pertumbuhannya yang menarik.
Buat Ben Graham, sebagus apapun prospek pertumbuhan sebuah investasi, kalau harganya nggak ngasih margin of safety (marjin keamanan), investasi itu nggak layak dilakuin.
Analisis Tuntas: Ben Graham tentang Harga dan Nilai
Investor fundamental itu mereka yang nyoba "ngelawan" harga dengan bandingin sama nilai intrinsik sebuah investasi.
Jadi, kalau kamu mutusin mau jadi investor fundamental, jangan ngandelin valuasi yang pakai rasio laba terhadap harga (PER) dari masa lalu atau dari perusahaan sejenis buat ngitung harga wajar.
Tapi, bukan berarti PER nggak boleh dijadiin bahan pertimbangan sama sekali lho. Valuasi utamanya harus tetep dari fundamental perusahaan, kayak laba, tanpa ada unsur harga pasar.
Sebagai seorang analis fundamental, mending pakai info akuntansi yang nggak tergantung harga, kayak return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), sama faktor lain, buat dapet gambaran soal nilai intrinsik dan "nantang" harga yang ada.
Pemisahan Esensial: Ben Graham dan Analisis Nilai
Investasi fundamental itu dasarnya dari ide kalau meskipun harga saham bisa beda dari nilai fundamentalnya, akhirnya harga bakal balik lagi nunjukkin nilai fundamentalnya.
Pikiran ini tergantung sama keyakinan kalau nilai fundamental bakal kebongkar dan ngasih pemahaman ke pasar lewat info yang akurat.
Kalau akuntansi dilakuin tanpa spekulasi dan sesuai sama prinsip dan standar yang berlaku, info buat terjadinya koreksi itu bakal ada lewat laporan keuangan perusahaan.
Pendapatan yang kuat dalam jangka panjang bakal ngedorong harga saham, dan harga bakal nyesuain sama nilai fundamental pas info itu nyampe ke pasar.
Pada akhirnya, analisis fundamental nggak bisa lepas dari unsur spekulatif karena nyoba ngira-ngira kekuatan perusahaan buat ngasilin pendapatan dalam jangka panjang.
Tapi, perlu kamu tahu kalau "spekulasi" itu lebih fokus ke laporan keuangan di masa depan dengan nganalisis berdasarkan kinerja perusahaan di beberapa periode yang udah lewat.
Penutup
Di dunia investasi, ada beberapa prinsip yang diajarin Ben Graham yang masih pas banget dipakai. Salah satunya, kita harus ngerti kalau pas beli saham, kita itu sebenernya beli sebagian dari bisnis itu. Makanya, penting banget buat kita ngerti bisnis itu baik-baik sebelum mutusin buat investasi.
Investor fundamental, yang pakai pendekatan nilai intrinsik, percaya kalau harga saham akhirnya bakal ngikutin nilai asli dari bisnis itu. Mereka ngeliat laporan keuangan sebagai sumber info penting yang bisa bantu mereka nganalisis dan ngevaluasi bisnis secara keseluruhan.
Akuntansi itu perannya penting banget buat nilai bisnis. Lewat laporan keuangan, investor bisa dapet gambaran soal kinerja keuangan perusahaan plus ngerti posisi sama prospeknya. Dengan info ini, mereka bisa bikin keputusan investasi yang lebih pinter dan jelas dasarnya.
Investor fundamental lebih suka analisis yang dasarnya fakta sama nilai perusahaan, daripada kejebak spekulasi sama opini pasar. Mereka berusaha ngehindarin tindakan spekulatif yang mungkin ngabaiin nilai intrinsik saham yang sebenernya.
Risiko utama pas investasi itu bayar kemahalan buat saham. Ben Graham nekenin pentingnya margin of safety, yaitu beli saham dengan harga yang lebih rendah dari nilai intrinsiknya. Dengan cara ini, investor bisa ngelindungin diri dari rugi gede dan maksimalin potensi untungnya.
Kesimpulannya, penting buat misahin pengetahuan yang kita punya dari spekulasi dan fokus ke fakta yang ada. Dalam investasi saham, nilai fundamental perusahaan itu elemen kunci yang akhirnya bakal nentuin harga saham.
Segitu dulu ya tulisan saya soal beberapa prinsip Ben Graham dalam investasi saham.
Stay safe and stay healthy. Take care!