Pusing Bedain Investasi Trading & AFS? Kuis Ini Bantu Kamu Paham!

Setara kas, bareng sama akun kas, itu akun paling atas yang ada di neraca perusahaan, di bagian aset.
Soal kas, pasti kamu udah ngerti lah ya. Tapi, kamu tahu nggak sih apa itu setara kas (cash equivalent)?
Setara kas itu investasi jangka pendek, yang bisa diubah jadi duit tunai dengan cepet dan gampang lewat pasar uang, plus nilai investasinya itu sendiri nggak berubah banyak dalam waktu singkat.
Gampangnya, pas perusahaan lagi butuh banget duit tunai, setara kas yang jadi investasi bebas risiko ini bisa dijual cepet, tanpa nilainya berubah banyak.
Di tulisan ini, saya mau jelasin soal jenis-jenis instrumen yang biasanya dijadiin investasi jangka pendek, plus gimana cara nyajiinnya di laporan keuangan.
1. Investasi Jangka Pendek: Sekuritas Utang dan Ekuitas
Investasi jangka pendek surat berharga itu istilah buat ngegambarin macem-macem investasi yang mirip kas yang dipunya perusahaan.
Sebuah investasi bisa dibilang setara kas kalau investasi itu marketable alias bisa dijual-beli di pasar uang, kayak Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan deposito.
Tapi, nggak cuma di pasar uang aja, perusahaan bisa juga investasi di produk-produk pasar modal, kayak obligasi sama saham.
Investasi ini bisa digolongin jadi investasi jangka pendek atau investasi jangka panjang.
Sekuritas utang sama sekuritas ekuitas itu istilah yang biasa dipakai buat ngegambarin investasi di obligasi sama investasi di saham.
1.1. Investasi Jangka Pendek: Keuntungan dari Sekuritas Utang
Kalau sebuah perusahaan beli sekuritas utang kayak obligasi perusahaan, artinya perusahaan itu ngasih pinjaman ke perusahaan yang nerbitin obligasi dan bakal nerima bayaran bunga di periode-periode yang udah ditentuin, plus bayaran balik pokok pinjaman pas tanggal jatuh tempo obligasi.
Walaupun tanggal jatuh temponya bisa bertahun-tahun, tapi obligasi itu bisa dijual-beli di pasar sekunder.
Nilai obligasi itu sendiri bisa naik turun terus, tergantung suku bunga pasar yang dipengaruhi kondisi ekonomi sama pandangan investor.
Nah, ini dia kenapa investasi di obligasi bisa masuk kategori aset lancar yang setara kas, soalnya kalau dipegang buat investasi jangka pendek, perusahaan bisa jual pas lagi butuh duit.
Untungnya megang obligasi buat investasi jangka pendek dibanding duit kas itu, perusahaan bisa dapet kupon plus untung (gain) dari naiknya nilai obligasi di pasar, yang biasanya lebih tinggi dari bunga deposito atau produk pasar uang lainnya.
Biar lebih ngerti soal perubahan valuasi obligasi, kamu bisa baca tulisan saya soal cara menghitung harga wajar obligasi.
1.2. Investasi Jangka Pendek pada Sekuritas Ekuitas: Implikasi dan Potensi Return
Sekuritas ekuitas kayak saham itu nunjukkin kepemilikan di sebuah perusahaan.
Salah satu karakteristik instrumen saham itu, perusahaan atau investor yang investasi di saham nggak dijanjin duit atau bayaran dengan jumlah pasti.
Harga pasar saham, teorinya sih, harusnya makin tinggi kalau perusahaan yang nerbitin saham itu kinerjanya bagus.
Tapi, kenyataannya, kinerja perusahaan itu bukan satu-satunya yang bikin harga sahamnya naik atau turun.
Sama kayak investasi di sekuritas utang, perusahaan yang nanem duit kasnya yang lagi nganggur di instrumen saham bisa dapet untung dari naiknya nilai pasar saham plus bayaran dividen.
Beberapa saham perusahaan tbk itu salah satu surat berharga yang paling gampang dicairin dan cuma butuh beberapa hari buat jadi duit kas.
