Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

3 Unsur untuk Memastikan Integritas Laporan Keuangan

Memastikan Integritas Laporan Keuangan

Untuk memastikan integritas laporan keuangan, maka, laporan perlu disajikan secara akurat, lengkap, dan jujur.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan perusahaan adalah membuat prosedur untuk setiap transaksi yang terjadi dan juga membentuk unit pengendalian internal untuk memastikan prosedur tersebut dipatuhi.

Selain itu, perusahaan juga perlu menggunakan jasa auditor independen dan mengandalkan ketelitian para pengguna laporan keuangan itu sendiri untuk memastikan laporan keuangan telah disajikan dengan seharusnya. 

Pengendalian Internal dan Prosedur

Perusahaan mengambil langkah-langkah secara internal untuk memastikan integritas penyajian laporan keuangannya.

Sebagian besar perusahaan memiliki komitmen untuk mengembangkan bisnisnya dengan jujur, sehingga karyawan yang tidak jujur dan tidak kompeten merupakan penghalang atas tujuannya tersebut.

Di sinilah pengendalian internal dan prosedur yang baik berperan untuk mempersulit pembuatan entri yang tidak akurat, tidak lengkap, dan tidak jujur.

Mengurangi Peluang fraud

Ketika suatu perusahaan mengalami pertumbuhan dan menjadi lebih besar, penting bagi manajemen untuk melakukan pemisahan tanggung jawab dalam berbagai kegiatan agar dapat mencegah terjadinya tindakan penipuan atau kecurangan yang merugikan perusahaan.

Misalnya, dengan menerapkan pengendalian internal yang baik terhadap kas perusahaan, manajemen dapat memastikan bahwa individu yang bertanggung jawab atas kas tidak memiliki wewenang untuk mencatat transaksi keuangan. Dengan kata lain, tidak seorang pun dalam organisasi memiliki kontrol penuh terhadap kas perusahaan, sehingga risiko penyalahgunaan atau manipulasi data keuangan dapat diminimalkan.

Kecurangan Laporan Keuangan

Selain pemisahan tanggung jawab, perusahaan juga perlu mempertimbangkan mengotomatisasi proses akuntansi. Dengan menggunakan sistem akuntansi otomatis, perusahaan dapat meningkatkan akurasi pencatatan keuangan secara signifikan. Proses manual yang rentan terhadap kesalahan atau kecerobohan dapat digantikan oleh sistem yang terprogram dengan baik, sehingga mengurangi risiko human error. Selain itu, otomatisasi juga dapat mengurangi biaya operasional, karena pekerjaan yang sebelumnya dilakukan secara manual dapat dilakukan dengan cepat dan efisien oleh sistem komputer.

Dengan mengadopsi otomatisasi proses akuntansi, perusahaan juga dapat mengurangi risiko terhadap manipulasi data. Sistem yang terotomatisasi memiliki kontrol dan aturan yang ketat, sehingga mengurangi celah bagi tindakan kecurangan. Informasi keuangan yang dicatat dalam sistem otomatis juga dapat disajikan secara akurat dan konsisten, sehingga memungkinkan manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat berdasarkan data yang terpercaya.

Dalam era digital yang terus berkembang, mengotomatisasi proses akuntansi menjadi semakin penting bagi perusahaan. Selain meningkatkan efisiensi dan akurasi, otomatisasi juga membantu perusahaan untuk tetap bersaing dalam dunia bisnis yang kompetitif. Oleh karena itu, manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan penggunaan teknologi dan sistem otomatisasi yang sesuai dengan kebutuhan dan skala operasional perusahaan.

Jika kamu tertarik mengimplementasikan software akuntansi, seperti Accurate atau Jurnal atau memerlukan bantuan untuk set up basis data dan menjurnal transaksi bisnis, silakan kunjungi halaman web layanan saya di Jasa Penyusunan Laporan Keuangan UMKM

Membuat Jejak Audit

Salah satu hal terpenting dalam menjaga integritas laporan keuangan perusahaan adalah melalui pengendalian internal yang efektif. Salah satu aspek penting dalam pengendalian internal adalah adanya dokumentasi yang lengkap dan akurat untuk tiap entri akuntansi yang dibuat.

Dalam dunia akuntansi, dokumen yang mencatat tiap langkah dalam proses pencatatan transaksi disebut jejak audit (audit trail). Jejak audit ini sangat penting karena memberikan bukti yang dapat digunakan oleh auditor independen untuk memeriksa, memverifikasi, dan melacak tiap entri akuntansi yang terjadi. Dengan kata lain, jejak audit membantu meningkatkan kemungkinan deteksi kesalahan, kekeliruan, atau kecurangan dalam penyajian informasi keuangan.