Jadi, mau perusahaan investasi di sekuritas utang atau sekuritas ekuitas, perusahaan itu bisa aja mutusin buat megang sahamnya bertahun-tahun, jual di hari yang sama pas beli, atau jual di waktu tertentu berdasarkan harga pasarnya.
2. Aset Lancar: Investasi Sekuritas Jangka Pendek
Kayak yang udah dijelasin tadi, investasi di sekuritas utang atau ekuitas bisa digolongin di neraca sebagai investasi jangka pendek (aset lancar setara kas) atau investasi jangka panjang, tergantung tujuan perusahaan investasi itu buat apa.
Kalau investasi perusahaan cuma buat manfaatin duit kas yang lagi idle, dengan harapan investasinya bisa ngasih hasil berupa bunga, dividen, atau naiknya harga pasar instrumen investasinya, nah, perusahaan bakal masukin investasi itu sebagai aset lancar.
Tapi, kalau investasi perusahaan tujuannya buat jaga hubungan sama perusahaan lain, misalnya pemasok atau bikin perusahaan patungan sama perusahaan lain, nah, perusahaan bakal masukin investasinya sebagai investasi jangka panjang.
Jadi, balik lagi ke awal ya, niat sama tujuan utama investasi perusahaan itu yang nentuin gimana investasinya digolongin di neraca.
Di laporan neraca, investasi surat berharga biasanya disajiin sebagai sekuritas trading, available for sale, atau held to maturity.
2.1. Investasi Sekuritas Trading: Perlakuan Neraca dan Laba Rugi
Sekuritas trading itu istilah investasi jangka pendek perusahaan, di mana portofolio investasinya, mau sekuritas utang atau sekuritas ekuitas, dikelola secara aktif buat ngasilin untung jangka pendek dari perubahan harga pasar, bunga, sama dividennya.
Investasi kayak gitu digolongin di neraca sebagai aset lancar, jadi sub-akun dari akun kas dan setara kas, yang bisa langsung dijual kalau perusahaan butuh duit kas.
Naik turunnya harga pasar, plus penerimaan bunga atau dividennya, dilaporin di laporan laba rugi.
Perlakuan sekuritas trading di neraca itu agak beda sama perlakuan aset lain yang ngikutin prinsip konservatif, di mana aset harus dilaporin di neraca senilai harga perolehannya atau disesuaiin di bawah harga perolehan kalau nilai pasarnya turun, tapi nggak disesuaiin di atas harga perolehan kalau harga pasarnya naik.
Buat sekuritas trading, awalnya disajiin sesuai nilai perolehan di neraca, tapi selanjutnya disesuaiin sama nilai pasar, bahkan pas harga pasarnya lebih tinggi dari harga perolehannya.
Anggap aja di akhir tahun, di neraca PT Jiwasmini ada investasi yang dibeli dengan harga 1 miliar, tapi nilai pasarnya sekarang 1,2 miliar. Kalau investasi itu dijual sekarang, PT Jiwasmini bakal ngelaporin untung penjualan investasi 200 juta. Tapi, PT Jiwasmini mutusin buat nahan investasi itu dan ngelaporinnya di neraca dengan nilai pasarnya sekarang, 1,2 miliar. Gimana caranya PT Jiwasmini ngelaporin kenaikan 200 juta itu? Di periode ini juga, PT Jiwasmini ngasilin 100 juta dari dividen dan bunga, plus rugi dari penjualan investasinya 20 juta.
NERACA | ||
Aset Lancar | ||
Investasi pada sekuritas trading | 1,200,000,000 | |
(1,2 M nilai pasar, 1 M nilai perolehan) | ||
LABA RUGI | ||
Pendapatan dan Beban Lainnya | ||
Dividen dan Bunga | 100,000,000 | |
Kerugian Penjualan Investasi | (20,000,000) | |
Laba belum terealisasi atas sekuritas trading | 200,000,000 |
Coba perhatiin deh!
Nilai sekuritas trading itu dilaporin di neraca sesuai harga pasarnya pas tanggal laporan.
Naiknya harga pasar investasi itu dilaporin perusahaan di laporan laba rugi bagian pendapatan dan beban lainnya sebagai laba belum terealisasi, soalnya investasinya belum dijual dan untungnya belum jadi duit.