Dengan adanya jejak audit, unit pengendalian internal dalam perusahaan memiliki tanggung jawab untuk mencegah upaya pembuatan entri akuntansi yang tidak jujur atau tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Dokumentasi yang menyeluruh dan akurat menjadi alat penting dalam memastikan keberlanjutan proses akuntansi yang transparan dan dapat dipercaya.

Selain itu, jejak audit juga memfasilitasi pengawasan internal yang efektif, di mana manajemen dapat secara terus-menerus memantau dan mengevaluasi proses pencatatan transaksi. Dengan demikian, jejak audit menjadi landasan penting dalam membangun sistem pengendalian internal yang kuat dan mencegah terjadinya penyimpangan, manipulasi, atau pelanggaran yang merugikan perusahaan.

Auditor Independen

Auditor independen dapat membantu perusahaan mengurangi kemungkinan penyajian laporan keuangan yang tidak jujur dan menyesatkan.

Auditor independen bertugas untuk melakukan audit laporan keuangan dengan memastikan perusahaan telah melakukan entri atas semua transaksi yang relevan dan juga berdasarkan atas transaksi yang nyata atau tidak fiktif, serta sesuai dengan standar akuntansi keuangan (SAK).

Hal inilah yang pada akhirnya dapat membantu memastikan integritas laporan keuangan.

Auditor Independen

Verifikasi Entri

Dalam proses verifikasi entri jurnal, auditor menggunakan berbagai teknik untuk memastikan bahwa perusahaan mencatat entri jurnal secara lengkap dan akurat.

Salah satu metode yang digunakan adalah dengan membandingkan catatan akuntansi perusahaan dengan dokumen fisik transaksi, seperti faktur dan bukti pengiriman. Dengan membandingkan data di dalam catatan akuntansi dengan dokumen transaksi yang ada, auditor dapat memeriksa apakah semua transaksi yang terjadi telah tercatat dengan lengkap dan apakah data yang dicatat sesuai dengan dokumen fisik yang ada.

Selain itu, auditor juga dapat melakukan konfirmasi atas transaksi yang dilaporkan dengan menghubungi pihak terkait, seperti pelanggan atau pemasok. Auditor akan memilih sampel transaksi secara acak dan mengkonfirmasi kebenaran transaksi dengan pihak terkait. Misalnya, auditor dapat mengirimkan surat konfirmasi kepada pelanggan untuk memverifikasi apakah transaksi penjualan yang tercatat dalam catatan akuntansi benar-benar terjadi dan sesuai dengan jumlah yang dilaporkan.

Melalui teknik verifikasi ini, auditor dapat memperoleh bukti yang lebih kuat tentang kebenaran dan keakuratan pencatatan perusahaan. Auditor dapat menemukan adanya kesalahan atau penyimpangan, serta memastikan bahwa informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan adalah akurat dan dapat dipercaya.

Dengan melakukan proses verifikasi yang cermat, auditor dapat memberikan keyakinan kepada pihak pengguna laporan keuangan, seperti pemilik perusahaan, investor, atau pihak eksternal lainnya, bahwa laporan keuangan tersebut telah melewati pengujian yang obyektif dan terpercaya. Hal ini membantu membangun kepercayaan terkait informasi keuangan yang disajikan dan memastikan transparansi serta integritas dalam pelaporan keuangan perusahaan.

Verifikasi Prosedur Akuntansi

Dalam melakukan verifikasi prosedur akuntansi, auditor independen melakukan tinjauan terhadap prosedur dan asumsi yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya.

Tugas auditor adalah memastikan bahwa perusahaan telah mematuhi standar akuntansi keuangan yang berlaku. Caranya adalah dengan mengkaji apakah perusahaan telah mengikuti prosedur-prosedur yang telah ditetapkan dalam menyusun laporan keuangan, termasuk pengakuan, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi keuangan.

Selain itu, auditor juga harus memeriksa apakah perusahaan telah mengadopsi asumsi yang wajar dalam penyusunan laporan keuangannya. Misalnya, perusahaan mungkin menggunakan asumsi mengenai umur manfaat aset atau estimasi penurunan nilai aset. Auditor akan mengevaluasi apakah asumsi-asumsi ini didasarkan pada informasi yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Auditor independen juga bertugas mendeteksi kejadian di mana prosedur akuntansi tidak diterapkan secara konsisten. Ini berarti auditor akan memeriksa apakah perusahaan telah mengikuti prosedur yang sama dan konsisten dalam merekam transaksi yang serupa. Jika ada ketidakkonsistenan yang signifikan, auditor harus menentukan apakah hal tersebut dapat menyebabkan laporan keuangan yang menyesatkan atau tidak akurat.

Dengan melakukan verifikasi prosedur akuntansi secara cermat, auditor independen dapat memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan perusahaan telah disusun dengan benar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Ini penting untuk menjaga integritas dan keandalan informasi keuangan yang disajikan kepada pemilik perusahaan, investor, dan pihak eksternal lainnya.

Pengguna Laporan Keuangan

Pengguna laporan keuangan bertanggung jawab untuk menjaga integritas laporan keuangan dengan mereview laporan keuangan secara hati-hati.

Pengguna harus membaca pernyataan, catatan kaki, komentar manajemen, dan juga pengungkapan tambahan. Artinya, pengguna tidak bisa berasumsi bahwa laporan keuangan sudah 100% aman karena telah diaudit.

Selain itu, pengguna laporan keuangan juga perlu mengetahui penyusun laporan keuangan dan siapa yang mengaudit laporan keuangan tersebut.

Bila yang mengaudit laporan keuangan berasal dari kantor akuntan publik (KAP) big four, tentu hasil auditnya akan lebih meyakinkan, dibandingkan bila yang mengaudit adalah KAP menengah atau kecil, yang mungkin saja secara sumber daya manusia (SDM) maupun sumber daya keuangan di bawah the big four.

Dalam setiap kasus, pengguna laporan keuangan didorong untung mempertimbangkan bagaimana asumsi akuntansi dapat mempengaruhi penyajian laporan keuangan.

Pengguna Laporan Keuangan

Asumsi Akrual

Dalam menyusun laporan keuangan, perusahaan harus mematuhi Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PSAK) agar laporan keuangannya dapat dinyatakan akurat dan terpercaya. Namun, meskipun perusahaan mematuhi PSAK, masih ada potensi untuk melakukan manipulasi terhadap hasil keuangan.

Perusahaan wajib mengungkapkan banyak fakta dan informasi mengenai bagaimana mereka menyusun laporan keuangannya. Namun, perlu diingat bahwa laporan keuangan yang diaudit tidak menjamin bahwa laporan bebas dari kesalahan material. Auditor melakukan audit untuk memberikan keyakinan terkait kepatuhan perusahaan terhadap PSAK dan untuk mendeteksi kesalahan atau ketidaksesuaian yang signifikan, tetapi auditor tidak dapat menjamin bahwa semua kesalahan atau manipulasi dapat terdeteksi.

Salah satu area di mana manipulasi dapat terjadi adalah melalui asumsi akrual. Asumsi akrual memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan yang dapat memengaruhi waktu pengakuan pendapatan dan beban dalam laporan keuangan. Misalnya, perusahaan dapat memilih untuk menunda pengakuan pendapatan atau mengurangi besaran beban yang seharusnya tercatat pada periode tertentu untuk menciptakan kinerja keuangan yang lebih menguntungkan.

Manipulasi hasil keuangan seperti ini dapat memberikan gambaran yang salah mengenai kinerja dan posisi keuangan perusahaan. Hal ini dapat membuat laporan keuangan terlihat lebih baik daripada yang sebenarnya, dan berpotensi menyesatkan para pemangku kepentingan seperti pemilik perusahaan, investor, atau pihak eksternal lainnya.

Jika kamu ingin mengetahui lebih lanjut mengenai manipulasi keuangan dan dampaknya terhadap perusahaan, kamu dapat membaca artikel saya yang membahas kasus Sunbeam Corporation

Jdi, untuk mencegah manipulasi laporan keuangan, diperlukan pengawasan yang efektif, baik melalui penggunaan audit eksternal oleh auditor independen maupun melalui pengawasan internal yang kuat di dalam perusahaan. Pengawasan ini dapat membantu mendeteksi dan mencegah adanya praktik-praktik yang merugikan dalam penyusunan laporan keuangan.

Mempercepat Pendapatan

Perubahan metode akuntansi untuk mengakui pendapatan dapat memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan perusahaan. Terkadang, perusahaan memilih mengubah metode akuntansi dengan tujuan mempercepat pengakuan pendapatan, yang akan menyebabkan pendapatan yang lebih tinggi tercatat dalam waktu dekat, namun diikuti dengan pendapatan yang lebih rendah di masa mendatang.

Pada dasarnya, perusahaan memiliki fleksibilitas dalam memilih metode akuntansi yang memungkinkan untuk memperlihatkan kinerja keuangan yang baik. Ini adalah hal yang wajar dalam pengelolaan laporan keuangan perusahaan.

Namun, penting untuk mewaspadai jika perubahan metode akuntansi dilakukan dengan tujuan untuk menyembunyikan penurunan pendapatan yang sebenarnya. Tindakan ini bisa dilakukan dengan maksud untuk memberikan tampilan yang lebih baik terkait kinerja keuangan perusahaan dan menutupi adanya kemerosotan yang sebenarnya.

Bagi pengguna laporan keuangan, seperti investor atau pemilik perusahaan, penting untuk tetap waspada terhadap perubahan metode akuntansi yang terkait dengan pendapatan. Perhatikan apakah perubahan tersebut terjadi dengan alasan yang jelas dan transparan, ataukah ada indikasi adanya upaya untuk menyembunyikan keadaan yang sebenarnya.