Sebaliknya, kalau harga pasar investasinya turun, perusahaan bakal ngelaporin itu sebagai rugi belum terealisasi.
2.2. Sekuritas Available for Sale: Perlakuan Neraca dan Laba Rugi
Beberapa perusahaan investasi di surat berharga buat dapetin untung dari dividen sama bunga.
Tapi, kalau perusahaan lagi butuh banget duit, investasi ini bisa dijual buat dapetin kas cepet. Tapi kalau nggak butuh-butuh amat, perusahaan bisa aja megang investasi ini berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Investasi kayak gitu biasanya digolongin sebagai sekuritas available for sale, jadi kayak investasi yang ada di tengah-tengah antara jangka pendek sama jangka panjang.
Walaupun di tengah-tengah, pas disajiin, sekuritas available for sale masih masuk kategori aset lancar setara kas.
Sama kayak sekuritas trading, sekuritas available for sale dinilai di neraca sesuai harga pasarnya. Terus, untung atau rugi dari penjualan sekuritas, bunga, sama dividennya dilaporin di laporan laba rugi.
Tapi, beda sama sekuritas trading, untung atau rugi yang belum jadi duit di sekuritas available for sale itu dilaporin di neraca sebagai akumulasi pendapatan komprehensif lainnya di bagian ekuitas pemilik (neraca).
Biar gampang ngertinya, saya mau pakai contoh kasus PT Jiwasmini tadi, tapi kali ini investasinya nggak digolongin sebagai sekuritas trading, tapi sebagai sekuritas available for sale.
NERACA | ||
Aset Lancar | ||
Investasi pada sekuritas AFS | 1,200,000,000 | |
(1,2 M nilai pasar, 1 M nilai perolehan) | ||
Ekuitas Pemilik | ||
Akumulasi Pendapatan Komperhensif Lainnya | ||
Laba belum terealisasi atas sekuritas available for sale | 200,000,000 | |
LABA RUGI | ||
Pendapatan dan Beban Lainnya | ||
Dividen dan Bunga | 100,000,000 | |
Kerugian Penjualan Investasi | (20,000,000) |
Coba perhatiin deh!
Sama kayak sekuritas trading, sekuritas available for sale juga dilaporin di neraca senilai harga pasarnya pas tanggal laporan.
Tapi, bedanya itu naik atau turunnya nilai surat berharga itu dilaporin sebagai penambah atau pengurang nilai ekuitas pemilik, sebagai laba atau rugi yang belum jadi duit.
2.3. Investasi Jangka Pendek vs. Held to Maturity: Pengelolaan Obligasi di Neraca
Sebenernya, klasifikasi held to maturity itu bukan buat investasi jangka pendek perusahaan, soalnya klasifikasi ini dipakai buat instrumen surat berharga yang dipegang sampai jatuh tempo.
Tapi, saya mau singgung dikit ya di tulisan ini.
Jadi, kalau perusahaan atau investor nanem duitnya di instrumen obligasi, artinya, mau langsung atau nggak langsung, perusahaan itu ngasih pinjaman ke perusahaan yang nerbitin obligasi.
Investor bakal dapet kupon di periode yang udah ditentuin, bisa tiga bulan sekali, enam bulan sekali, atau malah setahun sekali. Terus, investor juga bakal dapet bayaran pokoknya balik di waktu yang udah dijanjin.
Harga obligasi itu naik turun terus, tergantung tingkat suku bunga pasar. Investor bisa megang obligasi itu sampai jatuh tempo atau jual ke investor lain pakai harga pasar.
Pas investasi di instrumen obligasi tujuannya sebagai sekuritas trading atau available for sale, nah, penerimaan bayaran kuponnya bakal dilaporin sebagai pendapatan di laporan laba rugi, sedangkan nilai investasi obligasi di neraca bakal ngikutin harga pasar, kayak yang udah dijelasin tadi.
Tapi, kalau perusahaan niatnya mau megang obligasi sampai tanggal jatuh temponya, nah, di neraca, investasi itu bakal digolongin sebagai investasi jangka panjang, bukan jadi sub-akun dari kas dan setara kas. Investasi ini digolongin sebagai held to maturity.
Nggak kayak sekuritas trading dan available for sale, nilai investasi held to maturity di neraca itu nggak disesuaiin sama nilai pasarnya dan ngikutin prinsip konservatif yang nyajiinnya berdasarkan nilai awal pas beli investasinya aja.
3. Uji Pemahaman: Investasimu Masuk Grup Mana Nih?
Gimana, Bos? Udah mulai kebayang kan bedanya antara sekuritas trading sama sekuritas available-for-sale (AFS), plus gimana cara nyatet untung-rugi yang belum jadi duitnya di laporan keuangan? Emang sih, detailnya lumayan bikin kening ngernyit di awal!
Biar ilmunya makin meresap dan nggak gampang nguap, gimana kalau kita coba asah pemahamanmu dengan kuis singkat di bawah ini? Ada beberapa skenario investasi nih yang sering kejadian di perusahaan. Coba kamu tebak, investasi itu paling pas masuknya ke klasifikasi mana dan gimana pengaruhnya ke laporan keuangan. Anggap aja ini latihan biar makin pede pas 'baca' neraca dan laporan laba rugi. Penasaran seberapa jago kamu? Yuk, langsung aja kita mulai kuisnya!
📊 Kuis Klasifikasi Investasi Jangka Pendek 📈
Ada skenario investasi nih buat kamu pecahin. Pilih jawaban yang paling tepat ya!
4. Penutup
Setara kas, atau cash equivalents, itu investasi jangka pendek yang bisa gampang diubah jadi duit tunai tanpa nilainya ilang banyak. Contoh setara kas itu instrumen pasar uang kayak sertifikat deposito, plus beberapa jenis sekuritas kayak obligasi sama saham.
Perusahaan bisa nggolongin investasinya di setara kas sebagai aset lancar (current assets) atau aset tetap (long-term assets), tergantung tujuan awal investasinya. Kalau investasi itu dipegang buat ngasilin untung jangka pendek, masuknya kategori aset lancar. Tapi, kalau investasi itu punya tujuan strategis jangka panjang, kayak jaga hubungan sama perusahaan lain atau bikin usaha patungan, nah itu digolongin sebagai investasi jangka panjang.
Di laporan keuangan, setara kas disajiin di neraca di bagian aset lancar (current assets). Lebih jauh lagi, setara kas bisa dikategoriin sebagai trading, available-for-sale, atau held-to-maturity. Penggolongan ini tergantung niat perusahaan sama sifat investasinya itu sendiri.
Sekuritas trading itu investasi yang dikelola aktif buat ngasilin untung jangka pendek lewat naik turunnya pasar, bunga, sama dividen. Efek ini dilaporin pakai nilai wajar (fair value) di neraca, dan untung ruginya diakuin di laporan laba rugi.
Sekuritas available-for-sale itu investasi yang dipegang bukan buat tujuan trading. Walaupun investasi ini bisa dijual kalau perusahaan butuh duit mendesak, tapi tujuan awalnya itu buat dipegang lebih lama. Sekuritas ini dilaporin pakai nilai wajar di neraca, dan untung atau rugi yang belum jadi duit dicatet sebagai bagian dari laba rugi komprehensif di ekuitas neraca.
Sekuritas held-to-maturity itu investasi yang dipegang sampai jatuh tempo, seringnya sih obligasi. Investasi ini digolongin sebagai investasi jangka panjang. Agio atau disagionya diamortisasi bareng sama pendapatan bunga. Bunga yang diterima sendiri diakuin sebagai pendapatan bunga di laporan laba rugi.
Penting buat perusahaan buat nggolongin dan ngungkapin setara kas dengan bener biar ngasih gambaran yang pas soal posisi keuangan sama likuiditasnya.
Segitu dulu ya tulisan saya soal investasi jangka pendek sebagai bagian dari setara kas. Di lain waktu, saya bakal jelasin soal investasi jangka panjang yang dipegang sampai jatuh tempo, baik buat sekuritas ekuitas maupun sekuritas utang.
Stay safe and stay healthy. Take care!