Mempercepat Beban

Perubahan metode akuntansi dalam mengakui beban dapat memiliki konsekuensi penting terhadap laporan keuangan perusahaan. Terkadang, perusahaan memilih mengubah metode akuntansi dengan tujuan mempercepat pengakuan beban, yang akan menghasilkan laba yang lebih rendah dalam waktu dekat, namun diikuti dengan laba yang lebih tinggi di masa mendatang.

Dalam praktiknya, perusahaan dapat mengadopsi metode akuntansi baru pada waktu yang tepat, dengan tujuan menyiapkan pijakan untuk periode berikutnya. Dalam hal ini, perusahaan yang sedang mengalami kinerja laba yang buruk mungkin memiliki niatan tersendiri untuk membuat kinerjanya terlihat seburuk mungkin pada saat ini, agar dapat menunjukkan perbaikan yang signifikan di masa depan.

Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus, karena perubahan metode akuntansi yang dimaksudkan untuk "memburuk-burukkan" kinerja saat ini dan mengejar hasil yang lebih baik di masa depan, bisa menjadi praktik yang tidak etis. Dalam menginterpretasi laporan keuangan, penting untuk memperhatikan transparansi dan integritas informasi yang disajikan.

Bagi pengguna laporan keuangan, seperti investor atau pemegang saham, penting untuk mewaspadai perubahan metode akuntansi terkait dengan beban. Perhatikan apakah perubahan tersebut dilakukan dengan alasan yang jelas dan adil, ataukah ada indikasi adanya niatan untuk memanipulasi tampilan kinerja perusahaan.

Penangguhan Pendapatan

Salah satu praktik yang bisa dilakukan perusahaan dalam mengelola laporan keuangannya adalah dengan menunda pengakuan pendapatan. Hal ini serupa dengan perubahan metode akuntansi dalam mempercepat pengakuan beban.

Dalam kasus penangguhan pendapatan, perusahaan memilih untuk mengubah metode akuntansi dengan tujuan menunda pengakuan pendapatan. Akibatnya, laba yang dilaporkan akan lebih rendah dalam waktu dekat, namun laba yang lebih tinggi akan terlihat di masa mendatang.

Tujuan dari perubahan metode ini, mungkin saja, adalah agar perusahaan terlihat memiliki kinerja yang buruk pada saat ini, dengan harapan dapat menunjukkan hasil yang positif di masa depan. Motivasi ini bisa timbul karena perusahaan ingin menciptakan tampilan keuangan yang lebih menguntungkan di periode berikutnya.

Namun, perlu diperhatikan bahwa tindakan ini harus tetap dilihat dari sudut pandang etika. Pengguna laporan keuangan, seperti investor atau pemilik perusahaan, perlu waspada terhadap perubahan metode akuntansi terkait penangguhan pendapatan. Penting untuk memastikan bahwa perubahan ini dilakukan dengan alasan yang jelas dan transparan, serta sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Penangguhan beban

Dalam mengelola laporan keuangannya, perusahaan dapat melakukan perubahan metode akuntansi yang mengakibatkan penangguhan beban. Perubahan ini akan berdampak pada laba yang dilaporkan, di mana laba yang tercatat akan lebih tinggi dalam waktu dekat, namun akan diikuti dengan laba yang lebih rendah di masa mendatang.

Motivasi di balik perubahan metode akuntansi ini mungkin saja untuk menutupi kinerja perusahaan yang sedang memburuk. Dengan cara ini, perusahaan berupaya menciptakan tampilan keuangan yang lebih menguntungkan dalam periode yang akan datang.

Perlu diingat bahwa perusahaan memiliki beberapa fleksibilitas dalam memilih metode akuntansi yang dapat mencerminkan kinerja yang menguntungkan. Namun, jika perubahan ini dilakukan dengan tujuan untuk menutupi hasil yang kurang baik, maka pengguna laporan keuangan, seperti investor atau pemilik perusahaan, perlu berhati-hati.

Penutup

Integritas laporan keuangan dapat diupayakan oleh perusahaan bila tiga unsur yang telah dijelaskan pada tulisan ini dapat memenuhi peran dengan semestinya.

Ketika prosedur internal dirancang dengan baik, ketika laporan keuangan diaudit secara menyeluruh oleh auditor independen, dan ketika pengguna laporan keuangan meninjau laporan keuangan secara kritis, maka, peluang perusahaan atau oknum perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan yang tidak akurat, tidak lengkap, dan tidak jujur dapat berkurang dengan drastis.

Sekian tulisan saya mengenai tiga unsur yang diperlukan untuk memastikan integritas laporan keuangan. 

Stay safe and stay healthy. Take care!

Ardya

Get in touch with me for accounting and financial discussion, training, and services: